Dabbah: Makhluk Akhir Zaman yang Menjadi Tanda Penutupan Pintu Taubat

Dabbah (Binatang Bumi) merupakan salah satu tanda besar menjelang Hari Kiamat. Kisah ini didasarkan pada dalil-dalil Al-Quran, hadis Rasulullah SAW, dan penjelasan ulama tafsir. Kehadirannya adalah bukti kebenaran janji Allah dan menjadi tanda nyata bahawa akhir dunia semakin dekat.


Dalil Al-Quran Tentang Dabbah

Al-Quran menyebutkan kemunculan Dabbah dalam Surah An-Naml:
"Dan apabila perkataan (ketentuan) telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan untuk mereka seekor binatang dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami."
(Surah An-Naml: 82).

Dalam ayat ini, Allah menggambarkan kemunculan makhluk yang membawa pesan kepada manusia. Ini menunjukkan bahawa ketika Dabbah muncul, manusia telah berada dalam keadaan lalai dan tidak percaya kepada ayat-ayat Allah.


Hadis Tentang Dabbah

Rasulullah SAW menjelaskan Dabbah dalam beberapa hadis, termasuk peranannya di akhir zaman. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, disebutkan:
"Tiga perkara, apabila ia telah muncul, tidak akan bermanfaat iman seseorang yang sebelumnya tidak beriman, atau dia tidak berbuat kebaikan dalam keimanannya: terbitnya matahari dari barat, keluarnya Dabbah, dan munculnya Dajjal."
(HR Muslim).

Hadis ini menegaskan bahwa kemunculan Dabbah adalah salah satu tanda akhir zaman yang menunjukkan tertutupnya pintu taubat bagi manusia.


Sifat dan Bentuk Dabbah

Para ulama berbeda pendapat mengenai bentuk Dabbah. Tidak ada penjelasan pasti tentang bentuknya dalam Al-Quran dan hadis yang sahih, tetapi beberapa riwayat menyebutkan ciri-ciri berikut:

  1. Makhluk Berukuran Besar: Sebagian ulama menggambarkan Dabbah sebagai binatang besar yang menakjubkan.
  2. Mampu Berbicara: Dabbah diberi kemampuan untuk berbicara kepada manusia, menjelaskan kebenaran, dan memperingatkan mereka.
  3. Membawa Tanda: Dabbah membawa tongkat Nabi Musa AS dan cincin Nabi Sulaiman AS. Dengan tongkat, ia menandai orang beriman, dan dengan cincin, ia menandai orang kafir.
    • Orang beriman: Wajah mereka bersinar dengan tanda keimanan.
    • Orang kafir: Wajah mereka menjadi gelap sebagai tanda kekufuran.

Peristiwa Kemunculan Dabbah

Menurut beberapa riwayat, Dabbah akan muncul pada waktu-waktu akhir dunia, ketika manusia semakin jauh dari agama. Beberapa peristiwa penting yang menyertai kemunculannya adalah:

  1. Manusia Tidak Lagi Beriman: Dabbah akan muncul ketika manusia tidak lagi mengimani wahyu Allah dan ajaran Rasul-Nya.
  2. Tertutupnya Pintu Taubat: Kehadirannya menjadi tanda bahwa waktu untuk bertaubat telah habis, seperti dijelaskan dalam hadis Muslim.
  3. Tugas Mengingatkan dan Menandai: Dabbah akan memperingatkan manusia secara langsung, membedakan antara orang beriman dan kafir melalui tanda yang diberikan.

Lokasi Kemunculan Dabbah

Terdapat berbagai pandangan mengenai tempat munculnya Dabbah:

  1. Masjidil Haram: Sebagian ulama menyebutkan bahwa Dabbah akan muncul dari Masjidil Haram di Makkah, dekat Kaabah.
  2. Tanah Lain: Ada juga pendapat bahwa Dabbah akan keluar dari wilayah tertentu di bumi, tetapi tidak ada dalil yang jelas mengenai lokasi ini.

Makna dan Hikmah Kemunculan Dabbah

Kemunculan Dabbah membawa beberapa pelajaran penting bagi manusia:

  1. Tanda Kiamat yang Nyata: Dabbah adalah salah satu dari sepuluh tanda besar kiamat, yang menunjukkan bahwa dunia berada di penghujung hayatnya.
  2. Pemisahan yang Jelas: Dabbah akan memisahkan secara nyata antara orang beriman dan kafir, sehingga tidak ada lagi keraguan tentang kebenaran agama Allah.
  3. Peringatan Terakhir: Kehadiran Dabbah menjadi peringatan terakhir bagi manusia sebelum kehancuran besar dunia.

Kisah Peringatan dari Dabbah

Kemunculan Dabbah bukan hanya sebuah tanda, tetapi juga sebuah peringatan bagi manusia tentang pentingnya keimanan dan amal kebaikan sebelum terlambat. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba selama nyawanya belum sampai di kerongkongan."
(HR Tirmidzi).

Namun, setelah tanda besar seperti Dabbah muncul, taubat tidak lagi diterima, dan manusia akan merasakan akibat dari perbuatannya.


Penutup: Renungan Tentang Dabbah

Kisah Dabbah adalah pengingat besar tentang kebenaran ajaran Islam. Allah berfirman:
"Dan katakanlah: 'Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barang siapa yang ingin (beriman), hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir), biarlah ia kafir.'"
(Surah Al-Kahfi: 29).

Manusia diajak untuk memperkuat iman dan amal sebelum datangnya waktu yang tidak lagi bermanfaat. Semoga kita semua termasuk dalam golongan yang diberi hidayah dan dijauhkan dari tipu daya dunia yang menyesatkan. Amin.

Kisah Iblis: Dari Keangkuhan kepada Laknat Abadi

kisah iblis

Kisah Iblis dalam Al-Quran adalah salah satu cerita yang penuh pengajaran dan peringatan. Ia menggambarkan perjalanan sebuah makhluk dari ketaatan kepada Allah kepada keangkuhan yang akhirnya menjadikannya makhluk terkutuk hingga Hari Kiamat. Dalam kisah ini, kita dapat melihat bagaimana sifat sombong dan ingkar membawa kepada kehancuran abadi.


Iblis: Makhluk daripada Golongan Jin

Iblis, walaupun berada bersama malaikat di syurga, bukanlah malaikat. Dia berasal daripada golongan jin, yang diciptakan Allah daripada api. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran:
"Dan Dia menciptakan jin daripada nyala api." (Surah Ar-Rahman: 15).

Berbeza dengan malaikat, jin mempunyai kehendak bebas untuk taat atau ingkar kepada Allah. Pada mulanya, Iblis adalah makhluk yang taat, hingga dia diberikan ujian besar semasa penciptaan Nabi Adam AS.


Penciptaan Nabi Adam dan Perintah untuk Sujud

Allah menciptakan Nabi Adam AS daripada tanah liat, kemudian meniupkan roh ke dalamnya dan menjadikannya makhluk hidup. Penciptaan Adam disertai dengan keistimewaan yang Allah berikan, iaitu akal, ilmu, dan kedudukan sebagai khalifah di muka bumi. Allah berfirman:
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi.’" (Surah Al-Baqarah: 30).

Sebagai ujian dan penghormatan kepada ciptaan-Nya, Allah memerintahkan seluruh malaikat dan Iblis untuk bersujud kepada Adam. Sujud ini bukanlah bentuk penyembahan kepada Adam, tetapi simbol penghormatan kepada ciptaan Allah yang paling sempurna. Firman Allah:
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam,’ maka mereka pun sujud, kecuali Iblis. Ia enggan dan takabur, dan ia termasuk golongan yang kafir." (Surah Al-Baqarah: 34).


Keangkuhan Iblis: Aku Lebih Baik Daripada Dia

Ketika semua malaikat mematuhi perintah Allah tanpa persoalan, Iblis menolak. Dia merasa dirinya lebih baik daripada Adam kerana diciptakan daripada api, sedangkan Adam diciptakan daripada tanah. Iblis berkata:
"Aku lebih baik daripadanya. Engkau menciptakan aku daripada api, sedangkan dia Engkau ciptakan daripada tanah." (Surah Al-A'raf: 12).

Pandangan Iblis ini menunjukkan keangkuhan dan rasa sombongnya. Dia mengukur keutamaan berdasarkan asal penciptaan, tanpa memahami hikmah di sebalik perintah Allah.


Pengusiran dan Laknat kepada Iblis

Allah segera melaknat Iblis dan mengusirnya dari syurga kerana keangkuhan dan kedegilannya. Firman Allah:
"Keluarlah kamu dari syurga, kerana sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu hingga Hari Pembalasan." (Surah Sad: 77-78).

Namun, sebelum keluar dari syurga, Iblis memohon kepada Allah untuk diberikan penangguhan hingga Hari Kiamat. Dia tidak meminta ampunan, sebaliknya berikrar untuk menyesatkan manusia:
"Berilah aku penangguhan waktu, sehingga hari mereka dibangkitkan." (Surah Al-A'raf: 14).

Allah mengabulkan permintaan itu tetapi menegaskan bahawa tipu daya Iblis tidak akan berhasil ke atas hamba-hamba-Nya yang ikhlas:
"Sesungguhnya engkau tidak akan berkuasa atas hamba-hamba-Ku, kecuali orang-orang yang mengikutimu daripada mereka yang sesat." (Surah Al-Hijr: 42).


Janji Iblis untuk Menyesatkan Manusia

Setelah diusir, Iblis bersumpah akan menggoda manusia dari pelbagai arah:
"Aku akan mendatangi mereka dari hadapan mereka, dari belakang mereka, dari kanan mereka, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur." (Surah Al-A'raf: 17).

Iblis menggunakan pelbagai cara untuk menyesatkan manusia, termasuk:

  1. Bisikan Hati: Membuat manusia ragu terhadap Allah dan ajaran-Nya.
  2. Hawa Nafsu: Mendorong manusia mengikuti keinginan duniawi yang berlebihan.
  3. Tipu Daya Dunia: Mengalihkan perhatian manusia kepada kekayaan, pangkat, dan kesenangan sementara.

Namun, dia mengakui kelemahannya di hadapan orang-orang yang ikhlas dan teguh beriman.


Pelajaran dari Kisah Iblis

Kisah ini memberikan beberapa pengajaran penting untuk manusia:

  1. Bahaya Kesombongan: Sifat sombong adalah sifat yang membawa kepada kehancuran.
    "Janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, kerana sesungguhnya kamu tidak akan dapat menembus bumi dan kamu tidak akan mampu menjulang setinggi gunung." (Surah Al-Isra: 37).

  2. Pentingnya Ketaatan kepada Allah: Perintah Allah mesti dipatuhi tanpa persoalan, kerana Dia lebih mengetahui segala hikmah di sebalik perintah itu.

  3. Keikhlasan sebagai Perisai: Hanya dengan keikhlasan, manusia dapat mengalahkan tipu daya Iblis.
    "Dan mereka yang berjihad untuk mencari keredaan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami." (Surah Al-Ankabut: 69).

  4. Peranan Kehidupan Sebagai Ujian: Kehadiran Iblis adalah ujian untuk manusia agar mereka dapat membuktikan ketaatan kepada Allah.


Penutup: Perlawanan yang Berterusan

Iblis telah diberi masa hingga Hari Kiamat untuk menggoda manusia, tetapi Allah juga memberikan manusia kekuatan akal, iman, dan keikhlasan untuk melawannya. Kisah ini menjadi peringatan abadi kepada kita semua agar tidak terjerumus ke dalam perangkap kesombongan dan bisikan jahat.

Semoga kita sentiasa berada dalam lindungan Allah dan dijauhkan daripada tipu daya Iblis yang berjanji untuk menyesatkan manusia. Firman Allah:
"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu, maka jadikanlah dia sebagai musuh." (Surah Fatir: 6).

Amalan Terbaik yang Dicintai Allah: Jalan Menuju Redha-Nya

Amalan terbaik disisi Allah


Amalan terbaik di sisi Allah adalah amalan yang dilakukan dengan ikhlas, mengikuti ajaran Rasulullah SAW, dan memberi manfaat kepada diri sendiri serta orang lain. Berikut beberapa amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam:

1. Solat Tepat Waktu

Rasulullah SAW bersabda:

"Amalan yang paling dicintai Allah adalah solat pada waktunya."
(Hadis Riwayat Bukhari & Muslim)

2. Berbakti kepada Ibu Bapa

Berbuat baik kepada ibu bapa adalah salah satu kewajiban utama setiap Muslim:

"Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya."
(Surah Al-Ahqaf: 15)

3. Berzikir dan Membaca Al-Quran

Amalan mengingati Allah dengan zikir dan membaca Al-Quran membawa ketenangan jiwa:

"Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenteram."
(Surah Ar-Ra'd: 28)

4. Sedekah

Sedekah memberi manfaat besar, baik di dunia maupun akhirat:

"Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah."
(Hadis Riwayat Bukhari)

5. Menyebarkan Kebaikan dan Ilmu

Amalan menyebarkan kebaikan dan ilmu yang bermanfaat akan terus mengalir pahalanya meskipun kita telah meninggal dunia:

"Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, atau anak soleh yang mendoakannya."
(Hadis Riwayat Muslim)

6. Menjaga Silaturahim

Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya menjaga hubungan dengan saudara dan sahabat:

"Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturahim."
(Hadis Riwayat Bukhari)

7. Jihad di Jalan Allah

Berjuang dengan harta, jiwa, dan tenaga untuk menegakkan kebenaran adalah amalan yang tinggi nilainya:

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang Mukmin, jiwa dan harta mereka dengan (balasan) syurga."
(Surah At-Taubah: 111)

8. Menahan Marah dan Bersabar

Allah sangat mencintai orang yang sabar dan mampu menahan amarah:

"Dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain, Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan."
(Surah Ali Imran: 134)

Semoga kita semua dapat mengamalkan amalan-amalan ini dengan istiqamah dan penuh keikhlasan. 🌹

Isteri-Isteri Nabi Muhammad SAW: Pahlawan Wanita dalam Sejarah Islam

isteri nabi

Isteri-isteri Nabi Muhammad SAW memainkan peranan penting dalam sejarah Islam, bukan sahaja sebagai isteri kepada seorang rasul, tetapi juga sebagai individu yang menyumbang kepada dakwah dan pengembangan ajaran Islam. Setiap isteri Nabi Muhammad SAW mempunyai latar belakang yang unik dan kisah hidup mereka mencerminkan pengorbanan, keimanan, dan keberanian dalam menghadapi pelbagai cabaran. Mereka tidak hanya memberikan sokongan kepada Nabi dalam menjalankan tugasnya sebagai utusan Allah, tetapi juga turut terlibat dalam pelbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam.

Sebagai contoh, Siti Khadijah, isteri pertama Nabi Muhammad SAW, adalah seorang wanita yang amat dihormati dan mempunyai peranan besar dalam menyokong Nabi pada awal-awal penyampaian wahyu. Begitu juga dengan Aisyah, Hafsah, Zainab, dan lain-lain yang turut memberikan sumbangan melalui kepakaran mereka, serta keberanian mereka dalam menghadapi ujian yang datang bersama dengan perjuangan Islam.

Selain itu, setiap perkahwinan Nabi Muhammad SAW dengan isteri-isteri baginda juga mempunyai tujuan yang lebih besar dalam konteks sosial dan dakwah. Mereka menjadi contoh wanita-wanita yang menunjukkan kesetiaan, kekuatan iman, dan dedikasi kepada agama.

Cerita mengenai isteri-isteri Nabi Muhammad SAW adalah kisah yang penuh pengajaran dan inspirasi bagi umat Islam, menunjukkan bagaimana wanita dalam sejarah Islam memainkan peranan yang penting dalam menyebarkan dan memperkukuhkan ajaran agama yang suci ini.

Berikut adalah penjelasan mengenai isteri-isteri Nabi Muhammad SAW beserta dalil, surah, atau hadis yang relevan:

1. Siti Khadijah Binti Khuwaylid

  • Latar belakang: Siti Khadijah adalah isteri pertama Nabi Muhammad SAW. Beliau seorang janda yang telah dua kali menikah sebelumnya. Beliau sangat mendukung Nabi Muhammad SAW dalam dakwah Islam, dan adalah wanita pertama yang beriman kepada wahyu yang disampaikan oleh Nabi.
  • Perkahwinan: Nabi Muhammad SAW menikahi Khadijah ketika berusia 25 tahun, sedangkan Khadijah berusia 40 tahun. Mereka menjalani perkahwinan yang penuh kasih sayang dan saling menyokong.
  • Dalil Hadis:
    • Rasulullah SAW bersabda:
      "Khadijah adalah wanita terbaik di dunia." (HR. Bukhari)
    • "Saya diberi rezeki dengan cinta Khadijah." (HR. Bukhari)
  • Wafat: Khadijah meninggal pada tahun 621 M, tahun yang sama dengan peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW.

2. Sawda Binti Zam’a

  • Latar belakang: Sawda merupakan isteri kedua Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah seorang janda yang sebelumnya kehilangan suaminya dalam keadaan yang sukar. Nabi SAW menikahinya untuk memberi perlindungan dan membantunya menjalani hidup yang lebih baik.
  • Perkahwinan: Sawda berusia sekitar 65 tahun ketika menikah dengan Nabi Muhammad SAW.
  • Dalil: Tidak terdapat hadis khusus mengenai Sawda, namun perkahwinan Nabi Muhammad SAW dengan wanita-wanita yang terpaksa menjadi janda mencerminkan sifat Nabi yang penyayang dan penyelamat bagi umat Islam pada masa itu.

3. Aishah Binti Abu Bakar

  • Latar belakang: Aishah adalah isteri ketiga Nabi Muhammad SAW dan juga anak kepada sahabat dekat Nabi, Abu Bakar. Aishah terkenal dengan kecerdasannya dan menjadi salah satu perawi hadis yang paling banyak.
  • Perkahwinan: Nabi Muhammad SAW menikahinya ketika Aishah berusia sekitar 6 tahun, namun perkahwinan tersebut hanya dikonsummasikan ketika Aishah berusia 9 tahun.
  • Dalil Hadis:
    • Aishah berkata: "Saya tidak pernah merasa cemburu seperti ketika saya merasa cemburu terhadap Khadijah, padahal saya belum pernah melihatnya." (HR. Bukhari)
    • "Ambillah separuh dari agama kamu dari Aishah." (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Hafsah Binti Umar

  • Latar belakang: Hafsah adalah anak kepada Umar bin Khattab, khalifah kedua. Hafsah adalah seorang janda setelah suaminya meninggal dalam peperangan.
  • Perkahwinan: Nabi Muhammad SAW menikahinya setelah usaha oleh Umar bin Khattab yang awalnya menawarkan Hafsah untuk Uthman dan Abu Bakar, tetapi ditolak. Akhirnya, Nabi Muhammad SAW menikahi Hafsah.
  • Dalil Hadis: Tidak ada hadis tertentu yang menceritakan tentang perkahwinan Nabi dengan Hafsah secara khusus, tetapi beliau adalah salah satu dari "Ibu Orang-orang Beriman."

5. Zainab Binti Khuzayma

  • Latar belakang: Zainab adalah isteri Nabi yang dikenali sebagai "ibu orang-orang miskin" kerana sifat dermawan dan pengorbanannya. Beliau merupakan janda yang kehilangan suami dalam perang Uhud.
  • Perkahwinan: Nabi Muhammad SAW menikahinya untuk memberikan perlindungan kepada Zainab yang miskin dan memerlukan.
  • Wafat: Zainab meninggal hanya beberapa bulan selepas perkahwinan mereka.
  • Dalil Hadis: Tidak ada hadis tertentu yang menceritakan tentang perkahwinan Nabi dengan Zainab.

6. Salama Binti Umayya

  • Latar belakang: Salama juga merupakan janda yang kehilangan suaminya, yang meninggal dunia semasa perang. Nabi Muhammad SAW menikahinya dan merawat anak-anaknya.
  • Perkahwinan: Perkahwinan dengan Nabi Muhammad SAW berlaku setelah Salama kehilangan suaminya.
  • Dalil: Tidak ada hadis yang mengkhususkan perkahwinan ini, namun ia menggambarkan kasih sayang Nabi terhadap para janda.

7. Zainab Binti Jahsh

  • Latar belakang: Zainab adalah sepupu Nabi Muhammad SAW. Dia sebelumnya menikah dengan Zayd bin Harithah, yang merupakan anak angkat Nabi, tetapi perkahwinan mereka berakhir dengan perceraian.
  • Perkahwinan: Nabi Muhammad SAW mengahwininya setelah perceraian dengan Zayd, yang merupakan perintah Allah dalam surah Al-Ahzab.
  • Dalil Surah:
    • "Dan (ingatlah) ketika kamu berkata kepada orang yang telah Allah beri nikmat kepadanya dan kamu juga telah memberi nikmat kepadanya, ‘Tahanlah isterimu dan bertakwalah kepada Allah,’ sedangkan kamu menyembunyikan dalam hatimu apa yang Allah akan nyatakan dan kamu takut kepada manusia, padahal Allah lebih berhak kamu takuti." (QS. Al-Ahzab: 37)

8. Aljuwayriya Binti Harith

  • Latar belakang: Aljuwayriya adalah tawanan perang dari Bani Al-Mustalaq. Nabi Muhammad SAW menikahinya setelah ia memeluk Islam.
  • Perkahwinan: Setelah masuk Islam, Aljuwayriya memilih untuk menikah dengan Nabi Muhammad SAW, dan ini membawa kepada pembebasan seluruh tawanan dari kaumnya.
  • Dalil:
    • "Kemudian dia meminta untuk menebus dirinya dan Rasulullah memberi izin kepadanya." (HR. Bukhari)

9. Safiyya Binti Huyayy

  • Latar belakang: Safiyya adalah wanita dari suku Yahudi Bani Nadir. Selepas peperangan, dia menjadi tawanan perang.
  • Perkahwinan: Nabi Muhammad SAW menikahinya setelah beliau memeluk Islam.
  • Dalil Hadis:
    • "Sesungguhnya saya telah menikahinya, dan dia adalah seorang wanita yang baik." (HR. Bukhari)

10. Ummu Habiba Binti Abu Sufyan

  • Latar belakang: Ummu Habiba adalah anak Abu Sufyan, pemimpin Quraish yang pada awalnya menentang Islam.
  • Perkahwinan: Nabi Muhammad SAW menikahinya setelah suaminya meninggal di Ethiopia.
  • Dalil Hadis: Tidak ada hadis khusus yang menyebutkan perkahwinan ini, tetapi Ummu Habiba termasuk dalam kalangan "Ibu Orang Beriman."

11. Maymuna Binti Al-Harith

  • Latar belakang: Maymuna adalah wanita yang menikah dengan Nabi Muhammad SAW setelah masuk Islam.
  • Perkahwinan: Perkahwinan ini berlaku setelah Nabi Muhammad SAW membuka Makkah.
  • Dalil: Tidak ada hadis khusus yang menyebutkan perkahwinan ini, tetapi beliau adalah salah satu isteri Nabi yang turut terlibat dalam penyebaran Islam.

12. Maria al-Qibtiyya

  • Latar belakang: Maria adalah seorang wanita yang dihantar oleh Raja Mesir sebagai hadiah untuk Nabi Muhammad SAW.
  • Perkahwinan: Nabi Muhammad SAW menikahinya, dan Maria melahirkan seorang anak, Ibrahim, yang meninggal pada usia 18 bulan.
  • Dalil Hadis:
    • "Rasulullah SAW sangat menyayangi Ibrahim." (HR. Bukhari)

Semua perkahwinan ini menunjukkan pelbagai aspek kehidupan Nabi Muhammad SAW, baik dari segi kasih sayang, dakwah, perlindungan terhadap wanita, serta ajaran Islam yang menyentuh segala aspek kehidupan manusia.

Mengenal 12 Saf Manusia di Padang Masyar: Perhitungan Amal yang Adil

Berikut adalah penjelasan yang lebih terperinci mengenai cerita 12 saf yang berhubung dengan hari kiamat. Setiap saf menggambarkan nasib mereka yang melakukan perbuatan tertentu semasa di dunia dan akibat yang akan diterima di akhirat. Cerita ini boleh dilengkapi dengan penjelasan lebih lanjut mengenai perbuatan-perbuatan yang dijelaskan dalam setiap saf, serta dalil-dalil yang menguatkan peringatan ini.


Pada Suatu Hari, Muaz bin Jabal Bertanya Mengenai Hari Kiamat
Suatu hari, Muaz bin Jabal r.a. bertanya kepada Rasulullah SAW tentang keadaan umat manusia pada hari kiamat. Pertanyaan ini menyebabkan Rasulullah SAW terdiam dan menangis. Beliau mengingatkan betapa berat dan menakutkannya hari kiamat, di mana setiap amal perbuatan kita di dunia akan dihitung dan dibalas dengan adil.

Di Padang Masyar, Umat Islam Terbahagi kepada 12 Saf
Rasulullah SAW menjelaskan bahawa di Padang Masyar, tempat perhitungan amal, umat Islam akan dibahagikan kepada 12 saf berdasarkan amalan mereka semasa di dunia.

SAF PERTAMA

Keadaan: Manusia dibangkitkan tanpa kaki dan tangan.
Penyebab: Mereka yang suka menyakiti jiran-jirannya di dunia.
Akibat: Mereka akan dicampakkan ke dalam neraka.

Dalil: Dalam Surah Al-Ma'un, Allah berfirman:
"Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menindas anak yatim dan tidak memberi makan orang miskin." (Al-Ma'un, 1-3).
Mereka yang zalim terhadap jiran akan dihukum dengan keadaan yang sangat buruk.

SAF KEDUA

Keadaan: Manusia dibangkitkan dalam bentuk seperti babi.
Penyebab: Mereka yang lalai dalam solat dan mempermudahkan sembahyang, tidak menunaikan solat dengan benar.
Akibat: Mereka akan dicampakkan ke dalam api neraka.

Dalil: Firman Allah dalam Surah Al-Ma'un, ayat 45 & 47:
"Maka celakalah bagi orang-orang yang sembahyang, iaitu yang lalai dalam sembahyang."
Solat yang diabaikan dan tidak dilakukan dengan penuh khusyuk mendapat hukuman yang sangat berat.

SAF KETIGA

Keadaan: Manusia dibangkitkan dengan perut yang buncit, penuh dengan ular dan kalajengking.
Penyebab: Mereka yang tidak mengeluarkan zakat semasa di dunia.
Akibat: Mereka akan dihukum dengan siksaan api neraka.
Dalil: Dalam Surah Al-Baqarah, Allah berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah sebahagian daripada rezeki yang Kami berikan kepada kamu..." (Al-Baqarah, 267).
Zakat yang tidak dikeluarkan akan membawa balasan yang sangat berat di akhirat.

SAF KEEMPAT

Keadaan: Manusia dibangkitkan dengan mulut yang mengeluarkan darah.
Penyebab: Mereka yang berdusta dalam urusan jual beli dan menipu orang lain.
Akibat: Mereka akan dicampakkan ke dalam neraka.

Dalil: Firman Allah dalam Surah Al-Baqarah, ayat 188:
"Dan janganlah kamu makan harta sesama kamu dengan jalan yang batil..."
Dusta dalam urusan jual beli dan penipuan adalah perbuatan yang dibenci Allah.

SAF KELIMA

Keadaan: Manusia dibangkitkan dengan badan yang bengkak-bengkak dan berbau busuk.
Penyebab: Mereka yang menyembunyikan keburukan dan hanya menunjuk-nunjuk kebaikan kepada orang lain kerana takutkan manusia, sedangkan mereka tidak takutkan Allah.
Akibat: Mereka akan dicampakkan ke dalam api neraka.

Dalil: Dalam Surah Al-Baqarah, ayat 264:
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu batalkan sedekah-sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan..."
Mereka yang munafik dan hanya berpura-pura akan mendapat balasan yang setimpal.

SAF KEENAM

Keadaan: Manusia dibangkitkan dengan halkum yang terpotong.
Penyebab: Mereka yang berdusta dan bersumpah palsu.
Akibat: Mereka akan dicampakkan ke dalam neraka.

Dalil: Firman Allah dalam Surah An-Nur, ayat 7:
"Dan janganlah kamu mengucapkan sumpah palsu untuk mengelabui pendengaran orang lain..."
Sumpah palsu adalah satu perbuatan yang sangat diharamkan dalam Islam.

SAF KETUJUH

Keadaan: Manusia dibangkitkan dengan mulut yang mengeluarkan darah dan nanah.
Penyebab: Mereka yang menghalang orang lain daripada bersaksi terhadap kebenaran.
Akibat: Mereka akan dicampakkan ke dalam api neraka.

Dalil: Firman Allah dalam Surah Al-Ahzab, ayat 58:
"Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang beriman dan berimanah, bagi mereka adalah azab yang pedih."
Mereka yang menegah kebenaran akan dihukum dengan siksaan yang sangat berat.

SAF KELAPAN

Keadaan: Manusia dibangkitkan dengan keadaan kakinya berada di atas kepala dan kepala tunduk kerana malu akibat melakukan zina tanpa sempat bertaubat.
Penyebab: Mereka yang berzina dan tidak sempat bertaubat.
Akibat: Mereka akan dicampakkan ke dalam api neraka.

Dalil: Dalam Surah Al-Isra, ayat 32:
"Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan jalan yang buruk."
Zina adalah perbuatan yang haram dan sangat dibenci Allah.

SAF KESEMBILAN

Keadaan: Manusia dibangkitkan dengan wajah yang hitam, mata biru, dan perut yang penuh dengan api.
Penyebab: Mereka yang melakukan kemungkaran dan durhaka terhadap perintah Allah.
Akibat: Mereka akan dicampakkan ke dalam api neraka.

Dalil: Firman Allah dalam Surah Al-Araf, ayat 179:
"Dan sungguh Kami telah jadikan untuk banyak jin dan manusia neraka Jahanam yang sangat luas..."

SAF KESEPULUH

Keadaan: Manusia yang derhaka terhadap kedua ibu bapa, dibangkitkan dengan badan penuh kurap dan sopak.
Penyebab: Mereka yang tidak berbakti kepada ibu bapa mereka.
Akibat: Mereka akan dicampakkan ke dalam api neraka.

Dalil: Firman Allah dalam Surah Luqman, ayat 14:
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu bapanya..."

SAF KESEBELAS

Keadaan: Manusia yang ketagih arak dibangkitkan dengan hati dan mata yang buta, gigi seperti tanduk lembu jantan, bibir melabihi dada, dan lidah terjulur ke perut.
Penyebab: Mereka yang minum arak dan melalaikan kewajipan.
Akibat: Mereka akan dicampakkan ke dalam api neraka.

Dalil: Firman Allah dalam Surah Al-Ma'idah, ayat 90:
"Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya arak, judi, berkorban untuk berhala adalah kekejian..."

SAF KEDUABELAS

Keadaan: Manusia dibangkitkan dengan wajah berseri-seri seperti bulan purnama dan melintasi titian Siratul Mustaqim dengan cepat seperti kilat.
Penyebab: Mereka yang hidup dalam ketaatan kepada Allah, menjaga solat dan amalan yang baik.
Akibat: Mereka akan dimasukkan ke dalam syurga dan menerima keampunan Ilahi.

Dalil: Firman Allah dalam Surah At-Tawbah, ayat 111:
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang yang beriman jiwa dan harta mereka..."
Mereka yang taat dan beramal soleh akan dijanjikan syurga yang kekal.


Semoga kita semua tergolong dalam saf yang kedua belas, yang dimasukkan ke dalam syurga dan mendapat keampunan Ilahi. Amin.

Armageddon Menurut Al-Quran: Kejadian Dahsyat Menjelang Hari Kiamat

armageddon

Konsep Armageddon dalam tradisi Kristian dan Hari Kiamat dalam Islam mempunyai persamaan dalam pengertian peristiwa besar yang akan berlaku di akhir zaman, di mana alam semesta akan dihancurkan, dan manusia akan dihisab (dinilai) atas perbuatan mereka. Walaupun istilah "Armageddon" tidak terdapat dalam Al-Quran, konsep mengenai kehancuran dunia, kebangkitan semula, dan penghakiman Tuhan dijelaskan dengan jelas dalam beberapa ayat Al-Quran.

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang peristiwa-peristiwa besar ini mengikut ajaran Islam yang berkaitan dengan Hari Kiamat:

1. Kehancuran Alam Semesta

Hari Kiamat merujuk kepada masa depan apabila dunia ini akan dihancurkan oleh kuasa Tuhan, dan segala yang hidup akan mati. Beberapa tanda-tanda besar akan muncul sebelum hari tersebut.

  • Goncangan bumi: Dalam Surah Al-Zalzalah (99:1-8), disebutkan bahawa bumi akan menggoncang dengan sangat kuat. Semua perkara yang tersembunyi di dalam bumi akan keluar, dan setiap individu akan melihat hasil amalannya. Ini adalah satu lagi petunjuk dari kehancuran alam semesta yang berlaku menjelang Hari Kiamat.

  • Pemadaman cahaya matahari dan bulan: Dalam Surah Al-Qiyamah (75:6-9), disebutkan bahawa matahari dan bulan akan hilang cahayanya, dan ini akan menyebabkan kekacauan besar di seluruh alam semesta.

2. Tanda-Tanda Besar (Ashratu's-Sa'ah)

Sebelum dunia ini dihancurkan, terdapat beberapa tanda besar yang akan berlaku, antaranya adalah:

  • Kemunculan Dajjal (Antikristus): Dalam hadis-hadis sahih, Dajjal akan muncul sebagai pemimpin jahat yang cuba menyesatkan umat manusia sebelum munculnya Nabi Isa (Jesus). Dajjal akan menguasai banyak wilayah dan menyebabkan kerosakan besar.

  • Kembalinya Nabi Isa (a.s.): Dalam hadis, Nabi Isa akan turun kembali ke bumi untuk melawan Dajjal. Baginda akan membunuh Dajjal dan menegakkan keadilan di muka bumi.

  • Kemunculan Ya'juj dan Ma'juj: Ini merujuk kepada dua suku bangsa yang akan muncul selepas Dajjal dan menyebabkan kerosakan besar di dunia. Mereka adalah makhluk yang disebutkan dalam Surah Al-Kahf (18:94-98), yang akan memunculkan kekacauan sebelum dunia dihancurkan.

3. Penghakiman dan Kebangkitan Semula

  • Hari Penghakiman (Yaum al-Qiyamah): Pada Hari Kiamat, semua manusia yang telah mati akan dibangkitkan semula untuk dihisab (dinilai) berdasarkan amal perbuatan mereka semasa hidup di dunia. Setiap individu akan menerima balasan yang setimpal, sama ada di syurga atau neraka.

    Surah Al-Qiyamah (75:10-12) menggambarkan bagaimana manusia akan merasa cemas dan bimbang apabila dihidupkan semula untuk dihakimi.

  • Pembalasan Amal: Setiap perbuatan, baik atau buruk, akan dihitung. Dalam Surah Az-Zalzalah (99:7-8), disebutkan bahawa setiap individu akan mendapat balasan sesuai dengan apa yang mereka lakukan semasa hidup di dunia, tiada yang terlepas daripada pengiraan Allah.

  • Syurga dan Neraka: Berdasarkan amalan mereka, umat manusia akan dihantar ke syurga jika mereka beriman dan beramal soleh, atau ke neraka bagi mereka yang ingkar dan melakukan dosa tanpa bertaubat. Surah Al-Insan (76:12-22) menggambarkan kenikmatan syurga bagi orang yang bertakwa.

4. Gambaran Tentang Hari Kiamat dalam Al-Quran

  • Surah At-Takwir (81:1-14):

    "Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang jatuh berhamburan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan..."

    • Gambaran ini menunjukkan kehancuran alam semesta yang lengkap, menggambarkan hari kiamat yang penuh kekacauan.
  • Surah Al-Qari'ah (101:1-11):

    "Hari Kiamat adalah satu kejadian yang dahsyat, tiada siapa yang dapat lari daripadanya..."

    • Menggambarkan kedahsyatan Hari Kiamat, di mana manusia akan merasa sangat takut dan tidak dapat melarikan diri.
  • Surah Al-Infitar (82:1-5):

    "Apabila langit terbelah dan apabila bintang-bintang jatuh berguguran..."

    • Ayat ini menggambarkan peristiwa besar yang akan berlaku pada hari kiamat, apabila segala galanya di langit dan bumi akan hancur.

5. Kehidupan Setelah Kematian

Setelah hari kiamat, dunia baru akan dicipta oleh Allah, dan kehidupan akan diteruskan berdasarkan amalan manusia semasa hidup di dunia ini.


Kesimpulan:

Konsep Hari Kiamat dalam Islam, yang menggambarkan kehancuran dunia dan kehidupan selepas kematian, mempunyai persamaan dengan konsep Armageddon dalam tradisi lain, namun dengan tafsiran dan penerangan yang berbeza. Dalam ajaran Islam, hari kiamat adalah peristiwa yang sangat besar di mana umat manusia akan dihisab untuk mendapat balasan yang setimpal berdasarkan perbuatan mereka, dengan tiada siapa yang dapat melarikan diri dari penghakiman Allah.


Kredit Gambar: www.genmuslim.id

Iblis dan Godaannya: Mengungkap Kisah Awal Kesesatan Manusia

Iblis dan Godaannya
Kisah Iblis yang Menyesatkan Anak Adam

Kisah Iblis yang menyesatkan Anak Adam adalah salah satu cerita penting dalam Al-Quran yang menggambarkan kebanggaan, kesombongan, dan niat jahat Iblis terhadap umat manusia. Kisah ini mengajarkan kita tentang asal-usul kesesatan manusia, godaan Iblis, dan akibat buruk dari melanggar perintah Allah.

1. Penciptaan Adam dan Penolakan Iblis

Cerita bermula dengan penciptaan Nabi Adam (AS) sebagai makhluk pertama yang diciptakan oleh Allah. Allah memerintahkan seluruh malaikat dan jin untuk bersujud kepada Adam sebagai tanda penghormatan terhadap ciptaan-Nya. Semua malaikat tunduk, namun Iblis yang berasal dari golongan jin menolak untuk bersujud. Iblis merasa dirinya lebih baik daripada Adam, karena ia diciptakan dari api sementara Adam dari tanah.

Allah pun menegur Iblis atas kesombongan dan ketidaktaatannya:
"Apa yang menghalangimu untuk bersujud kepada apa yang telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku sendiri? Apakah kamu merasa lebih tinggi? Jika demikian, maka engkau termasuk golongan yang sombong." (Quran, Surah Sad 38:75).
Iblis tidak hanya menolak untuk bersujud, tetapi juga mengungkapkan rasa angkuhnya, berkata:
"Aku lebih baik darinya. Engkau menciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah." (Quran, Surah Al-Araf 7:12).
Akibat kesombongannya, Iblis dihukum dan diusir dari surga.

2. Iblis Menyatakan Perang terhadap Anak Adam

Setelah dikeluarkan dari surga, Iblis bersumpah untuk menyesatkan umat manusia. Ia berjanji akan menggoda dan mempengaruhi anak cucu Adam agar melawan perintah Allah. Iblis berkata:
"Karena Engkau telah menyesatkan aku, aku pasti akan menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus." (Quran, Surah Al-Araf 7:16).
Iblis berjanji untuk menggoda manusia sepanjang hidup mereka agar mereka jauh dari jalan yang benar dan terus menerus mengikuti hawa nafsu mereka.

3. Godaan Iblis terhadap Adam dan Hawa

Allah menempatkan Nabi Adam dan isterinya, Hawa (AS), di surga. Mereka hidup bahagia, namun Allah melarang mereka untuk mendekati atau memakan buah dari pohon tertentu di surga. Iblis yang telah bersumpah untuk menyesatkan Adam dan Hawa, memanfaatkan kelemahan mereka dengan menggoda mereka untuk makan dari pohon terlarang itu. Iblis berkata kepada mereka:
"Allah tidak melarang kalian berdua dari pohon ini, kecuali supaya kalian tidak menjadi malaikat atau hidup abadi." (Quran, Surah Al-Araf 7:20).
Iblis menipu mereka dengan memberikan janji-janji kosong tentang keabadian dan kesetaraan dengan malaikat, yang akhirnya membuat Adam dan Hawa terpedaya. Mereka memakan buah tersebut dan segera menyadari kesalahan mereka setelah melakukan pelanggaran tersebut.

4. Pengusiran dari Surga dan Penyesalan

Setelah memakan buah terlarang, Adam dan Hawa merasa malu dan menyesal. Mereka segera memohon ampun kepada Allah:
"Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberikan rahmat kepada kami, niscaya kami akan termasuk orang-orang yang rugi." (Quran, Surah Al-Araf 7:23).
Allah pun mengampuni mereka, tetapi sebagai akibat dari pelanggaran tersebut, mereka diusir dari surga dan diturunkan ke bumi. Iblis, yang terus-menerus membenci manusia, tetap berusaha menggoda dan menyesatkan mereka sepanjang hidup.

5. Iblis Berusaha Menyesatkan Umat Manusia

Setelah diturunkan ke bumi, Iblis terus berusaha untuk menyesatkan keturunan Adam dan Hawa. Ia berusaha menggoda manusia dengan berbagai cara, seperti merayu mereka untuk mengikuti hawa nafsu, kebencian, kesombongan, dan ketamakan. Iblis berjanji akan membuat mereka lalai dalam menjalankan perintah Allah. Namun, Allah memberikan petunjuk-Nya melalui wahyu dan Nabi-Nya agar manusia bisa memilih jalan yang benar.

6. Pesan dari Kisah Iblis

Kisah ini mengajarkan umat manusia beberapa hal penting:

  • Kesombongan adalah jalan menuju kebinasaan: Iblis dihukum karena kesombongannya, menolak untuk bersujud kepada makhluk ciptaan Allah yang lebih rendah darinya.
  • Jangan terpedaya oleh godaan dunia: Iblis menggunakan tipu daya dan janji kosong untuk menggoda Adam dan Hawa, dan ia terus berusaha menggoda umat manusia untuk melanggar perintah Allah.
  • Pentingnya taubat dan pengampunan: Meskipun Adam dan Hawa melakukan kesalahan, mereka menyesal dan memohon ampun kepada Allah, dan Allah mengampuni mereka. Allah adalah Maha Pengampun bagi hamba-Nya yang bertaubat.

Kisah ini juga menunjukkan bahwa Iblis tidak akan berhenti berusaha menyesatkan manusia, namun setiap individu memiliki kekuatan untuk memilih antara kebaikan dan keburukan dengan petunjuk yang diberikan Allah.

Kisah Nabi Uzair AS yang Ditidurkan Selama 100 Tahun

Kisah Nabi Uzair AS

Kisah Nabi Uzair AS yang Ditidurkan Selama 100 Tahun adalah kisah penuh hikmah yang menunjukkan kekuasaan Allah SWT dalam membangkitkan yang mati. Kisah ini terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 259 dan dihuraikan oleh ulama tafsir.


Kisah Lengkap Nabi Uzair AS

Nabi Uzair AS adalah seorang nabi Bani Israil yang terkenal dengan sifat solehnya serta ilmunya yang mendalam tentang Taurat. Pada suatu ketika, Bani Israil dilanda kehancuran besar akibat penjajahan yang dilakukan oleh tentera Babilon di bawah pemerintahan Raja Nebuchadnezzar (Bukhtanassar). Kota-kota mereka hancur, termasuk Baitulmaqdis, manakala ramai yang dibunuh atau ditawan.

Uzair Melihat Perkampungan yang Musnah

Dalam perjalanan melintasi sebuah kawasan, Nabi Uzair melihat sebuah perkampungan yang telah musnah akibat peperangan. Rumah-rumah runtuh, pohon-pohon kering, dan mayat-mayat manusia berserakan. Keadaan itu membuatkan beliau merenung sambil berkata:
"Bagaimana Allah akan menghidupkan kembali penduduk yang sudah mati ini?"

Bukanlah Nabi Uzair meragukan kekuasaan Allah, tetapi beliau ingin melihat dan memahami bagaimana proses kebangkitan itu berlaku.

Allah Menidurkan Nabi Uzair Selama 100 Tahun

Allah SWT kemudian menidurkan Nabi Uzair untuk memperlihatkan kekuasaan-Nya. Uzair tertidur di tempat tersebut bersama seekor keledai dan bekalan makanannya, iaitu sejenis buah tin dan jus anggur.

Selama 100 tahun, tubuh Nabi Uzair tetap utuh, makanan dan minumannya tidak rosak, tetapi keledainya mati dan tubuhnya menjadi tulang belulang.

Allah Membangunkan Uzair

Setelah 100 tahun berlalu, Allah membangunkan Nabi Uzair dan bertanya:
"Berapa lama kamu telah berada di sini?"

Nabi Uzair menjawab:
"Saya telah berada di sini selama sehari atau setengah hari."

Allah menjelaskan bahawa beliau telah berada di sana selama 100 tahun. Untuk menunjukkan kekuasaan-Nya, Allah menghidupkan semula keledai Nabi Uzair di hadapan matanya. Nabi Uzair menyaksikan bagaimana tulang-tulang keledai itu disusun, kemudian dibalut dengan daging dan dihidupkan kembali.

Allah berfirman:
"Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Maka lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum berubah, dan lihatlah kepada keledaimu (yang telah mati dan busuk), bagaimana Kami menyusunnya kembali." (Surah Al-Baqarah: 259)

Uzair Kembali ke Kaumnya

Setelah kejadian itu, Nabi Uzair kembali ke kampung halamannya. Namun, keadaan sudah berubah. Orang-orang yang mengenalinya telah tiada, kecuali seorang wanita tua yang dahulu masih muda ketika beliau hidup. Wanita itu pada awalnya meragui Nabi Uzair, tetapi setelah beliau membacakan Taurat dengan fasih, mereka yakin bahawa beliau adalah Nabi Uzair.

Penduduk kampung kagum dengan kisah ini. Nabi Uzair menjadi bukti kekuasaan Allah dan peringatan bahawa Allah mampu membangkitkan makhluk-Nya setelah mati.


Hikmah dari Kisah Nabi Uzair AS

  1. Keyakinan kepada Kebangkitan: Allah menunjukkan proses kebangkitan makhluk sebagai bukti nyata bahawa kehidupan setelah mati itu benar-benar berlaku.
  2. Kekuasaan Allah: Allah mampu menjaga Nabi Uzair selama 100 tahun tanpa tubuhnya rosak, makanan busuk, atau minumannya basi.
  3. Pentingnya Keimanan: Kisah ini menjadi pengajaran kepada mereka yang meragukan kekuasaan Allah, khususnya tentang kebangkitan di hari kiamat.
  4. Pelajaran tentang Masa: Nabi Uzair mengira hanya sehari berlalu, menunjukkan bahawa persepsi manusia terhadap masa sangat terbatas berbanding ilmu Allah.

Kisah Nabi Uzair adalah salah satu mukjizat yang meneguhkan keimanan umat Islam terhadap kekuasaan Allah SWT. Semoga kita dapat mengambil pengajaran dan meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran-Nya. 😊

Keindahan Bidadari Syurga: Hadiah Abadi bagi Penghuni Syurga

bidadari syurga

Bidadari syurga adalah makhluk istimewa yang diciptakan oleh Allah untuk menjadi ganjaran kepada umat manusia yang beriman dan beramal soleh. Dalam banyak ayat Al-Quran dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW, bidadari syurga digambarkan sebagai simbol kecantikan, kesucian, dan ketenangan yang abadi.

Ciri-ciri Bidadari Syurga

  1. Kecantikan yang Tak Tertandingi
    Bidadari syurga digambarkan memiliki kecantikan yang luar biasa, lebih indah daripada wanita manapun di dunia. Mereka memiliki wajah yang berseri-seri, kulit yang halus seperti mutiara, dan mata yang bercahaya, sesuai dengan penjelasan dalam Al-Quran dan hadis yang menyebutkan bahawa mereka "seperti mutiara yang tersembunyi" (Al-Qamar 56: 23-24) dan "tidak pernah disentuh oleh manusia atau jin" (Ar-Rahman 55:56).

  2. Kekal dan Abadi
    Salah satu ciri utama bidadari syurga adalah keabadian mereka. Mereka tidak akan menua, tidak akan mengalami sakit, dan tetap muda serta segar selamanya. Bidadari ini diciptakan khusus untuk penghuni syurga dan tidak akan mengalami perubahan sepanjang masa.

  3. Kesucian dan Kehormatan
    Mereka adalah makhluk yang suci dan tidak ada cacat cela pada mereka. Dalam banyak riwayat, bidadari syurga digambarkan sebagai makhluk yang bebas dari kekurangan dan kesalahan, yang mencerminkan kesempurnaan ciptaan Allah.

  4. Pakaian dan Perhiasan
    Bidadari syurga mengenakan pakaian dari sutera halus yang bersinar dan perhiasan yang sangat indah, termasuk gelang dan kalung yang memperlihatkan kemewahan syurga. Pakaian dan perhiasan ini bukan hanya menjadi penampilan luaran, tetapi juga simbol kemuliaan dan kebahagiaan.

  5. Diciptakan sebagai Hadiah
    Bidadari syurga diciptakan oleh Allah sebagai ganjaran dan teman hidup bagi orang-orang yang taat kepada-Nya. Ini dijelaskan dalam beberapa hadis yang menyatakan bahwa mereka adalah hasil dari amal kebaikan, kesabaran, dan ketakwaan seorang hamba di dunia.

  6. Penuh dengan Kasih Sayang
    Bidadari syurga tidak hanya cantik secara fizikal tetapi juga dipenuhi dengan kelembutan, kasih sayang, dan kebahagiaan yang tulus. Mereka sangat ramah dan penuh perhatian terhadap penghuni syurga, tanpa rasa cemburu atau kebencian.

Bidadari Syurga dalam Al-Quran dan Hadis

  • Dalam Surah Ar-Rahman (55:56), Allah berfirman, "Di dalamnya (syurga) ada bidadari-bidadari yang tidak pernah disentuh oleh manusia atau jin." Ini menunjukkan kesucian dan kesempurnaan bidadari syurga.
  • Dalam hadis-hadis sahih, bidadari syurga digambarkan sebagai wanita yang tidak hanya cantik, tetapi juga sangat lembut hati dan penuh kasih sayang terhadap penghuni syurga. Mereka menjadi hadiah dari Allah untuk orang-orang yang beriman dan beramal baik selama hidup di dunia.

Kesimpulan

Bidadari syurga adalah simbol rahmat dan ganjaran bagi umat yang taat kepada Allah. Kecantikan dan kesucian mereka, bersama dengan kedamaian yang mereka bawa, menjadi salah satu kenikmatan yang dijanjikan oleh Allah kepada penghuni syurga. Ciri-ciri mereka yang abadi, suci, dan penuh kasih sayang mencerminkan kemuliaan dan kebahagiaan yang hanya dapat ditemui di tempat yang penuh dengan rahmat dan keredhaan Allah.

Kredit Gambar: omiw.com.my


Harta yang Menghancurkan: Pelajaran dari Kisah Qarun

kisah Qarun

Berikut adalah perincian lengkap tentang Kisah Qarun dan Kesombongannya dalam Surah Al-Qasas (28:76-82):

1. Latar Belakang Qarun

  • Qarun adalah seorang lelaki yang berasal dari kaum Bani Israil, iaitu kaum yang dipimpin oleh Nabi Musa. Dia adalah salah seorang daripada kakak Nabi Musa atau mungkin kaumnya yang kaya raya.
  • Allah memberi Qarun kekayaan yang luar biasa, termasuk perbendaharaan yang sangat banyak dan harta benda yang tidak terhitung banyaknya. Kunci-kunci bagi gudang-gudang kekayaannya sahaja memerlukan sebuah kumpulan lelaki yang kuat untuk mengangkatnya (Al-Qasas: 76).

2. Kekayaan Qarun

  • Kekayaan Qarun digambarkan sangat melimpah ruah, sehingga harta dan perbendaharaannya mengagumkan setiap orang yang melihatnya. Qarun memiliki perbendaharaan emas, perak, dan permata serta berbagai benda berharga lainnya.
  • Qarun selalu berbangga dengan kekayaannya dan merasa bahwa dia berjaya kerana kecerdasannya dan keupayaannya sendiri. Dia berkata kepada kaumnya:
    "Sesungguhnya aku diberi harta kerana ilmu yang ada padaku." (Al-Qasas: 78).

3. Kesombongan Qarun

  • Kekayaan Qarun bukanlah hasil dari usaha yang berteraskan ketulusan atau keadilan, tetapi dia mengekalkan kesombongan dan menjadi takabbur terhadap kurniaan Allah.
  • Dia tidak mengendahkan nasihat daripada orang-orang yang beriman di kaumnya. Mereka memberitahu Qarun bahawa Allah yang memberi kekayaan dan sepatutnya dia bersyukur dan menggunakan kekayaannya untuk kebaikan bersama.
  • Tetapi Qarun tidak menerima nasihat tersebut, bahkan menolak dan menyatakan bahawa keberhasilannya adalah hasil kecerdasan dan usahanya sendiri. Dia merasa bahawa harta kekayaan adalah haknya dan miliknya semata-mata.

4. Peringatan kepada Qarun

  • Dalam ayat Al-Qasas: 77, kaumnya menasihatinya:
    "Dan carilah dengan harta yang telah Allah anugerahkan kepadamu, kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu di dunia. Berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."

    Namun, Qarun tetap tidak mendengarkan nasihat mereka, dan terus menunjukkan kesombongan dan keangkuhannya. Dia tidak peduli dengan nasihat yang datang dari kaumnya, dan malah memamerkan kekayaannya dengan bermegah-megah.

5. Kecemburuan dan Keinginan Rakyat

  • Sebagian dari kaumnya melihat kekayaan Qarun dan bercita-cita untuk memiliki seperti dia. Mereka berkata:
    "Betapa bahagianya kalau kita memiliki kekayaan seperti Qarun!"
  • Namun, nasihat bijaksana datang dari orang-orang yang lebih memahami: bahwa kekayaan Qarun itu akan membawa kejatuhan dan tidak akan dapat memberi kebahagiaan yang abadi.

6. Kehancuran Qarun

  • Akhirnya, sebagai balasan atas kesombongan dan keangkuhannya, Allah menimpakan hukuman terhadap Qarun.
  • Allah menenggelamkan Qarun bersama rumahnya ke dalam bumi sebagai hukuman. Ini adalah azab yang sangat mengerikan. Allah membuat tanah membuka dan menelan Qarun beserta segala kekayaannya (Al-Qasas: 81).
  • Pada saat itu, kaum Qarun yang sebelumnya tercengang dengan kekayaannya kini terkejut dan menyadari bahawa tidak ada kekayaan yang bisa menyelamatkan seseorang dari kehancuran jika Allah menghendakinya.

7. Reaksi Kaum Qarun

  • Setelah kejadian ini, orang-orang yang sebelumnya ingin meniru kesombongan Qarun menyedari betapa berbahayanya kesombongan dan betapa lemahnya manusia di hadapan kuasa Allah.
  • Mereka berkata:
    "Sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkan bagi siapa yang Dia kehendaki. Seandainya Allah tidak memberi petunjuk kepada kita, tentu kita juga akan tenggelam bersama Qarun." (Al-Qasas: 82).

Pengajaran Utama dari Kisah Qarun

  1. Kesombongan Menyebabkan Kehancuran: Qarun menjadi contoh bahwa kesombongan dan keangkuhan terhadap nikmat Allah membawa kepada kehancuran. Dia menyangka kekayaannya adalah hasil usahanya sendiri dan tidak ada yang mampu mengalahkannya.

  2. Keutamaan Bersyukur: Allah mengingatkan kita agar tidak melupakan bahagian kita di dunia untuk berbuat baik kepada sesama, dan menggunakan kekayaan untuk mencari kebahagiaan di akhirat.

  3. Keberkahan dalam Ketenangan: Walaupun Qarun memiliki banyak kekayaan, ia tidak membawa kebahagiaan sejati. Sementara orang yang bersyukur kepada Allah akan mendapatkan keberkahan, baik di dunia mahupun di akhirat.

  4. Kekayaan Bukan Segalanya: Kekayaan dan harta benda adalah amanah yang harus digunakan untuk kebaikan, dan bukan untuk menyombongkan diri atau merusak hubungan sosial dengan orang lain.

Kesimpulan

Kisah Qarun adalah peringatan besar bagi umat manusia agar selalu bersyukur dengan segala nikmat yang diberikan Allah dan untuk menggunakan kekayaan dengan cara yang baik. Kesombongan dapat menyebabkan kejatuhan, sementara rasa syukur dan kerendahan hati akan membawa kita kepada kebahagiaan yang hakiki.


Kredit Gambar: indonesiainside.id

Kisah Yakjuj dan Makjuj: Penghancur di Akhir Zaman



Kisah Yakjuj dan Makjuj: Penghancur di Akhir Zaman

Di sebuah zaman yang sudah lama berlalu, terdapat seorang raja yang adil dan berkuasa bernama Zulkarnain. Beliau adalah pemimpin yang bijaksana, diberkati oleh Allah dengan kekuatan untuk melindungi umat manusia. Perjalanannya membawa beliau ke pelbagai tempat, dari timur hingga ke barat, membantu mereka yang memerlukan dan menegakkan keadilan di muka bumi.

Suatu hari, Zulkarnain tiba di antara dua gunung yang besar. Di situ, beliau menemui satu kaum yang hidup dalam ketakutan. Mereka berkata kepada Zulkarnain:

"Wahai Zulkarnain, sesungguhnya Yakjuj dan Makjuj adalah kaum yang sangat ganas. Mereka datang dalam jumlah yang besar, menghancurkan tanaman kami, mengeringkan sungai kami, dan memakan segala hasil bumi. Bolehkah engkau membina tembok untuk melindungi kami daripada mereka?"

Zulkarnain, dengan sifatnya yang mulia, menerima permintaan itu. Beliau tidak meminta balasan melainkan sokongan tenaga daripada penduduk setempat. Dengan kebijaksanaannya, beliau membina sebuah tembok yang kukuh, menggunakan besi dan tembaga cair untuk memastikan tiada siapa yang mampu menembusinya. Setelah selesai, beliau berkata:

"Ini adalah rahmat daripada Tuhanku. Namun apabila janji Tuhanku tiba, Dia akan meruntuhkannya, dan Yakjuj serta Makjuj akan keluar menyebabkan kehancuran yang besar."

Tembok itu berdiri teguh, dan Yakjuj serta Makjuj terkurung di belakangnya. Mereka mencuba setiap hari untuk melubangi tembok tersebut, tetapi setiap malam usaha mereka kembali sia-sia. Begitulah keadaan mereka, menunggu masa yang telah ditetapkan oleh Allah.


Siapakah Yakjuj dan Makjuj?

Yakjuj dan Makjuj adalah manusia seperti kita, tetapi mereka terkenal dengan sifat ganas dan tamak. Mereka berasal dari keturunan Yafith bin Nuh, salah seorang anak Nabi Nuh AS. Dalam jumlah yang sangat besar, mereka seperti gelombang yang tidak mampu dihentikan.

  • Mereka merosakkan bumi tanpa belas kasihan.
  • Mereka minum air dari sungai dan tasik hingga kering.

Nama mereka berasal dari akar kata yang bermaksud "api menyala" atau "pergerakan cepat," menggambarkan betapa ganas dan pantasnya mereka menghancurkan apa sahaja di jalan mereka.


Keluarnya Yakjuj dan Makjuj di Akhir Zaman

Beribu tahun kemudian, di masa yang mendekati kiamat, tembok yang dibina oleh Zulkarnain akhirnya runtuh dengan izin Allah. Yakjuj dan Makjuj pun keluar, seperti gelombang air bah yang tidak mampu dihentikan. Mereka turun dari bukit-bukit dan menyebar ke seluruh bumi, merosakkan segala-galanya.

“Mereka akan meminum Tasik Galilee sehingga kering, dan mereka akan berkata, ‘Dahulu, di sini ada air.’”
(Riwayat Muslim)

Kaum manusia yang lain tidak mampu melawan mereka. Nabi Isa AS, yang telah kembali ke bumi ketika itu, memimpin orang-orang beriman untuk berdoa kepada Allah. Mereka berlindung di tempat-tempat tinggi, mengelak daripada serangan Yakjuj dan Makjuj yang tidak terbendung.

Allah kemudian mengabulkan doa mereka. Allah menghantar wabak berupa ulat kecil yang menyerang leher Yakjuj dan Makjuj, menyebabkan mereka mati serentak. Bangkai mereka memenuhi bumi, mencemarkan udara sehingga Allah mengutuskan burung besar untuk mengangkut jasad-jasad mereka ke tempat lain. Selepas itu, Allah menurunkan hujan lebat untuk mencuci bumi, menjadikannya bersih kembali.


Pengajaran dari Kisah Ini

Kisah Yakjuj dan Makjuj adalah peringatan bagi umat manusia tentang keagungan dan kekuasaan Allah.

  1. Rahmat Allah adalah Perlindungan: Tembok Zulkarnain melambangkan rahmat Allah yang melindungi kita dari kejahatan hingga waktu yang telah ditentukan.
  2. Akhir Zaman adalah Ujian Terbesar: Kemunculan Yakjuj dan Makjuj adalah salah satu tanda besar kiamat, mengingatkan kita untuk bersiap dengan iman dan takwa.
  3. Doa adalah Senjata Mukmin: Walaupun Yakjuj dan Makjuj tidak dapat dilawan dengan kekuatan fizikal, doa dan kebergantungan kepada Allah adalah cara untuk menghadapi ujian besar.

Penutup

Begitulah kisah Yakjuj dan Makjuj, penghancur di akhir zaman yang akhirnya dimusnahkan oleh kehendak Allah. Tembok yang dibina oleh Zulkarnain adalah simbol perlindungan ilahi, dan kemunculan mereka mengingatkan kita tentang hari kiamat yang pasti akan tiba. Semoga kita mengambil iktibar daripada kisah ini dan sentiasa bersedia dengan amal dan keimanan.

Translate

CLOSE