Bentuk Dan Ciri Dajjal Laknatullah

Bentuk Dan Ciri Dajjal Laknatullah

ciri dajjal
Gambar Hiasan

Pandangan Imam al-Qurtubi dalam al-Tazkirah. Antara lain katanya:

Dajjal adalah fitnah yang amat besar sehingga Rasulullah SAW sering membaca doa memohon perlindungan daripada Dajjal dalam setiap solatnya. Perkara ini berdasarkan pada hadis sahih: Daripada Aisyah Ummul Mukminin, bahawa Rasulullah SAW pada setiap solat (setelah tahiyat akhir) membaca:

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا، وَفِتْنَةِ الْمَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مَنَ الْمَاْثَمِ وَالْمَغْرَمِ

Maksudnya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung pada-Mu daripada azab kubur, aku berlindung pada-Mu daripada buruknya fitnah al-Masih al-Dajjal, daripada fitnah hidup dan mati. Ya Allah aku berlindung pada-Mu daripada dosa serta hutang yang sukar untuk dibayar.” Riwayat al-Bukhari.

Disunahkan membaca doa pada akhir solat sebelum memberi salam menurut hampir semua ulama dan bahkan ada ulama yang mewajibkan membacanya.

Secara terperinci, ciri-ciri Dajjal dapat dilihat dalam beberapa hadis berikut:

  • “Tertulis di antara dua matanya perkataan kafir yang dieja oleh Rasulullah SAW jaf, fa’, ra’ yang dapat dibaca oleh setiap mukmin yang pandai membaca mahupun oleh mukmin yang buta huruf. Menurut kami, perkara ini tidak akan tersembunyi (meragukan) lagi bagi sesiapa sahaja.”
  • “Ternyata dia seorang lelaki yang berbadan besar, merah, berambut kerinting, dan bermata sebelah.” Riwayat al-Bukhari daripada Ibnu Umar.
  • Dalam hadis riwayat Thabrani daripada Abdullah Ibnu Mughaffal dinyatakan, “Dajjal berkulit coklat dan dan berambut kerinting.”
  • “Sesungguhnya al-Masih al-Dajjal adalah seorang lelaki yang pendek, hujung telapak kakinya berdekatan, sedangkan tumitnya berjauhan, berambut kerinting, bermata sebalah dengan mata yang terhapus.” Riwayat Abu Daud daripada Ubadah bin Somit dan Ahmad.
  • “Sesungguhnya kepala Dajjal itu dari belakang kelihatan tebal dan berkelok-kelok.” Riwayat Ahmad daripada Hisyam bin ‘Amir.
  • “Pada matanya yang sebelah kanan, seakan-akan ia adalah satu biji anggur yang terapung.” Riwayat al-Bukhari daripada Ibn Umar.
  • “Bukanlah sesungguhnya dia itu bermata sebelah dan tertulis di antara kedua mata Dajjal itu perkataan kafir, yang dapat dibaca oleh setiap mukmin.” Riwayat Muttafaq ‘Alaih , daripada hadis Anas.
  • Tertulis di antara dua matanya huruf kaf, fa’, dan ra’. Riwayat al-Tirmizi daripada Anas.
  • “Dajjal itu adalah mata kirinya buta dan rambutnya kasar; dia mempunyai syurga dan neraka yang syurganya itu sebenarnya adalah neraka, sedangkan nerakanya sebenarnya adakah syurga. Riwayat Huzaifah.
  • “Sesungguhnya aku mengetahui sifat Dajjal itu; dia mempunyai dua buah sungai, yang satu mengandungi air putih sedangkan yang lain mengandungi nyalaan api. Jika seseorang yang melihat sungai yang mengandungi nyalaan api itu, maka hendaklah dia menutup matanya dan mendekati ke arahnya, maka dia akan dapat meminum air sejuk darinya. Ciri-ciri Dajjal itu adalah mata kanannya buta, kukunya kasar dan di antara kedua matanya tertulis perkataan “Kafir” yang dapat dibaca oleh semua orang mukmin yang melihatnya, baik yang boleh menulis membaca mahupun tidak. Riwayat Muslim.
  • Ibn Umar mengatakan bahawa suatu kali Rasulullah SAW menceritakan mengenai Dajjal kepada kami lalu baginda berkata, “Sesungguhnya Allah SWT matanya tidak buta sebelah; ketahuilah bahawa Dajjal itu buta mata kanannya.”
  • Ibn Umar juga mengatakan Rasulullah SAW bersabda: “Ketika aku tertidur di Kaabah, aku bermimpi melihat seorang yang amat gagah rupanya, lurus rambutnya serta berminyak, sedang tawaf mengelilingi Kaabah. Maka aku pun bertanya kepada orang, “Siapakah orang itu?” Mereka menjawab, “Dia adalah al-Masih bin Maryam (Nabi Isa AS).” Kemudian aku lihat lagi di belakangnya seorang yang amat buruk rupanya, buta mata kanannya dan kerinting rambutnya, juga sedang tawaf mengelilingi Kaabah. Maka aku pun bertanya kepada orang, “Siapakah orang itu?” Mereka menjawab, “Al-MAsih al-Dajjal (Dajjal).”
  • Rasulullah SAW bersabda, “Salah satu mata Dajjal seperti kaca berwarna hijau dan berlindunglah kamu daripada azab kubur.” Riwayat Ubai bin Ka’ab.
Wallahualam.

Sumber/Kredit: muftiwp.gov.my

Penaklukan Baitul Maqdis (Tanda Kiamat Semakin Hampir)

Penaklukan Baitul Maqdis (1 dari 6 Tanda Kiamat) 

Dari auf bin malik bahwasanya Rosulullah bersabda; “Hitunglah enam hal menjelang kiamat, yaitu: kematianku, kemudian penaklukan baitul maqdis, kemudian kematian massal seperti penyakit qu`as pada kambing, kemudian melimpahnya harta, hingga seseorang di beri seratus dinar, ia masih merasa tidak suka, Kemudian fitnah yang memasuki setiap rumah orang arab, kemudian perdamaian antara kamu dan bani ashfar [kafir] lalu mereka berhianat dan mendatangi kamu dengan 80 panji yang di setiap panjinya ada 12000 prajurit.” HR Bukhori

Apa Yang Kita Tahu Tentang Masjid Al-Aqsa?

El Quds atau Kota Baitul Maqdis terletak di Palestina di Syam, ia adalah merupakan Kiblat Umat Islam yang pertama dan tempat isra’ Nabi Muhammad, ia merupakan Masjid ketiga Umat Islam setelah Masjidil haram di Makkah dan Masjid An Nabawi di Madinah.

Kota ini dibangun 5000 tahun yang lalu oleh suku Kan’an yang mereka namakan dengan “Ursyalim”. Kerana itulah kata “Yerussalem” bukanlah berasal dari bahasa Ibrani tetapi berasal dari bahasa Kan’an.

Apa yang anda ketahui tentang Masjid al-Aqsa? Adakah kita perhatikan setiap kali disebut akan nama “Masjid Al Aqsha” maka media lokal (Arab) maupun media internasional, akan menampilkan gambar “Dome of the Rock.”


  • Perhatikan perbezaan atara Masjid Qubbah Al-Shakhra dan masjid Al-Aqsa
  • Perhatikan perbezaan antara Masjid Qubbah Al-Shakhra dan masjid Al-Aqsa

Maka banyak orang Muslim dan Non-Muslim, dengan maksud yang berbeza-beza telah membuat kesalahan dengan mencetak dan menyebarluaskan gambar itu. Umat Muslim mengirim kemana-mana, dirumah maupun di pejabat. Akhirnya anak-anak tertipu dan tidak dapat membezakan kebenaran dari dua masjid.

Perhatikanlah setiap saat disebut nama masjid Al-Aqsa selalu yang ditampilkan adalah masjid Qubah Al-Shakhra yang dibangun oleh Sayyidina Umar ra bukan masjid Al-Aqsa. Dan banyak diantara kita yang tidak tahu bagaimana bentuknya masjid Al-Aqsa. Hal ini kembali kepada maksud Yahudi untuk menghapus masjid Al-Aqsa dari ingatan muslimin.

Mereka sengaja atau tidak sengaja selalu menampilkan foto masjid Qubbah al-Shakhra dan mengenyampingkan masjid Al-Aqsa sehingga ia lebih benar dan dikenal dikalangan masyarakat muslim atau non muslim. Masjid Al-Aqsa adalah masjid yang Rasulallah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bermi’raj bersama sama Jibril ke langit, dan sebelum naik ke langit beliau solat bersama-sama para nabi dari nabi Adam as sampai nabi Isa as.

Allah telah memberi keberkahan kepada masjid Al-Aqsa dan tempat-tempat di sekelilingnya, sesuai dengan Firman Allah. “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.“

“Ini meyakinkan saya bahwa Israel ingin menghapuskan gambaran Masjid Al-Aqsa dari ingatan umat Islam supaya mereka dapat memusnahkannya dan membangun kuil mereka tanpa sepengetahuan masyarakat dunia. Jika terdapat pihak yang membangkang atau tidak percaya, maka Israel akan menunjuk

Sejarah Penaklukan Baitul Maqdis

Memang berbeda cara Islam menaklukkan negeri dengan non-Islam. Kebanyakan dan bahkan semua penakluk non-Islam menaklukkan negeri jajahan dengan cara yang tidak manusiawi. Segala sesuatu yang ada dalam negeri taklukkannya dirusak. Penduduknya dibinasakan, tidak peduli apakah itu wanita, orang tua dan anak-anak. Hal ini terjadi dimanapun dan di setiap pekan waktu sejarah.

Sedangkan Islam berbeda. Rasulullah mengajarkan kepada para shahabatnya untuk memelihara tawanan dengan baik. Bahkan makanan yang diberikan tawanan pun lebih baik daripada yang menawan. Rasulullah mengajarkan cara perang dan penklukkan suatu Negara dengan cara yang baik pula. Tidak diperbolehkan untuk membunuh orang tua, wanita dan anak-anak. Juga tidak diperbolehkan menghancurkan rumah-rumah ibadat di suatu negeri. Maka tidak heran, jika seperti itulah cara ummat Islam berperang, santun dan damai. Mungkin teman-teman sudah mengetahui, namun alangkah baiknya jika bersama kita ingat bagaimana Baitul Maqdis, kota suci di Palestina, ditaklukkan dibawah panglima Abu Ubaidah Ibnul Jarrah itu.

Ketika kaum Muslimin mengadakan pengepungan terhadap kota Baitul Maqdis selama 4 bulan, penduduk kota itu rela untuk mengadakan perdamaian dengan kaum Muslimin dan mereka bersedia mengadakan perdamaian dengan kaum Muslimin dan mereka bersedia menyerahkan kota suci itu dengan syarat kaum Muslimin harus mendatangkan Khalifah Umar bin Al-Khatab untuk menerima kota suci itu.

Penguasa Nasrani kota itu adalah bernama pendeta Kopernikus. Beliau mau menyerahkan kota suci itu dengan syarat Umar sendiri yang harus hadir untuk menerima penyerahannya. Untuk memenuhi kehendak rakyat Baitul Maqdis itu panglima yang ketika itu Abu Ubaidah Ibnul Jarrah menulis surat kepada Umar dan meminta kehadirannya untuk menerima penyerahan kota itu.

Permintaan itu diterima oleh Umar dengan senang hati. Kemudian beliau dengan ditemani seorang budaknya datang dengan mengendarai seekor unta bergantian dengan budaknya. Kehadiran Umar secara sederhana itu membuat takjub hati rakyat Baitul Maqdis. Mereka hampir tidak percaya ketika melihat pribadi Umar menuntun unta yang ditunggangi oleh budaknya memasuki kta suci itu.

Mereka kira bahwa dalam kebesaran Umar itu akan ditandai pula dengan kebesaran dalam pengawalannya dan sebagainya. Umar memasuki kota itu dengan penuh tawadhu kepada Allah yang telah membukakan kota suci itu kepada kaum Muslimin dengan secara damai. Beliau masuk kota suci itu dengan didampingi oleh pendeta Kopernikus. Dalam kesempatan itu beliau masuk Masjidil Aqsha dan bershalat di dalamnya. Setelah itu beliau mengadakan peninjauan ke berbagai daerah kota suci itu dan menyuruh kepada semua gubernurnya untuk berlaku baik terhadap penduduk kota suci itu karena mereka berhak untuk mendapatkan penghormatan lebih dari penduduk kota lainnya.

Dan dalam kesempatan itu pula beliau mengumumkan pemberian perlindungan dan keamanan bagi jiwa mereka, harta benda, maupun rumah peribadatan penduduk. Dan melarang kaum Muslimin utnuk mendirikan masjid diatas tempat peribadatan kaum Nasrani (dilarang merusak gereja untuk mendirikan diatasnya masjid Islam).* Lihat: Hadharatul Arab, hal 135 Dalam kitab Futuhul Buldan juga disebutkan kisah perjalanan Umar ke Baitul Maqdis, dimana Umar melewati desa Jabiah dekat kota Damaskus, beliau melihat sekelompok orang yang menderita sakit kusta.

Mereka dipencilkan oleh penduduk setempat di atas suatu bukit, karena mereka amat berbahaya sekali bagi kesehatan penduduk kota itu. Keadaan mereka amat sengsara sekali, sehingga hal ini menggerakkan hati Umar untuk mengumpulkan semua gubernurnya di kota Damaskus. Setelah mereka semuanya hadir di hadapan Umar bin Al Khatab, beliau berkata: “Demi Allah aku tak akan meninggalkan kota ini sebelum kamu sekalian mengirim kepada mereka makanan, dan mencatat nama mereka dalam catatan orang yang patut dibantu setiap bulannya. ** Kitab Futuhl Buldan, hal. 166.

Dalam hal ini perlu kita tanyakan dalam diri kita sendiri, apakah sebabnya pendeta Kopernikus ketika akan menyerahkan kota suci Baitul Maqdis mensyaratkan kehadiran Umar sendiri ke kota suci itu, padahal sepanjang sejarah untuk menyerahkan suatu kota cukup ditangani oleh Panglima perang yang dapat menaklukkan kota-kota itu. Disini tampak sekai kecerdikan pendeta Kopernikus yang agung itu. Dimana sebenarnya beliau sangat butuh sekali akan perlindungan bagi daerah kekuasaannya. Beliau telah mendengarkan keadilan dan ketoleransian Umar terhadap rakyat daerah-daerah yang telah ditaklukkan oleh kaum Muslimin.

Karena itu beliau menggunakan kecerdikannya untuk mengundang pribadi Umar sendiri untuk menangani penyerahan kota suci tersebut dengan harapan agar Umar sendiri yang menjamin keamanan dan perlindungan bagi kota suci itu. Harapan pendeta tersebut berhasil dan penduduk kota suci itu disamping diberikan perlindungan sebagaimana wajarnya, mereka juga diberikan keistimewaan-keistimewaan khusus, karena mereka termasuk penduduk kota suci.

Kota Baitul Maqdis telah ditaklukkan oleh kaum Muslimin pada masa ‘Umar bin Khaththab Al Faruq saat itu secara damai pada tahun 638 Masehi atau 18 Hijrah. Dan kemudian Baitul Maqdis pernah juga dikuasai secara berganti-gantian antara kaum muslimin dan Nasrani. Kaum Nasrani berhasil menduduki kembali Baitul Maqdis pada saat kaum Muslimin sedang lengah pada tahun 1098 Masehi atau 492 Hijrah.

Kemudian pada tahun 1188 Masehi, Baitul Maqdis kembali ditaklukkan oleh panglima Islam Shalahuddin Al Ayyubi. Yang Kemudian dikuasai lagi oleh kaum nasrani dari Raja Al Kamil pada tahun 1228 Masehi. Lalu kaum Muslimin kembali menguasainya lagi pada tahun 1239 Masehi oleh An Nashir Al Ayyubi. Kemudian sekali lagi Baitul Maqdis kembali dikuasai oleh kaum nasrani pada tahun 1243 Masehi berlalu waktu satu tahun. Dan yang terakhir sekali adalah ia dikuasai oleh kaum Zionis setelah penyerbuan 1967 Masehi.

Penaklukan Baitul Maqdis Belum terjadi, dan akan terjadi menjelang kemunculan al mahdi, dan yang menaklukkanya adalah kaum kafirin

Menurut Sejarah diatas, pada umumnya menganggap bahwa Penaklukan tersebut itu sudah terjadi. Hal itu didasarkan pada sejarah bahwa palestina sudah di taklukan umat islam pada masa umar bin khattab, namun begitu mudahnya kesimpulan itu keluar. Perlu di ketahui bahwa Palestina pernah di taklukan beberapa kali, baik oleh umat islam atau kaum kafir. Lalu penaklukan yang mana yang di maksudkan oleh Rosulullah, padahal Rosulullah hanya menyebutkan satu penaklukan.
Pada gilirannya penaklukan Baitul Maqdis yang terakhir adalah dilaksanakan oleh Imam Mahdi yang mana zaman kemunculannya sudah mulai terlihat tanda-tandanya dan sudah membayang kehadirannya.

Jika kita perhatikan perkataan Rosulullah, yang mana beliau menghitung enam hal, maka disini, sepertinya kita di suruh benar-benar memperhatikan apa yang Rosulullah katakan. Dan ini sepertinya sesuatu yang penting, dan seharusnya kita memperhatikanya. Insya Allah ini tidak terlalu sulit untuk di pahami.Pada dasarnya, semua isi hadis menunjukan sesuatu yang sifatnya keburukan untuk kita [umat islam]. Kewafatan beliau sudah pasti keburuk bagi umat islam, karena setelah beliau tiada maka, sudah tidak ada lagi tempat untuk bertanya, menyelesaikan perselisihan dan lain sebagainya.Peristiwa penghianatan ashfar nanti, sudah pasti keburukan untuk umat islam. Fitnah yang memasuki setiap rumah orang arab, sudah jelas berisi keburukan. Melimpahnya harta, yang seseorang di beri seratus dinar ternyata masih kurang puas, ini pun mengandung keburukan. Kematian masal yang di ibaratkan seperti menimpa hewan ternak juga keburukan untuk umat islam. Maka penaklukan Palestina-pun, jika dilihat dari semua ísi hadis yang lain yang mengandung keburukan untuk umat islam, maka konteksnya sudah jelas, yaitu sifatnya keburukan untuk umat islam. sebenarnya apa yang saya pahami tidak terlalu sulit untuk di pahami oleh orang lain, andai saja mereka tidak tergesa gesa dalam mengambil keputusan.

Jika mereka mudah untuk memahami penaklukan roma dan konstantinopel yang melakukan adalah umat islam, maka seharusnya mereka pun bisa memahami apa yang dipahami. Soal penaklukan dua kota kafir tersebut indikasinya sangat jelas bahwa yang akan menaklukanya adalah islam. Begitu pula penaklukan Palestina, hanya saja yang melakukannya adalah sebaliknya, yaitu orang kafir. Dan kejadian tersebut belum terjadi, dan akan terjadi menjelang kemunculan atau kedatangan al mahdi.

Sedangkan kenapa Penaklukan Palestina terjadi pada saat menjelang kemunculan Al-mahdi, itu karena pada awal hadis di katakan `hitunglah enam hal menjelang kiamat`. Dan penghianatan ashfar/rum terjadi pada saat imam mahdi telah berkuasa. Dan kewafatan beliau terjadi menjelang kiamat, walaupun rentang masanya jauh, tetapi dekat dalam arti tidak ada nabi setelahnya, karena beliau nabi akhir zaman.

Wallahu alam

Sumber: FB Akhir Zaman

Malam Lailatul Qadar, Tanda dan Kelebihannya

Malam Lailatul Qadar, Tanda dan Kelebihannya


Lailatul Qadar memilki Keutamaan yang sangat besar, kerana malam ini menyaksikan turunnya Al-Qur’an Al-Karim, malam ini juga memilki keutamaan lebih baik dari seribu bulan. Orang-orang yang beriman berharap akan mendapatkan Lailatul Qadar, sehingga orang-orang beriman berlumba-lumba untuk bangun di malam harinya dengan penuh iman dan mengharap pahala dari Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam Al-Qur’an:

“Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an pada malam Lailatul Qadar, tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu ? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turunlah melaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Allah Tuhan mereka (untuk membawa) segala usrusan, selamatlah malam itu hingga terbit fajar.” (QS. Al-Qadar : 1-5) 

Dalam Lailatul Qadar sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal, sekurang-kurangnya adalah berjemaah shalat Isyak dan Subuh. Dalam satu hadis Rasulullah Saw bersabda: 

“Barangsiapa solat maghrib dan Isyak secara berjamaah sehingga habis bulan Ramadhan maka sungguh ia telah mendapat bahagian yang banyak dari lailatul qadar.” (HR. Imam Baihaqy) 

Bagi kalangan yang tidak mampu untuk beribadah sepanjang malam hendaknya memperbanyak membaca zikir dan ayat al-quran yang mengandung nilai lebih seperti ayat kursi, akhir surat al-Baqarah, surat al-Zalzalah, al-Kafirun, surat al-Ikhlash, surat Yasin karena semua ayat-tersebut memiliki fadhilah yang besar sebagaimana tersebut dalam beberapa hadis. 

Selain itu juga dianjurkan memperbanyak membaca istighfar, tasbih, tahmid, tahlil, selawat kepada Nabi SAW, dan berdoa untuk diri sendiri dan orang-orang yang kita sayangi baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal. (Hasyiah Shawy `ala Jalalain jilid 4 hal 455) 

Disebutkan sebagian ulama : “Barang siapa solat pada malam lailatul qadar solat sunat empat rakaat, setelah fatihah membaca surat at-Takatsur dan surat al-ikhlas 3 kali maka akan dimudahkan baginya sakaratul maut, dan dihilangkan kan azab kubur dan diberikan empat tiang dari nur yang masing-masing diatasnya ada seribu malaikat.” ( Syeikh Daud al-Fathany, Jam`ul Fawaid hal 114) 

Selain memperbanyak amal-amalan tadi, Rasulullah Saw juga menganjurkan berdoa sebagaimana sabdanya dalam satu hadits Rasulullah ditanyakan oleh Siti Aisyah: 

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau bertanya kepada Nabi SAW: 

“Wahai Rasulullah, jika aku menjumpai satu malam merupakan lailatul qadar, apa yang harus aku ucapkan di malam itu? Beliau menjawab: Ucapkanlah: ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ‘ANNII (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Pemaaf dan Pemurah maka maafkanlah diriku).” (HR. Ahmad, At-Turmudzi, Ibn Majah dan An-Nasai)

Tanda-tanda malam Lailatul Qadar yang menakjubkan.


1. Suasana Sejuk di Malam Lailatul Qadar. 

Saat malam Lailatul Qadar, udara terasa sejuk. Tidak panas dan tidak dingin. Suasananya sangat nyaman. Di malam itu tidak ada hawa yang panas maupun terasa dingin.

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, lihat Jaami’ul Ahadits 18/361, shahih).

Suasana memang sangat sejuk sekali, sehingga terasa nikmat bagi mereka yang beritikaf lalu menemukan satu malam ini. Syaikh Khalid Al-Mushlih hafizhahullah menyatakan bahawa tidak ada tanda khusus jika seseorang telah mendapatkan Lailatul Qadar.

2. Suasana terasa sangat tenang 

Saat tiba malam lailatul Qadar, suasana terasa sangat tenang. Tidak ada kebisingan. Semuanya terasa amat tenteram dan nyaman. Inilah malam yang terasa sangat khidmat untuk beribadah kepada Allah SWT.

Dalam surat Al Qadar ayat 4 dijelaskan “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril”.

Banyak malaikat yang akan turun pada malam Lailatul Qadar, kerana banyaknya keberkahan di malam Lailatul tersebut. Turunnya malaikat ke dunia untuk menandakan turunnya berkah dan rahmat.

Seperti halnya ketika malaikat turun saat ada yang membacakan Alqur’an, sebagaimana mereka akan mengelilingi orang-orang yang berada dalam sebuah majlis zikir. Seperti itu juga malaikat akan meletakkan sayap-sayap mereka pada penuntut ilmu, kerana malaikat sangat mengagungkan mereka.

Suasana pada malam itu memang sangat tenang sekali, tak ada suara kicau burung atau binatang lain pada malam itu. Semua tumbuhan di dunia ini bersujud kepada Allah.swt pada malam itu.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,”Barang siapa melaksanakan solat pada malam lailatul qadar kerana iman dan mengharapkan redha dari Allah.swt, maka dosa-dosanya yang lalu akan diampunkan.” (HR. Bukhari)

3. Langit tampak cerah. 

Langit tampak terang dan terlihat indah. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: “Malam itu adalah malam yang cerah iaitu malam ke dua puluh tujuh (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa sinar yang terang dan panas.” (HR. Muslim no. 762)

Dalam hadist lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, Sabda Rasulullah saw,”Sesungguhnya aku diperlihatkan lailatul qadar lalu aku dilupakan, ia ada di sepuluh malam terakhir. Malam itu cerah, tidak panas dan tidak dingin bagaikan bulan menyingkap bintang-bintang.” (HR. Ibnu Hibban).

Ibnu Katsir menjalaskan dalam kitab tafsirnya, bahawa catatan takdir di lauhul mahfudh dalam setahun akan diperincikan pada malam lailatul qadar, juga akan dicatat ketentuan ajal dan rezekii.

Perlu diingat juga, keterangan dari Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim bahwa catatan takdir tahunan tersebut tentu saja didahului oleh ilmu dan penulisan Allah.swt. Takdir ini nantinya akan diperlihatkan pada malaikat dan ia akan mengetahui apa yang akan terjadi, kemudian ia akan melakukan tugas sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah.swt kepadanya.

4. Sinar matahari bersinar dengan lembut 

Di pagi hari setelah malam Lailatul Qadar, sinar matahari bersinar dengan lembut. Dan suasana hari itu pun terlihat cerah. Hal ini seperti diterangkan dalam sebuah hadits, ”Lailatul qadr adalah malam yang cerah, tidak panas dan tidak dingin, matahari pada hari itu bersinar kemerahan lemah.” Sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah yang disahihkan oleh Al Bani.

5. Angin Berhembus Sepoi-sepoi

Pada malam Lailatul Qadar, angin pun berhembus lembut. Ini membuat suasana terasa sangat nyaman. Tidak panas dan juga tidak dingin.

6. Tidak Hujan

Pada malam Lailatul Qadar, tidak terjadi hujan. Saat itu malam terasa begitu syahdu dengan suasana langit yang cerah.

7. Terjadi di 10 Hari Terakhir Ramadhan

Malam Lailatul Qadar terjadi di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Hal ini seperti sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2020 dan Muslim no. 1169)

8. Tiba di Malam Ganjil

Kedatangan malam Lailatul Qadar lebih mungkin terjadi di malam-malam ganjil bulan Ramadhan. Hal ini seperti sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2017)

Semoga perkongsian ini bermanafaat dan semoga Allah mempertemukan kita dengan malam lailatul qadar. Perbanyakkan amalan di bulan Ramadan ini. Amin.

Wallahualam.

Habib Teman Rasullullah Di Syurga

Habib Teman Rasullullah Di Syurga


Habib antara teman Rasulullah di syurga. Rasulullah mendoakan agar Allah SWT merahmati pengorbanan Habib dan keluarga yang memperjuangkan Islam. Ketika Habib dijadikan utusan untuk menyampaikan surat peringatan kepada Musailamah yang mengaku nabi, beliau telah ditangkap dan dipotong anggota badan kerana tidak mengaku Musailamah sebagai nabi. 

"YA ALLAH, jadikanlah mereka semua teman-temanku di dalam syurga". Inilah antara doa Rasulullah SAW untuk keluarga Habib bin Zaid. Baginda SAW juga pernah mendoakan 'semoga Allah memberkati kalian dan merahmati seluruh ahli keluarga kalian'. 

Ayahnya bernama Zaid bin 'Asim, seorang tokoh kaum Muslimin di Kota Yathrib dan beliau adalah seorang daripada 70 orang yang menyertai perjanjian Aqabah. Bersaksi di hadapan Rasulullah SAW dan memegang erat tangan Baginda, beliau berjanji untuk mempertahankan Rasulullah SAW dan menyanjung tinggi agama yang dibawa Baginda. Perjanjian ini juga disertai oleh Habib pada saat usianya masih kecil. 

Ibu Habib adalah Ummu Umarah, Nasibah al-Maziniyyah. Beliau adalah wanita pertama yang membawa senjata berperang di jalan Allah SWT. Saudara Habib pula ialah Abdullah, insan yang sanggup mengorbankan nyawanya mempertahankan Rasulullah SAW dengan menjadikan dadanya sebagai benteng agar tidak ada panah dan tombak yang boleh menyentuh tubuh Baginda. 

Ketika hayatnya, Habib tidak menyertai peperangan Badar dan Uhud kerana masih kecil. Selepas perang Uhud, beliau menyertai peperangan demi peperangan bersama Rasulullah SAW. Beliau menunjukkan semangat pengorbanan dan perjuangan yang sangat hebat demi mempertahankan Islam. Peperangan demi peperangan yang disertai oleh Habib tidak lain sebagai satu persediaan buat beliau bagi menghadapi ujian yang sangat hebat dalam hidupnya. 

Pada tahun ke- 9 Hijrah, Islam semakin teguh kedudukannya sehinggalah ramai dalam kalangan bangsa Arab mula memeluk Islam beramai-ramai. Mereka datang bertemu Rasulullah SAW dan menyatakan keislaman mereka kepada Baginda. Antara kabilah besar yang datang bertemu Rasulullah SAW ialah kumpulan daripada Bani Hanifah. Kumpulan itu datang dan telah menambat haiwan tunggangan dan haiwan ternakan mereka kepada seorang lelaki, Musailamah bin Habib al-Hanafi. Baginda Nabi SAW telah memuliakan kumpulan itu sehinggakan Baginda memberikan hadiah kepada setiap seorang daripada mereka. Baginda turut menitipkan hadiah buat saudara mereka, Musailamah yang ditinggalkan untuk menjaga haiwan tunggangan dan ternakan. 

Selepas kumpulan itu beredar dan belum sempat tiba di Najad, lokasi tempat tinggal mereka, Musailamah telah murtad dan mengaku bahawa beliau adalah nabi yang telah diutuskan Allah untuk kaumnya, Bani Hanifah. Maka kaumnya mula menyokong dan memotivasikan semangat itu kepada Musailamah. Akhirnya, ramai daripada Bani Hanifah itu murtad dan dikatakan sehingga melebihi 50,000 orang. Ketika sokongan kepada Musailamah bertambah kuat, beliau telah mengutuskan surat kepada Rasulullah SAW yang tertulis:

"Daripada Musailamah, utusan Allah, kepada Muhammad, utusan Allah. Salam sejahtera kepadamu. Sesungguhnya aku berkongsi bersamamu, perintah daripada Allah, dan sesungguhnya bagi kami separuh bumi dan bagi Quraisy separuh bumi. Namun Quraisy adalah kaum yang melampau dan tamak". 

Rasulullah SAW membacanya, lantas Baginda membalas surat tersebut dengan menulis "Dengan nama Allah, daripada Muhammad Rasul Allah kepada Musailamah seorang pendusta. Salam sejahtera ke atas orang yang mahu mengikut hidayah Allah. Sesungguhnya bumi ini adalah milik Allah dan Allah mewariskannya kepada sesiapa sahaja dalam kalangan hamba-Nya yang dia kehendaki. Kesudahan yang baik itu, hanyalah kepada orang yang bertakwa". 

Tatkala surat balas itu tiba kepada Musailamah, maka bertambahlah kebencian dan dendam beliau kepada Rasulullah SAW. Saat kebencian Musailamah memuncak, maka Rasulullah SAW berasakan perlu untuk menghantar peringatan kedua kepadanya. Lalu, Baginda menulis surat dan mengutuskan surat itu bersama dengan utusan Baginda iaitu Habib. Habib pada ketika itu adalah seorang anak muda yang dikatakan sekitar usia 18 tahun. Ketika surat kedua sampai kepada Musailamah melalui utusan Baginda, maka bertambahlah kemarahan Musailamah sehinggakan beliau mengarahkan Habib ditangkap dan diikat untuk dibicarakan. 

Keesokan harinya, Habib diseret dalam keadaan kaki dan tangannya terikat dan dibawa ke tengah khalayak pengikut Musailamah untuk dibicarakan. Wajahnya tampak tenang. Saat Musailamah bertanya kepada Habib, adakah beliau mengakui bahawa Muhammad itu utusan Allah dan Habib mengatakan "Ya", dan apabila Musailamah mengatakan 'Adakah aku juga utusan Allah'? Lantas dengan sinis Habib menjawab "Telinga aku pekak sehinggakan tidak mendengar apa yang engkau katakan". Iman Habib utuh Maka kemarahan Musailamah bertambah dan diarahkan pengawal yang menjaga untuk memotong anggota badan Habib. 

Lalu dipotong pergelangan tangannya lantas jatuh ke bumi. Lalu ditanya perkara yang sama, dan beliau menjawab perkara sama. Lalu dipotong pula pergelangan tangannya yang sebelah lagi. Pertanyaan itu berulang dan setiap kali itu jugalah, jawapan Habib tetap sama. Maka, setiap kali Habib menjawab, maka dipotong anggota badannya sehingga dikatakan dipotong kedua-dua belah tangannya sehingga ke paras bahu. Selepas itu, dipotong juga kakinya sehingga ke paras lutut dan akhirnya Habib menghembuskan nafasnya yang terakhir dalam keadaan tidak ada satu pun daripada belahan pedang yang mampu memisahkan dirinya daripada beriman kepada Allah SWT. 

Begitulah benarnya tahap keimanan sahabat yang benar-benar mengakui bahawa Allah adalah Tuhan Yang Esa dan Muhammad itu pesuruh-Nya. 

Kredit/Sumber: Ustaz Mohd Hazri Hashim al-Bindany

Abu Talhah sahabat yang kuat berjihad di jalan Allah SWT

Abu Talhah sahabat yang kuat berjihad di jalan Allah SWT 


Saidina Zaid bin Sahl al-Ansari atau lebih dikenali sebagai Abu Talhah al-Ansari seorang yang kuat berpuasa. Selepas memeluk Islam, beliau sentiasa memberi perhatian kepada agama Allah SWT, serta meletakkan keupayaan dan kegagahan dirinya untuk berkhidmat kepada Islam. Beliau juga tergolong dalam 70 orang yang berjanji taat setia kepada Rasulullah SAW dalam perjanjian 'Aqabah. 

Selepas termeterai perjanjian itu, beliau termasuk dalam kalangan 12 orang naqib dilantik oleh Rasulullah SAW untuk membimbing dan memimpin kaumnya, Bani Najjar. Abu Talhah menyertai seluruh peperangan pada zaman Rasulullah SAW dan pengorbanan terbesar beliau adalah ketika mempertahankan Baginda SAW pada serangan kedua dalam Perang Uhud. 

Ketika serangan itu, tentera Muslimin berada dalam keadaan berkecamuk dan jauh daripada Rasulullah SAW sehingga Musyrikin berjaya menyerang menyebabkan gigi Baginda patah serta luka di dahi dan bibirnya. Pada saat itu, ada dalam kalangan Musyrikin menjerit dan melaungkan: "Muhammad telah mati." Maka kegusaran dan kebimbangan menguasai hati golongan Muslimin. Jadi benteng manusia pertahankan Rasulullah Abu Talhah tetap setia berada bersama Rasulullah SAW dan sekumpulan kecil sahabat yang sanggup menjadi benteng manusia mempertahankan Baginda. 

Abu Talhah berdiri tegap di hadapan Baginda bagaikan bukit yang tidak goyah sambil memanah angkatan musuh. Satu demi satu anak panah mengenai musuh. Baginda SAW sesekali menjengah untuk melihat Abu Talhah. Melihatkan Baginda SAW, Abu Talhah berkata: "Ya Rasulullah, tunduklah. Aku tebus kamu demi ibu dan ayahku. Aku tidak mahu kamu cedera walaupun sedikit Ya Rasulullah. Biarlah kematianku mendahului kematianmu dan biarlah dadaku lebih dulu merasai tikaman musuh daripada dadamu. Aku berjanji sebagaimana yang aku sering katakan, aku adalah tebusan untukmu Ya Rasulullah." 

Panahan demi panahan diluncurkan oleh Abu Talhah mengenai tentera musuh. Saat anak panahnya kehabisan, lalu digantikan dengan yang baharu daripada angkatan Muslimin lain. Dikatakan, dalam peperangan Uhud, tiga batang busur panah miliknya patah. Selain kesungguhan mempertahankan Rasulullah SAW dan kecintaan untuk berjihad di jalan Allah SWT, Abu Talhah juga bersungguh-sungguh meraih syurga Allah SWT melalui harta yang dimilikinya. 

Beliau mempunyai kebun kurma yang segar dan baik yang paling besar di Kota Madinah sehingga dikatakan sebaik-sebaik tanaman adalah tanaman di kebun Abu Talhah. Di kebun itu mempunyai perigi yang sangat baik airnya. Rasulullah SAW kerap berehat di kebun itu. Dikisahkan, satu hari ketika sedang menunaikan solat sunat di kebunnya, Abu Talhah terlihat seekor burung berterbangan dari dahan ke dahan pohon kurma. Keasyikan melihat burung yang cantik itu menyebabkan beliau terlupa rakaat solatnya. Hadiah hasil kebun ke jalan Allah SWT Disebabkan tidak mahu terganggu khusyuk beribadah kepada Allah SWT, beliau sanggup menghadiahkan kebun itu di jalan Allah SWT. Sesudah solat, Abu Talhah terus bertemu Rasulullah SAW dan berkata: "Ya Rasulullah, kebunku ini aku hadiahkan fi sabilillah." 

Sepanjang hidupnya, Abu Talhah sentiasa berpuasa dan berjihad di jalan Allah SWT. Dikatakan, beliau tidak pernah berbuka puasa dan makan pada siang hari kecuali pada hari raya dan hari yang diharamkan berpuasa. Sekalipun keluar berperang, beliau tidak pernah berbuka puasa. Pada zaman pemerintahan Saidina Uthman ibn Affan, Abu Talhah mengambil kelengkapannya untuk keluar berperang. Saat itu, anak-anaknya berkata kepada beliau: "Semoga Allah merahmati kamu wahai ayah kami. Sesungguhnya engkau sudah tua dan engkau berperang bersama Rasulullah SAW serta bersama pasukan sahabat yang lain. Kenapakah tidak ayah rehat sahaja sekarang? Biarlah kami berperang bagi pihak ayah." 

Lantas Abu Talhah menjawab dengan membacakan ayat Allah SWT bermaksud: "Pergilah kamu beramai-ramai (untuk berperang di jalan Allah), sama ada dengan keadaan ringan (dan mudah bergerak) ataupun dengan keadaan berat (disebabkan pelbagai tanggungjawab); dan berjihadlah dengan harta benda dan jiwa kamu pada jalan Allah (untuk membela Islam). Yang demikian amatlah baik bagi kamu, jika kamu mengetahui." (Surah al-Taubah, ayat 41) 

Abu Talhah berkata kepada anaknya: "Aku ingin melaksanakan kedua-dua daripada perintah Allah. Saat aku kuat mahupun aku lemah." Begitulah kuatnya semangat juang sahabat demi mempertahankan Islam dan menegakkan agama Allah SWT. Semoga semangat juang sahabat dapat menjadi contoh terbaik buat kita dalam menegakkan syiar Islam.

Kredit/Sumber: BeritaHarian

Iblis Buka Rahsianya Pada Rasullullah SAW (Siri 4 - Akhir)


Iblis Buka Rahsianya Pada Rasullullah SAW (Siri 4 - Akhir)


raja iblis : "Jika seseorang hendak berjimak dengan isterinya, (dan) jika dia membaca : A uu dzubillaaHiminassyaitaanirrajiim, AllaHumma jannibnaa minassyaitaani wajannibissyaitaan maa razaqtanaa maka larilah hamba daripadanya. Maka jika dia tidak membacakan doa tersebut, (maka) hambalah yang terlebih dahulu berjimak dengan isterinya dan jika menjadi anak (hasil pergaulannya), maka anak itu menggemari pekerjaan maksiat serta malas berbuat (baik) atas jalan kebajikan dengan sebab kelalaian ibubapanya. Demikian juga jika mereka makan atau minum dengan tidak membaca BismillaahirRahmaaniRahiim maka, hambalah yang terlebih dahulu makan dan minum sebelum mereka, maka walaupun mereka makan, tetapi mereka tidak kenyang. 

RASULULLAH S.A.W: "Dengan jalan manakah yang dapat menolak tipudayamu? 

raja iblis : "Jika seseorang berbuat dosa, maka ia segera sedar dan bertaubat kepada Allah SWT dan menangis serta menyesal di atas perbuatannya serta apabila dia marah, dengan segera dia berwudhuk, nescaya padamlah kemarahannya. Barangsiapa yang membaca doa ini setiap kali solat Jumaat sebanyak 5 kali, maka dosanya akan diampunkan Tuhan kerana dia telah bertaubat. Inilah doanya : Ilaahii lasta lil firdausi ahlan, walaa aq waa a laa naaril jahiim, fahablii taubatan waghfir dzunuubii, fainnaka ghaafirudzzanbil aziim 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Siapakah yang benar-benar menjadi kegemaranmu? 

raja iblis : "Apabila lelaki dan perempuan tidak mencukur atau mencabut atau menggunting bulu di ari-arinya selama 40 hari, maka hamba akan tinggal mengecilkan diri seperti pepijat bersarang di situ, begitu juga, (menjadi) tempat hamba bergantung dan berbuai pada bulu ketiak orang yang tidak mencukurnya atau mencabutnya 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Siapakah saudaramu? 

raja iblis : "Orang yang tidur meniarap atau tidur (nyenyak) di waktu subuh, maka dia masih tidur dan tidak segera solat subuh, maka hamba akan mengulitnya sehingga dia lena sehingga terbit matahari dan begitu juga pada waktu zohor, asar dan maghrib, hamba (akan) beratkan hatinya (sehingga) menjadi malas mengerjakan solat. (Apabila hendak tidur, bacalah BismillaahirRahmaanirRahiim sebanyak 21 X) 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Dengan jalan manakah yang boleh membinasakanmu? 

raja iblis : "Orang yang banyak menyebut nama Allah dan banyak memberikan sedekah dengan tidak diketahui orang, memperbanyakkan taubat, memperbanyakkan tadarrus Al-Qur an serta solat di waktu malam. 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Apakah pula yang memecahkan penglihatan engkau? 

raja iblis : "Orang yang banyak beriktikaf di masjid kerana Allah (lafaz niat iktikaf Nawaitul I tikaaf fii Haa dzal masjidi sunnatan lilLaahiTa aala ) 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Apakah lagi yang memecahkan penglihatan engkau? 

raja iblis : "Orang yang taat kepada (kedua) ibubapanya serta membantu (menjaga) makan dan minum serta pakaian mereka kerana Tuan Hamba telah bersabda Bermula syurga itu adalah di bawah (tapak) kaki ibubapa 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Apa pula yang merantai engkau? 

raja iblis : "Penjual (peniaga) yang betul timbangan (dan) sukatannya, ukuran dan tukarannya. 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Apabila umatku memberi salam antara satu dengan yang lain, bagaimanakah keadaanmu? 

raja iblis : "Apabila dua orang (muslim) bertemu di tengah jalan, lantas memberikan salam (Assalaamu alaikum waroh matulLaaHiwabaa rakaatuh) dan dijawab oleh saudaranya, maka terasa seperti pecah dada hamba, maka hamba pun meratap kerana kedua-duanya telah diampunkan- dia dan saudaranya - apabila berpisah keduanya 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Siapakah pula sahabat karibmu? 

raja iblis : "Orang yang minum arak atau tuak (samsu) atau (ketagih) candu atau ganja (termasuk penyalahgunaan dadah) kerana kemerbahayaannya telah nyata menyebabkan perpecahan, perkelahian dan perceraian 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Siapakah pula yang bersekutu dan sekedudukan dengan engkau? 

raja iblis : "Apabila bertemu lelaki dengan perempuan-perempuan muda, maka hamba duduk pada leher perempuan-perempuan muda itu, hamba hiaskan wajahnya (perempuan) dengan jelingan dan senyuman yang menarik hati serta apabila terpandang belakang (perempuan), maka terpandanglah lehernya (perempuan) yang halus dengan pinggang dan punggungnya melenggang yang membangkitkan nafsunya (lelaki) serta manakala terpandang hadapannya (perempuan), hamba hiaskan dadanya (perempuan) supaya bergetaran serta hamba panah tepat pada jantung hati keduanya (lelaki dan perempuan) atau salah satu daripadanya sehingga tergerak syahwatnya. Orang yang tiada memelihara hatinya, nescaya tidak terpelihara farajnya dan apabila tidak memelihara farajnya, maka tidak terpeliharalah imannya. 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Di manakah kediamanmu? 

raja iblis : "(hamba tinggal) Pada rumah berhala dan pada mana-mana batu, kayu, tembaga dan sebagainya (bahan pujaan) Apabila mereka menyembah (berhala, batu, kayu, tembaga dan sebagainya), maka hamba cenderungkan hati mereka supaya bertambah-tambah keyakinannya terhadap pekerjaan mereka (menyembah berhala) yang syirik itu. Betapa ramainya umat Tuan Hamba telah hamba pesongkan sehingga memasuki rumah berhala Majusi dan Hindu yang menunjukkan betapa nipisnya iman mereka. 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Di manakah tempat perhimpunanmu? 

raja iblis : "Pada rumah wayang dan tempat majlis tarian dan seumpamanya seperti tempat percampuran lelaki dan perempuan (secara bebas) 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Aku lihat engkau mengintai-ngintai di dalam masjid, apakah yang hendak engkau lakukan? 

raja iblis : "Hamba hendak mengganggu orang yang sedang bersolat di situ. 

RASULULLAH S.A.W: "Kenapa engkau tidak takutkan orang yang sedang bersolat dan bermunajat dengan Tuhannya? Sebaliknya engkau takut pula dengan orang yang sedang tidur di sebelahnya padahal orang (yang sedang tidur) itu (mungkin) dalam keadaan lalai 

raja iblis : "Adapun orang yang sedang bersolat itu amat jahil sekali, (maka) mudahlah untuk hamba merosakkan (melalaikan) solatnya, tetapi orang yang sedang tidur itu (sebenarnya) alim. Maka apabila hamba menggoda dan cuba merosakkan solatnya, hamba takut kalau-kalau orang alim itu bangun dari tidurnya lalu menegur serta memperbetulkan solat si jahil itu 

(Sabda Rasulullah S.A.W. Na umul aliimi khairun min ibaadatil jahiil yang bermaksud Tidur orang yang alim lebih baik daripada ibadat orang yang jahil seperti 1000 orang beribadat dengan tidak berilmu agama, sangat senanglah syaitan mengganggunya, tetapi seorang pelajar ilmu feqah itu, sangat susah bagi syaitan hendak menggodanya) 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Apakah kata-kata pujian bagimu? 

raja iblis : "Suara orang yang bernyanyi dan berpantun-seloka serta suara bunyi-bunyian kecuali orang yang bernyanyi, berpantun, bernazam memuji Tuhan, bernasyid serta berselawat di atas Nabi 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Siapakah yang sekaum denganmu? 

raja iblis : "Orang yang menipu harta orang dan memakan harta anak yatim serta memakan riba 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Sebab apakah engkau gelapkan hati manusia? 

raja iblis : "Mereka yang makan dan minum dengan (punca) mata pencarian yang haram kerana mereka buta dalam mencari harta yang halal serta mereka banyak tidur sehingga matahari tinggi dan meninggalkan solat subuh serta memenuhi perutnya dengan kenyang sekali 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Siapakah yang menggembirakan hati engkau? 

raja iblis : "Orang kaya yang bakhil dan orang yang tidak mengeluarkan zakat untuk hamba Allah yang dhaif, malah zakatnya dihantar kepada orang lain padahal kaumnya miskin, kerana orang yang bakhil itu seteru Allah SWT serta orang yang tidak mengeluarkan zakat itu akan masuk ke dalam neraka yang paling bawah bersama-sama dengan hamba. 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Siapakah yang menyuburkan badan engkau? 

raja iblis : "Orang yang berhasad dengki dan orang yang tidak mempelajari hukum Islam serta semua perempuan yang jahat dan perempuan yang merosakkan dirinya serta perempuan yang menjual maruahnya 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Jika seorang ulama meninggal dunia, bagaimanakah keadaanmu? 

raja iblis : "Telah subur dan bertunaslah hasutan hamba dan pekerjaan hamba. 

(Sabda Rasullullah S.A.W. - yang bermaksud Barangsiapa yang berdukacita di atas kematian seorang ulama , maka dituliskan Allah SWT pahala baginya seribu ulama dan seribu syuhada , Sabda Rasulullah SAW lagi yang bermaksud Akan datang atas umatku yang melarikan diri dari ulama atau mereka yang membenci golongan yang mengajar agama, maka diberikan Allah SWT 3 jenis bala ke atas mereka (yang membenci atau melarikan diri dari ulama dan seumpamanya) (1) Dihilangkan keberkatan dalam pencariannya (rezki), (2) Didatangkan Allah SWT ke atas mereka seorang ketua yang zalim atau raja yang zalim, dan (3) dikeluarkan (dimatikan) mereka daripada dunia dengan tidak beriman Na uu dzubillaaHimin dzaalik kita berlindung dengan nama Allah SWT ) 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Jika umatku bersolat jemaah, bagaimanakah keadaanmu? 

raja iblis : "Sesungguhnya segala simpulan (tali pengikat) tipudaya hamba telah mereka leraikan (Maka sabda Rasulullah S.A.W. yang bermaksud Barangsiapa solat 5 waktu, maka dia akan mendapat 5 perkara (1) Tidak akan terkena pada dirinya kefakiran (kemiskinan), (2) Diangkatkan darinya siksa kubur oleh Allah S.W.T., (3) Dianugerahi orang itu dengan kitab tulisannya (perbuatan di dunia) pada sebelah kanan (pihak yang selamat), (4) Melalui titian (Siraatal Mustaqiim) di atas neraka sepantas kilat, (5) Dimasukkannya Allah SWT ke dalam syurga tanpa sebarang hisab dan tanpa sebarang siksaan. 

Sabda Rasulullah S.A.W. lagi yang bermaksud Solat lelaki berjemaah lebih baik daripada solat 40 tahun di rumahnya seorang diri dan solat berjemaah itu mendapat 27 darjat - serta solat berjemaah di rumahnya bersama anak (anak) dan isterinya akan mendapat pahala haji dan umrah ) 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Jika umatku berselawat ke atas ku, bagaimanakah keadaanmu? 

raja iblis : "Mereka telah membelah muka hamba disebabkan ingatan kuat terhadap Tuan Hamba (Maka sabda Rasulullah S.A.W. yang bermaksud Barangsiapa berselawat ke atasku, maka para Mailaikat akan memohon diampunkan (segala dosanya) dia dan dia adalah sebahagian daripada isi syurga 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Jika umatku bersolat Hari Raya di masjid, bagaimanakah keadaanmu? Kerana Tuhanku yang Maha Besar telah berfirman - Hai sekelian Malaikat! Saksikanlah olehmu bahawa sesungguhnya telah Aku ampunkan sekelian dosa umat Muhammad, lelaki dan wanita/perempuan, Maka apabila telah selesai dari solat dan khutbah dibacakan, maka Firman Allah SWT Hai umat Muhammad! Pulanglah kamu ke rumah masing-masing, sesungguhnya Aku telah mengampunkan dosa kamu yang terdahulu dan yang kemudian dan Aku telah gantikan dosamu itu dengan kebajikan! 

raja iblis : "Ya Rasulullah! Apabila umat Tuan Hamba pergi (untuk) bersolat Hari Raya, maka hamba sangat berdukacita dan kesal. Maka hamba pun menjerit sehingga datang sekelian bala tentera hamba dan (mereka) bertanya Hai raja kami! Siapakah yang engkau marah? Adakah ianya (puncanya) dari langit atau dari bumi? Perintahkanlah kami sekelian pergi membinasakan barang di langit dan di bumi. Maka hamba menjawab Hai bala tenteraku! Apa yang menyebabkan aku berdukacita ialah kerana Allah SWT telah mengampuni umat Muhammad pada Hari Raya ini. Wahai sekelian bala tenteraku! Tidakkah kamu mengetahui bahawa Allah SWT telah memberkati puasa umat Muhammad? Dan Tuhan amat mengasihi dan mengasihani mereka dengan penuh rahmat serta diperkenankan segala doa mereka dan diampunkan segala kesalahan mereka? Wahai tenteraku! Hendaklah kamu goda mereka itu supaya malas beramal ibadat dan resah dengan berjalan ke sana dan kemari serta asyik berjudi serta bersukaria memuaskan nafsu dengan mengerjakan maksiat supaya datang kemurkaan Tuhan ke atas mereka itu dan ditimpakan bala ke atas mereka kerana dengan demikian, akan membawa kesenangan di dalam hatiku. Maka berangkatlah sekelian bala tentera iblis syaitan untuk mengganggu umat Muhammad 

RASULULLAH S.A.W: "Jika umatku membaca doa akhir tahun (Hijrah), bagaimanakah keadaanmu? 

raja iblis : "Telah bersusah payah hamba menggoda mereka sepanjang tahun, tiba-tiba mereka membaca doa (yang hanya) mengambil masa yang sedikit, maka lemahlah hamba lalu hamba menyapu dengan tanah (dan berkata), aduhai, celaka betapa malang dan celaka diriku dengan kerugian, maka hamba pun berpaling (dan) pergi (Doa Hujung Tahun AllaaHomma maa amiltu min amalin fii HaaziHissanati mimmaa nahaitanii anHu, walam tar Dhahu walam tan sahu, wahamilta alaiyya ba da qud rotika alaa, uquubatii, wada autanii ilattaubati ba da jur aatii alaa ma Siatika, fainnii astaghfiruka faghfirlii waHablii min amalin tarDhahu, wa wa datanii alaihitsawwaab ) 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Jika umatku membaca doa awal tahun, bagaimanakah keadaanmu? 

raja iblis : "Ya NabiyUllah! Putuslah harapan hamba, kerana barangsiapa membaca doa awal tahun, (maka) Tuhan memerintahkan dua Malaikat supaya membakar buku kesalahan hambanya dan dituliskan kebajikan di dalam (buku kebajikan) disebabkan orang yang membaca doa ini . (Doa Awal Tahun AllaaHomma antal abdiyyulQadiim,waHaaziHi sanatu jadiidatun, as aluka fiihal iSmata minassyaiTooni wa au liyaa ihi. Wal au na alaa Haa dzihiinnafsil ammaarati bissuu wal ish ti ghaala bisaa yuQorribunii ilaika yaa Kariim ) 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Siapakah yang menyokong engkau? 

raja iblis : "Orang yang tidak bertaubat atas dosanya dan suka ketawa ketika berbuat dosa berkenaan. Ya NabiyyUllaah! Telah hamba binasakan ramai manusia dengan (menggoda mereka) mengerjakan dosa daripada berbagai-bagai (jenis) maksiat, maka hamba gembira. Tiba-tiba, mereka mengucapkan kalimah-kalimah Laa ilaa Ha illAllaah dan istighfar, maka binasalah hamba, kerana pada masa hamba dibuang ke dunia (dulu), hamba mengembara sambil bersiul-siul dan orang yang bersiul itu adalah penghibur iblis syaitan, tetapi orang yang azan itu adalah penghalau iblis syaitan, kerana para Malaikat akan hadir bersolat bersama-sama dengan mereka . 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Sekarang apalah kesudahan ikhtiar engkau di atas umatku, kerana aku telah dibangkitkan oleh Tuhan ke dunia ini bagi menyelamatkan sekelian bani Adam daripada kufur kepada iman, daripada gelap gelita kepada terang benderang?! 

Maka iblis pun mengangkat kepalanya ke hadhirat Tuhan dan berkata Yaa Rabbi! Demi kemuliaan Engkau, sentiasalah hamba akan berusaha dengan bersungguh-sungguh pada menarik sekelian anak Adam kepada berbagai-bagai jalan maksiat selama ada nyawa di tubuh mereka, hamba jadikan pemuda dan wanita bercampur dan berkenalan, supaya hamba dapat mencelah di dalamnya. (Maka) Datanglah Firman Allah SWT : Hai mala un, Demi Kebesaran dan KetinggianKu, bahawa Aku sentiasa bersedia untuk mengampuni dosa umat Muhammad selagi mereka itu memohon ampun kepadaKu 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Apa lagi yang engkau musykilkan? 

raja iblis : "Ya Rasulullah! Bahawasanya hamba sangat ajaib (hairan) melihat dua macam hal sekelian hamba Allah SWT iaitu (1) Mereka itu mengaku kasihkan Tuhan, walhal mereka itu taatkan hamba dan berbuat maksiat, (2) Mereka itu sangat marah kepada hamba, tetapi mereka menurut hasutan hamba. 

(Maka) Datanglah Firman Allah SWT: Hai mala un! Demi Kemuliaan dan KebesaranKu, Aku anugerahi umat Muhammad (dengan) 2 kebahagiaan : (1) Kasih mereka kepadaKu dijadikan kifarah (penebus dosa) bagi maksiat mereka kerana tipudayamu, dan (2) Kemarahan mereka kepadamu Aku jadikan kifarah (penebus dosa) perbuatan maksiat mereka kepadaKu Maka iblis tercengang-cengang mendengar umat Muhammad yang sangat dikasihi Tuhan GhafuururRahiim yang Maha Mengampuni lagi Maha Mengasihani hambanya dengan limpah rahmatNya. 

Setelah selesai baginda Rasulullah S.A.W. berdialog dengan raja Iblis, maka baginda menghalau iblis dengan sabdanya : Wahai laknatullah! Nyahlah engkau dari hadapanku ini maka iblis pun keluar dengan perasaan yang amat dukacita. Maka hairanlah para sahabat yang hadir dalam majlis berkenaan mendengar tipudaya iblis yang menyelubungi seluruh umat manusia. 

Sabda Nabi S.A.W.: Hai para sahabatku! Ketahuilah olehmu bahawa iblis telah membuat kesalahan atas beberapa sebab : (1) ia engkar dan membantah perintah Tuhan, (2) ia takbur dan besar diri (3) ia berhasad dengki dengan Nabi Adam a.s. (4) Ia menghasut dan mengkhianati (manusia) (dari) seorang kepada seorang (yang lain) seperti yang telah ia ajarkan kepada Qabil dengan tipudayanya sehingga berani Qabil melakukan pembunuhan ke atas saudaranya Habil yang disayangi oleh Nabi Allah Adam a.s. 

Sabda Nabi S.A.W.: Bahawa pada suatu hari, Iblis mengadap Nabi Musa bin Imran a.s. dan berkata : Yaa NabiyuLLaah! Apabila Tuan Hamba bermunajat kepada Allah S.W.T di Bukit Tursina, hamba hendak bertaubat kepada Allah SWT, adakah (taubat) hamba diterimanya? Maka sukacitalah Nabi Musa a.s. mendengarkan iblis yang hendak bertaubat itu lalu baginda menyanggupi permintaan iblis. Setelah tiba di Bukit Tursina, maka berdoalah baginda kepada Allah SWT memohon petunjuk. Maka datanglah Firman Allah S.W.T. : Wahai Musa, kesalahan iblis boleh Ku ampunkan dengan syarat hendaklah ia (iblis) bersujud pada kubur Nabi Adam Maka Nabi Musa a.s. pun menyampaikan firman Allah S.W.T. kepada iblis. 

iblis mengeluh dan berkata Wahai Nabi Musa! Semasa Adam masih hidup pun hamba tidak sudi bersujud kepadanya, inikan pula, Adam telah mati Maka iblis pun beredar. 

Wallahualam.

Sumber/Kredit: Syaikh Muhammad bin Haji Mohd Said, Guru Madrasah Al-Sibyan, Singapura

Translate

CLOSE