Sahabat Nabi Melihat Gambar Para Nabi & Rasul

Sahabat melihat gambar-gambar Rasul a.s dari simpanan Heraklius

Imam al-Hakim (penulis kitab al-Mustadrak) mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah ibnu Ishaq al-Baghawi, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnul Aisam al-Baladi, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz ibnu Muslim ibnu Idris, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Idris, dari Syurahbil ibnu Muslim, dari Abu Umamah al-Bahili, dari Hisyam ibnul 'As al-Umawi r.a yang menceritakan bahawa dia dan seorang lelaki lain diutus untuk menemui Heraklius (Hercules, Raja Romawi) untuk mengajaknya masuk Islam.

"Kami berangkat, dan ketika kami sampai di al-Ghautah (bahagian dari kota Dimasyq / Damsyiq) kami turun istirehat di perkampungan Al-Jabalah ibnul Aiham Al-Ghassani. Lalu kami masuk menemuinya, tiba-tiba kami jumpai dia berada di atas singgahsananya. Dia mengirimkan utusannya kepada kami agar kami berbicara dengannya, tetapi kami mengatakan, "Demi Allah, kami tidak akan berbicara kepada utusan. Sesungguhnya kami diutus hanya untuk menemui raja (kalian). Jika kami diberi izin untuk masuk, maka kami akan berbicara langsung dengannya; dan jika tidak, kami tidak akan berbicara kepada utusan."

Kemudian utusan Jabalah ibnul Aiham kembali kepadanya dan menceritakan segala sesuatunya kepadanya. Akhirnya kami diberi izin untuk menemuinya, lalu Jabalah berkata, "Berbicaralah kalian." Maka Hisyam ibnul 'As berbicara dengannya dan menyerunya untuk memeluk agama Islam. 

Ternyata Jabalah memakai pakatan hitam, maka Hisyam bertanya kepadanya, "Pakaian apakah yang engkau kenakan itu?" Jabalah menjawab, "Saya memakainya dan saya telah bersumpah bahawa saya tidak akan menanggalkannya sebelum mengusir kalian dari negeri Syam."

Kami berkata, "Majlismu ini, demi Allah, akan benar-benar kami rebut dari tangan kekuasaanmu, dan sesungguhnya kami akan merebut kerajaan rajamu yang paling besar, Insya Allah. Perkara ini telah diberitakan kepada kami oleh Nabi kami, iaitu Nabi Muhammad S.a.w."

Jabalah mengatakan, "Kalian bukanlah mereka, bahkan mereka adalah suatu kaum yang puasa siang harinya dan shalat pada malam harinya, maka bagaimanakah cara puasa kalian?"

Maka kami menceritakan cara puasa kami. Wajah Jabalah menjadi hitam (marah) dan berkata, "Berangkatlah kalian," dan dia menyertakan seorang utusan bersama kami untuk menghadap kepada Kaisar (raja) Romawi. 

Kami berangkat, dan ketika kami sudah dekat dengan ibu kota, berkatalah orang yang bersama kami, "Sesungguhnya haiwan kenderaan kalian ini dilarang memasuki ibu kota kerajaan. Jika kalian suka, maka kami akan membawa kalian dengan kenderaan kuda dan baghal." Kami menjawab, "Demi Allah, kami tidak akan masuk melainkan dengan memakai kenderaan ini." 

Kemudian orang yang bersama kami itu mengirimkan utusan-nya kepada kaisar untuk menyampaikan bahawa para utusan kaum Muslim menolak peraturan tersebut. Akhirnya Raja Romawi memerintahkan kepada utusan itu untuk membawa kami masuk dengan kenderaan yang kami bawa.

Kami masuk ke dalam ibu kota dengan menyandang pedang-pedang kami, hingga sampailah kami pada salah satu bangunan milik Kaisar. Lalu kami istirehatkan unta kenderaan kami pada bahagian bawahnya, sedangkan Raja Romawi memandang kami. 

Lalu kami ucapkan, "Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar." Allah-lah yang mengetahui, kerana sesungguhnya bangunan itu mendadak menjadi bergegar seperti pohon kurma yang tertiup angin besar. Lalu raja mengirimkan utusan-nya kepada kami untuk menyampaikan, "Kalian tidak usah menggembar-gemburkan agama kalian kepada kami." Dan raja mengirimkan lagi utusan-nya untuk menyampaikan, "Silakan kalian masuk."

Maka kami masuk menghadapnya, sedangkan dia berada di atas singgahsananya, di hadapan para paderi Romawi. Segala sesuatu yang ada di majlisnya berwarna merah, raja sendiri memakai baju merah, dan segala sesuatu yang ada di sekitarnya semuanya berwarna merah. 

Lalu kami mendekat kepadanya. Dia tertawa, lalu berkata, "Bagaimanakah menurut kalian jika kalian datang menghadap kepadaku dengan mengucapkan kalimat salam penghormatan yang berlaku di antara sesama kalian? Tiba-tiba di sisinya terdapat seorang lelaki yang fasih berbicara Arab lagi banyak bicara. 

Maka kami menjawab, "Sesungguhnya salam penghormatan kami di antara sesama kami tidak halal bagimu, dan salam penghormatan kamu yang biasa kamu pakai tidak halal pula bagi kami memakainya." Raja menjawab, "Bagaimanakah ucapan salam penghormatan kalian di antara sesama kalian?" Kami menjawab, "Assalamu 'alaika." Raja bertanya, "Bagaimanakah caranya kalian mengucapkan salam penghormatan kepada raja kalian?" Kami menjawab, "Sama dengan kalimat itu." Raja bertanya, "Bagaimanakah kalian mendapat jawabannya?" Kami menjawab, "kalimat yang sama."

Raja bertanya, "Kalimat apakah yang paling besar dalam ucapan kalian?" Kami menjawab, "Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar!" Ketika kami mengucapkan kalimah itu, hanya Allah-lah yang lebih mengetahui, tiba-tiba bangunan istana itu bergegar sehingga si raja mengangkat kepalanya memandang ke atas bangunan itu. 

Raja berkata, "Kalimat yang baru saja kalian ucapkan membuat bangunan ini bergegar. Apakah setiap kali kalian mengucapkannya di dalam rumah kalian, lalu bilik-bilik kalian bergegar kerananya?" Kami menjawab, "Tidak, kami belum pernah melihat peristiwa ini kecuali hanya di tempatmu sekarang ini?"

Raja berkata, "Sesungguhnya aku mengharapkan seandainya saja setiap kali kalian mengucapkan segala sesuatu bergegar atas kalian. Dan sesungguhnya aku rela mengeluarkan separuh dari kerajaanku?" Kami bertanya, "Mengapa?" Dia menjawab, "Kerana sesungguhnya perkara itu lebih mudah dan lebih layak untuk dikatakan bukan merupakan perkara kenabian, dan bahawa perkara tersebut hanyalah terjadi semata-mata kerana perbuatan manusia."

Kemudian raja menanyai kami tentang tujuan kami, lalu kami menceritakan perkara itu kepadanya. Setelah itu raja bertanya, "Bagaimanakah shalat dan puasa kalian?" Kami menceritakan perkara itu kepadanya, lalu raja berkata. "Bangkitlah kalian." Kemudian dia memerintahkan agar menyediakan rumah yang baik dan tempat peristirehatan yang cukup buat kami, dan kami tinggal di sana selama tiga hari. 

Pada suatu malam raja mengirimkan utusannya kepada kami, lalu kami masuk menemui raja, dan dia meminta agar kami mengulangi ucapan kami, maka kami mengulanginya. Sesudah itu dia memerintahkan agar dibawakan sesuatu yang berbentuk seperti kota yang cukup besar, dibuat dari emas. Di dalamnya terdapat rumah-rumah kecil yang masing-masingnya berpintu. 

Raja membuka sebuah rumah dan membuka kuncinya, lalu mengeluarkan (dari dalamnya) selembar kain sutera hitam. Ketika kami membuka kain sutera itu, tiba-tiba padanya terdapat gambar merah, dan pada gambar yang merah itu terdapat gambar seorang lelaki yang bermata besar, lagi bahagian bawahnya besar, saya belum pernah melihat leher sepanjang yang dimilikinya. Ternyata lelaki itu tidak berjanggut, dan ternyata pada rambutnya terdapat dua tocang rambut yang paling indah di antara semua makhluk Allah. Lalu raja berkata, "Tahukah kalian gambar siapakah ini?" Kami menjawab, "Tidak." Dia berkata, "Ini adalah gambar Adam a.s." Ternyata Nabi Adam a.s. adalah orang yang sangat lebat rambutnya. 

Kemudian raja membuka rumah yang lain, lalu mengeluarkan kain sutera berwarna hitam darinya. Tiba-tiba di dalamnya terdapat gambar orang yang berkulit putih, memiliki rambut yang kerinting, kedua matanya merah, berkepala besar, dan sangat bagus janggutnya. Lalu raja bertanya, "Tahukah kalian siapakah orang ini?" Kami menjawab, "Tidak." Raja berkata, "Dia adalah Nuh a.s."

Kemudian dia membuka pintu yang lain dan mengeluarkan kain sutera hitam lainnya, tiba-tiba di dalamnya terdapat gambar seorang lelaki yang sangat putih, kedua matanya sangat indah, keningnya lebar, dan pipinya panjang (lonjong), sedangkan janggutnya berwarna putih, seakan-akan gambar lelaki itu tersenyum. Lalu raja bertanya, "Tahukah kalian, siapakah orang ini?" Kami menjawab, "Tidak." Dia berkata, "Orang ini adalah Ibrahim a.s."

Lalu raja membuka pintu yang lain (dan mengeluarkan kain sutera hitam) tiba-tiba padanya terdapat gambar orang yang putih, dan tiba-tiba - demi Allah - dia adalah Rasulullah S.a.w sendiri. Raja bertanya, "Tahukah kalian siapakah orang ini?" Kami menjawab, "Ya. Orang ini adalah Muhammad, utusan Allah S.w.t." Kami menangis, dan raja bangkit berdiri sejenak, kemudian duduk lagi, lalu bertanya, "Demi Allah, benarkah gambar ini adalah dia (Nabi S.a.w)?" Kami menjawab, "Ya, sesungguhnya gambar ini adalah gambar dia, seakan-akan engkau sedang memandang kepadanya."

Raja memegang kain sutera itu sebentar seraya memandangnya, lalu berkata, "Ingatlah, sesungguhnya rumah ini adalah rumah yang terakhir, tetapi sengaja saya segerakan buat kalian untuk melihat apa yang ada pada kalian."

Kemudian raja membuka pintu yang lain dan mengeluarkan kain sutera hitam darinya, tiba-tiba padanya terdapat gambar seseorang yang hitam manis, dia adalah seorang lelaki yang berambut kerinting dengan mata yang agak cekung, tetapi pandangannya tajam, wajahnya murung, giginya bertumpang tindih, bibirnya dicebikkan seakan-akan sedang dalam keadaan marah. Raja bertanya, "Tahukah kalian siapakah orang ini?" Kami menjawab, "Tidak tahu." Raja berkata, "Dia adalah Musa a.s." Sedangkan di sebelahnya terdapat gambar seseorang yang mirip dengan-nya, hanya rambutnya berminyak, dahinya lebar, dan kedua matanya kelihatan agak juling. Raja itu bertanya, "Tahukah kalian siapakah orang ini?" Kami menjawab, "Tidak tahu." Raja berkata, "Orang ini adalah Harun ibnu Imran a.s."

Lalu raja membuka pintu yang lain dan mengeluarkan kain sutera putih dari dalamnya. Ternyata di dalamnya terdapat gambar seorang lelaki hitam manis, tingginya pertengahan, dadanya bidang, dan seakan-akan sedang marah. Lalu si raja bertanya, "Tahukah kalian siapakah orang ini?" Kami menjawab, "Tidak." Dia menjawab bahawa orang tersebut adalah Lut a.s. 

Kemudian raja membuka pintu yang lain dan mengeluarkan kain sutera berwarna putih, tiba-tiba padanya terdapat gambar seorang lelaki yang kulitnya putih kemerah-merahan dengan pinggang yang kecil dan memiliki wajah yang tampan. Lalu si raja bertanya, "Tahukah kalian siapakah orang ini?" Kami menjawab, "Tidak." Raja berkata, "Dia adalah Ishaq a.s."

Kemudian raja membuka pintu yang lain dan mengeluarkan kain sutera putih darinya, dan ternyata di dalamnya terdapat gambar seseorang yang mirip dengan Ishaq, hanya saja pada bibirnya terdapat tahi lalat. Raja bertanya, "Tahukah kalian, siapakah orang ini?" Kami menjawab, "Tidak tahu." Raja berkata, "Orang ini adalah Ya'qub a.s."

Lalu raja membuka pintu yang lain dan mengeluarkan darinya kain sutera yang berwarna hitam, di dalamnya terdapat gambar seorang lelaki berkulit putih, berwajah tampan, berhidung mancung dengan tinggi yang cukup baik, pada wajahnya terpancar nur (cahaya), dan terbaca dari wajahnya petanda khusyu' dengan kulit yang putih kemerah-merahan. Raja bertanya, "Tahukah kalian siapakah orang ini?" Kami menjawab, "Tidak tahu." Raja berkata. "Orang ini adalah moyang nabi kalian, iaitu Nabi Ismail a.s." 

Kemudian raja membuka pintu yang lain dan mengeluarkan darinya kain sutera putih, dan ternyata di dalamnya terdapat gambar seorang lelaki yang mirip dengan Nabi Adam, hanya wajahnya bercahaya seperti mentari. Raja bertanya, "Tahukah kalian siapakah orang ini?" Kami menjawab, "Tidak tahu." Raja berkata, "Orang ini ialah Yusuf a.s."

Kemudian raja membuka pintu yang lain dan mengeluarkan darinya kain sutera putih, tiba-tiba di dalamnya terdapat gambar seorang lelaki yang berkulit merah, kedua betisnya kecil, dan matanya rabun, sedangkan perutnya besar dan tingginya sedang, seraya menyandang pedang. Raja bertanya, "Tahukah kalian siapakah orang ini?" Kami menjawab, "Tidak." Raja berkata, "Orang ini adalah Daud a.s." 

Lalu raja membuka pintu yang lain dan mengeluarkan darinya kain sutera putih, tiba-tiba di dalamnya terdapat gambar seorang lelaki yang bahagian bawahnya besar, kedua kakinya agak panjang seraya mengendarai kuda. Lalu raja bertanya, "Tahukah kalian, siapakah orang ini?" Kami menjawab, "Tidak." Raja berkata, "Orang ini adalah Sulaiman ibnu Daud a.s."

Kemudian raja membuka pintu yang lain, lalu mengeluarkan kain sutera hitam darinya, pada kain sutera itu terdapat gambar orang yang berpakaian putih, dan ternyata dia adalah seorang pemuda yang janggutnya berwarna hitam pekat, berambut lebat, kedua matanya indah, dan wajahnya tampan. Raja bertanya, "Tahukah kalian siapakah orang ini?" Kami menjawab. "Tidak." Raja berkata, "Orang ini adalah Isa ibnu Maryam a.s."

Kami bertanya, "Dari manakah kamu mendapatkan gambar-gambar ini? Kerana kami mengetahui bahawa gambar-gambar tersebut sesuai dengan gambar nabi-nabi yang dimaksudkan, mengingat kami melihat gambar nabi kami sama seperti yang tertera padanya."

Raja menjawab, "Sesungguhnya Adam a.s pernah memohon kepada Tuhannya agar Dia memperlihatkan kepadanya para nabi dari keturunannya, maka Allah menurunkan kepadanya gambar-gambar mereka. Gambar-gambar tersebut berada di dalam perbendaharaan Nabi Adam a.s. yang terletak di tempat tenggelamnya matahari. Kemudian dikeluarkan oleh Zul-Qarnain dari tempat penyimpanannya di tempat tenggelamnya matahari, lalu Zul-Qarnain menyerahkannya kepada Nabi Danial a.s."

Kemudian raja berkata, "Ingatlah, demi Allah, sesungguhnya peribadiku suka bila keluar dari kerajaanku, dan sesungguhnya aku nanti akan menjadi orang yang memiliki kerajaan yang paling kecil di antara kalian hingga aku mati."

Lalu raja memberikan kami hadiah dan ternyata hadiah yang diberikan-nya sangat baik, lalu dia melepas kami pulang. Ketika kami sampai pada Khalifah Abu Bakar As-Siddiq r.a, kami ceritakan kepadanya semua yang telah kami lihat, demikian pula perkataan raja serta hadiah yang diberikannya kepada kami. Maka Abu Bakar menangis dan berkata, "Kasihan dia. Seandainya Allah menghendaki kebaikan baginya, nescaya dia melakukannya (masuk Islam)."

Kemudian Abu Bakar As-Siddiq berkata, "Telah menceritakan kepada kami Rasulullah S.a.w, bahawa mereka (orang-orang Nasrani) dan orang-orang Yahudi menjumpai sifat Nabi Muhammad S.a.w pada kitab yang ada pada mereka." 

Perkara yang sama telah diketengahkan oleh Al-Hafidz Abu Bakar Al-Baihaqi dalam kitab Dalaailun Nubuwwah, dari Al-Hakim secara ijazah, lalu dia menuturkan kisah tersebut, sanad dari kisah ini tidak ada celanya.

Sahabat melihat gambar Nabi Muhammad S.a.w bersama Abu Bakr r.a

Al-Hafiz Abul Qasim at-Thabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Harun, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Idris ibnu Warraq ibnul Humaidi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Umar ibnu Ibrahim (salah seorang anak lelaki Jubair ibnu Mut'im) yang mengatakan bahawa telah menceritakan kepadaku Ummu Usman, anak perempuan Sa'id (iaitu nenekku). Dari ayahnya (Sa'id ibnu Muhammad ibnu Jubair), dari ayahnya (Muhammad ibnu Jubair ibnu Mut'im) yang menceritakan, "Pada suatu hari dia berangkat menuju negeri Syam untuk berniaga. Ketika sampai di dataran rendah negeri Syam, saya ditemui oleh seorang lelaki dari kalangan Ahli Kitab. Lelaki Ahli Kitab itu berkata, "Apakah di kalangan kalian terdapat seorang lelaki yang menjadi nabi?" Saya menjawab, "Ya." Dia bertanya, "Apakah engkau mengenalnya jika aku perlihatkan gambarnya kepadamu?" Saya menjawab, "Ya. Lalu dia memasukkanku ke dalam sebuah rumah yang di dalamnya banyak terdapat gambar, tetapi saya tidak melihat gambar Nabi S.a.w.

Ketika kami dalam keadaan demikian, tiba-tiba masuklah seorang lelaki, lalu bertanya, "Sedang buat apakah kalian?" Maka kami ceritakan kepadanya perihal urusan kami. Lalu lelaki yang baru datang ini mengajak kami ke rumahnya. Ketika saya memasuki rumahnya, saya melihat gambar Nabi S.a.w, dan ternyata dalam gambar itu terdapat gambar seorang lelaki yang sedang memegang tumit Nabi S.a.w. Saya bertanya, "Siapakah lelaki yang sedang memegang tumitnya?" Dia menjawab, "Sesungguhnya tidak ada seorang nabi pun melainkan sesudahnya ada nabi yang lain. Kecuali nabi ini, kerana sesungguhnya tidak ada nabi lagi sesudahnya, dan lelaki yang memegang tumitnya ini adalah khalifah sesudahnya." Dan ternyata gambar lelaki itu sama dengan Abu Bakar r.a." 

[Imam Ibnu Katsir - Tafsir Ibnu Katsir , Surah al-A'raaf : ayat 157]

Sifat-sifat Sahabat Nabi juga disebut dalam kitab Taurat

p/s: Allah Ta'ala telah menurunkan banyak bukti dari langit, bukan sahaja tentang sifat-sifat para nabi dan rasul dalam kitab umat Yahudi dan Nasrani, tetapi juga termasuk gambar-gambar mereka sekali. Tetapi kebanyakan mereka (Yahudi dan Nasrani) telah menyembunyikannya dari pengetahuan manusia. Sungguh besar kemungkaran yang mereka perbuat, sehinggakan ramai manusia menjadi tidak percaya kepada para rasul (termasuk Nabi Muhammad S.a.w).

"Orang-orang yang telah Kami beri Al-Kitab mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri, dan sungguh segolongan di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui," (Surah Al-Baqarah : 146)

Wallahu a'lam .......

Kredit: unikversiti.blogspot.com

Ummu Mahjan Disayangi Rasululllah


Ummu Mahjan Disayangi Rasululllah

Beliau seorang wanita yang berkulit hitam, dipanggil dengan nama Ummu Mahjan. Telah disebutkan di dalam Ash-Shahih tanpa menyebutkan nama aslinya, bahwa beliau tinggal di Madinah [Ibnu Sa’ad dalam ath-Thabaqat (VIII/414)].


Beliau Radhiyallahu ‘anha seorang wanita miskin yang memiliki tubuh yang lemah. Untuk itu beliau tidak luput dari perhatian Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam sang pemimpin, sebab beliau senantiasa mengunjungi orang-orang miskin dan menanyai keadaan mereka dan memberi makanan kepada mereka, maka tidakkah anda tahu akan hal ini wahai para pemimpin rakyat?

Beliau Radhiyallahu ‘anha menyadari bahwa dirinya memiliki kewajiban terhadap akidahnya dan masyarakat Islam. Lantas apa yang bisa dia laksanakan padahal beliau adalah seorang wanita yang tua dan lemah? Akan tetapi beliau sedikitpun tidak bimbang dan ragu, dan tidak menyisakan sedikitpun rasa putus asa dalam hatinya. Dan putus asa adalah jalan yang tidak dikenal di hati orang-orang yang beriman.

Begitulah, keimanan beliau telah menunjukkan kepadanya untuk menunaikan tanggung jawabnya. Maka beliau senantiasa membersihkan kotoran dan dedaunan dari masjid dengan menyapu dan membuangnya ke tempat sampah. Beliau senantiasa menjaga kebersihan rumah Allah, sebab masjid memiliki peran yang sangat urgen di dalam Islam. Di sanalah berkumpulnya para pahlawan dan para ulama’. Masjid, ibarat parlemen yang sebanyak lima kali sehari digunakan sebagai wahana untuk bermusyawarah, saling memahami dan saling mencintai, sebagaimana pula masjid adalah universitas tarbiyah amaliyah yang mendasar dalam membina umat.

Begitulah fungsi masjid pada zaman Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, demikian pulalah yang terjadi pada zaman khulafa‘ur rasyidin dan begitu pula seharusnya peranan masjid hari ini hingga tegaknya hari kiamat.

Untuk itulah Ummu Mahjan Radhiyallahu ‘anha tidak kendor semangatnya, sebab pekerjaan itu merupakan target yang dapat beliau kerjakan. Beliau tidak pernah meremehkan pentingnya membersihkan kotoran untuk membuat suasana yang nyaman bagi Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat beliau dalam bermusyawarah yang senantiasa mereka kerjakan secara rutin.

Ummu Mahjan Radhiyallahu ‘anha terus menerus menekuni pekerjaan tersebut hingga beliau wafat pada zaman Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika ia wafat, para shahabat Ridhwanullahi ‘Alaihim membawa jenazahnya setelah malam menjelang dan mereka mendapati Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam masih tertidur. Mereka pun tidak ingin membangunkan beliau, sehingga mereka langsung menshalatkan dan menguburkannya di Baqi‘ul Gharqad.

Pagi harinya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam merasa kehilangan wanita itu, kemudian beliau tanyakan kepada para sahabat, mereka menjawab, “Beliau telah dikubur wahai Rasulullah, kami telah mendatangi anda dan kami dapatkan anda masih dalam keadaan tidur sehingga kami tidak ingin membangunkan anda.” Maka beliau bersabda, “Marilah kita pergi!” Lantas bersama para shahabat, Rasulullah pergi menuju kubur Ummu Mahjan. Maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam berdiri, sementara para sahabat berdiri bershaf-shaf di belakang beliau, lantas Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam menshalatkannya dan bertakbir empat kali [lihat al-Ishabah dalam Tamyizish Shahabah (VIII/187)]

Sebuah riwayat dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa ada seorang wanita yang berkulit hitam yang biasanya membersihkan masjid, suatu ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam merasa kehilangan dia, lantas beliau bertanya tentangnya. Mereka telah berkata, “Dia telah wafat.” Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mengapa kalian tidak memberitahukan hal itu kepadaku?” Abu Hurairah berkata, “Seolah-olah mereka menganggap bahwa kematian Ummu Mahjan itu adalah hal yang sepele.” Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tunjukkan kepadaku di mana kuburnya!” Maka mereka menunjukkan kuburnya kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam kemudian beliau menyalatkannya, lalu bersabda:

Ø¥ِÙ†َّ Ù‡ٰØ°ِÙ‡ِ الْÙ‚ُبُورَ Ù…َÙ…ْÙ„ُوءَØ©ٌ ظُÙ„ْÙ…َØ©ٌ عَÙ„َÙ‰ Ø£َÙ‡ْÙ„ِÙ‡َا، ÙˆَØ¥ِÙ†َّ اللّٰÙ‡َ ÙŠُÙ†َÙˆِّرُÙ‡َا Ù„َÙ‡ُÙ…ْ بِصَلاَتِÙŠ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِÙ…ْ

“Sesungguhnya kubur ini terisi dengan kegelapan atas penghuninya dan Allah meneranginya bagi mereka karena aku telah menyalatkannya.” [Lihat al-Ishabah (VIII/187), al-Muwatha’ (I/227), an-Nasa’i (I/9) hadits tersebut mursal, akan tetapi maknanya sesuai dengan hadits yang setelahnya yang bersambung dengan riwayat al-Bukhari dan Muslim.]

Semoga Allah merahmati Ummu Mahjan Radhiyallahu ‘anha yang sekalipun beliau seorang yang miskin dan lemah, akan tetapi beliau turut berperanan sesuai dengan kemampuannya. Beliau adalah pelajaran bagi kaum muslimin dalam perputaran sejarah bahwa tidak boleh menganggap sepele suatu amal sekalipun kecil.

Oleh karena itu ia mendapatkan perhatian dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam hingga ia wafat. Sehingga beliau menyalahkan para shahabat beliau Ridhwanullahi ‘Alaihim yang tidak memberitahukan kepada beliau perihal kematiannya agar beliau dapat mengantarkan Ummu Mahjan ke tempat tinggalnya yang terakhir di dunia. Bahkan tidak cukup hanya demikian namun beliau bersegera menuju kuburnya untuk menshalatkannya agar Allah menerangi kuburnya dengan shalat beliau. 

Kredit/Sumber: Kisahmuslim.com

Rabiah Teman Rasulullah Di Syurga

Rabiah Teman Rasulullah Di Syurga

Sahabat ini seorang yang tekun beribadah kerana mengharapkan dapat menjadi teman Rasulullah SAW di syurga. Namanya, Saidina Rabiah bin Ka'ab. Ketika Islam mula tersebar dikota Madinah, usianya masih kecil. Bagaimanapun, Islam sudah meresap ke dalam kalbunya sehingga beliau merasai nikmat keimanan. Tatkala kali pertama melihat Rasulullah SAW ketika peristiwa hijrah Baginda, Rabiah berkata: "Aku langsung jatuh hati pada Rasulullah SAW. Aku amat mencintai dan merinduinya sehinggakan ke mana sahaja Baginda pergi, aku pasti akan cuba sedaya upayaku untuk mengikut Baginda."

Rabiah Teman Rasulullah Di Syurga
Gambar Hiasan
Satu hari Rabiah berkata kepada dirinya: "Wahai Rabiah, mengapa engkau tidak menghadiahkan dirimu untuk Rasulullah SAW sebagai orang yang berkhidmat kepada Baginda. Serahkanlah dirimu kepada Baginda dan jika Baginda meredai engkau, maka berbahagialah engkau kerana dapat mendekati Baginda SAW. Bahkan meraih cinta Rasulullah SAW. Engkau akan meraih kebaikan dunia mahupun akhirat." 

Tidak lama sesudah itu, beliau bertemu Rasulullah SAW untuk menawarkan dirinya menjadi pembantu Baginda dan Baginda tidak menghampakan harapan Rabiah. Inilah antara sunah Baginda yang sentiasa menunaikan harapan dan permintaan orang lain. Rabiah diterima menjadi pembantu Rasulullah SAW dan sejak itu, Rabiah umpama bayang-bayang Baginda. Ke mana sahaja Baginda pergi, pasti Rabiah akan mengikutinya. Apabila malam berlabuh dan selesai Rasulullah SAW mengerjakan solat Isyak, barulah Rabiah pulang. Tetapi, terdetik di hatinya jika beliau pulang dan Rasulullah SAW bangun di tengah malam serta berhajatkan sesuatu, siapakah yang akan menyempurnakan permintaan Baginda. 

Memikirkan perkara itu, Rabiah terus setia menunggu di hadapan pintu rumah Rasulullah SAW. Beliau menjadikan bendul rumah Baginda sebagai bantal. Kebaikan dibalas Rasulullah Rasulullah SAW selalu sembahyang malam dan sesiapa sahaja yang melakukan kebaikan kepadanya, Baginda akan membalas kebaikan dilakukan oleh orang itu. Ini sunah Rasulullah SAW. Disebabkan Rabiah sudah lama berkhidmat dan berbakti kepadanya, Rasulullah SAW ingin membalas kebaikan Rabiah itu. 

Pada satu hari, Baginda memanggilnya dan Rabiah segera datang kepada Rasulullah SAW. Maka Baginda berkata: "Mintalah sesuatu kepadaku dan hari ini akan aku berikan kepadamu." Rabiah membalas: "Tidak pernah terlintas di hatiku ya Rasulullah untuk meminta sesuatu daripadamu." Kemudian Baginda menyuruh Rabiah berfikir dahulu dan kembali semula jika ada permintaan. Rabiah seorang anak muda yang fakir dan tidak mempunyai apa-apa. 

Beliau kemudian berfikir untuk meminta sesuatu kebaikan daripada kebaikan dunia supaya keluar daripada kemiskinan. Saat Rabiah melangkah menuju ke rumah Baginda SAW, hatinya berbicara: "Wahai Rabiah, kenapakah perlu kamu meminta kebaikan kehidupan dunia yang tidak kekal, sedangkan Rasulullah SAW mempunyai kedudukan yang sangat besar di sisi Allah SWT. Andai kata kamu meminta kepadanya kebaikan akhirat, pasti Allah SWT akan tunaikan dan kabulkan permintaan kamu." 

Pada ketika Rabiah berasa tenang kerana tahu apakah yang mahu diminta kepada Rasulullah SAW. Kakinya melangkah laju. Tatkala melihat Rabiah, Rasulullah SAW tersenyum lantas berkata: "Sekarang, apa yang kamu ingin minta wahai Rabiah?" Rabiah kemudian menjawab tanpa bertangguh: "Ya Rasulullah, aku meminta kepadamu untuk berdoa kepada Allah SWT supaya Allah SWT menjadikan aku sebagai teman baikmu di dalam syurga." Maka Rasulullah SAW terkejut dengan permintaan itu lalu Baginda bertanya: "Siapa yang menasihatimu untuk meminta sebegini?" Rabiah mengatakan: "Tiada sesiapa." Rasulullah bertanya lagi: "Tidakkah kamu mahu menukar kepada permintaan yang lain?" Kata Rabiah: "Tidak ya Rasulullah." Baginda kemudian berkata: "Jika begitu wahai Rabiah, bantulah aku dengan kamu memperbanyakkan sujud." Perbanyak sujud dalam solat Maka, dengan sebab ini jika kita teliti daripada kehidupan orang soleh, mereka memperbanyakkan sujud dengan banyaknya solat. 

Disebutkan oleh anak Imam Ahmad ibn Hanbal, bahawa Imam Ahmad solat malam sehingga 300 rakaat kerana ingin menjadi teman Rasulullah SAW di syurga. Sejak itu, Rabiah sangat menekuni bukan hanya solat tetapi seluruh ibadah supaya dapat mengecapi cita-cita untuk bersama Rasulullah SAW di syurga. Beginilah kisah sahabat yang seluruh hidupnya diberikan untuk berkhidmat kepada kekasih Allah SWT. Semoga kasih dan cinta kepada Rasulullah SAW yang kita lafazkan, dapat kita ungkaplan dengan perbuatan dan amalan.

PERBANYAKKAN sujud kita ketika solat supaya dapat menjadi teman baik Rasulullah di syurga. ALANGKAH indahnya hidup kita jika dapat berdampingan dengan Rasulullah SAW di dalam syurga. 

Wallahualam

Kredit/Sumber: BeritaHarian

Habib Teman Rasullullah Di Syurga

Habib Teman Rasullullah Di Syurga


Habib antara teman Rasulullah di syurga. Rasulullah mendoakan agar Allah SWT merahmati pengorbanan Habib dan keluarga yang memperjuangkan Islam. Ketika Habib dijadikan utusan untuk menyampaikan surat peringatan kepada Musailamah yang mengaku nabi, beliau telah ditangkap dan dipotong anggota badan kerana tidak mengaku Musailamah sebagai nabi. 

"YA ALLAH, jadikanlah mereka semua teman-temanku di dalam syurga". Inilah antara doa Rasulullah SAW untuk keluarga Habib bin Zaid. Baginda SAW juga pernah mendoakan 'semoga Allah memberkati kalian dan merahmati seluruh ahli keluarga kalian'. 

Ayahnya bernama Zaid bin 'Asim, seorang tokoh kaum Muslimin di Kota Yathrib dan beliau adalah seorang daripada 70 orang yang menyertai perjanjian Aqabah. Bersaksi di hadapan Rasulullah SAW dan memegang erat tangan Baginda, beliau berjanji untuk mempertahankan Rasulullah SAW dan menyanjung tinggi agama yang dibawa Baginda. Perjanjian ini juga disertai oleh Habib pada saat usianya masih kecil. 

Ibu Habib adalah Ummu Umarah, Nasibah al-Maziniyyah. Beliau adalah wanita pertama yang membawa senjata berperang di jalan Allah SWT. Saudara Habib pula ialah Abdullah, insan yang sanggup mengorbankan nyawanya mempertahankan Rasulullah SAW dengan menjadikan dadanya sebagai benteng agar tidak ada panah dan tombak yang boleh menyentuh tubuh Baginda. 

Ketika hayatnya, Habib tidak menyertai peperangan Badar dan Uhud kerana masih kecil. Selepas perang Uhud, beliau menyertai peperangan demi peperangan bersama Rasulullah SAW. Beliau menunjukkan semangat pengorbanan dan perjuangan yang sangat hebat demi mempertahankan Islam. Peperangan demi peperangan yang disertai oleh Habib tidak lain sebagai satu persediaan buat beliau bagi menghadapi ujian yang sangat hebat dalam hidupnya. 

Pada tahun ke- 9 Hijrah, Islam semakin teguh kedudukannya sehinggalah ramai dalam kalangan bangsa Arab mula memeluk Islam beramai-ramai. Mereka datang bertemu Rasulullah SAW dan menyatakan keislaman mereka kepada Baginda. Antara kabilah besar yang datang bertemu Rasulullah SAW ialah kumpulan daripada Bani Hanifah. Kumpulan itu datang dan telah menambat haiwan tunggangan dan haiwan ternakan mereka kepada seorang lelaki, Musailamah bin Habib al-Hanafi. Baginda Nabi SAW telah memuliakan kumpulan itu sehinggakan Baginda memberikan hadiah kepada setiap seorang daripada mereka. Baginda turut menitipkan hadiah buat saudara mereka, Musailamah yang ditinggalkan untuk menjaga haiwan tunggangan dan ternakan. 

Selepas kumpulan itu beredar dan belum sempat tiba di Najad, lokasi tempat tinggal mereka, Musailamah telah murtad dan mengaku bahawa beliau adalah nabi yang telah diutuskan Allah untuk kaumnya, Bani Hanifah. Maka kaumnya mula menyokong dan memotivasikan semangat itu kepada Musailamah. Akhirnya, ramai daripada Bani Hanifah itu murtad dan dikatakan sehingga melebihi 50,000 orang. Ketika sokongan kepada Musailamah bertambah kuat, beliau telah mengutuskan surat kepada Rasulullah SAW yang tertulis:

"Daripada Musailamah, utusan Allah, kepada Muhammad, utusan Allah. Salam sejahtera kepadamu. Sesungguhnya aku berkongsi bersamamu, perintah daripada Allah, dan sesungguhnya bagi kami separuh bumi dan bagi Quraisy separuh bumi. Namun Quraisy adalah kaum yang melampau dan tamak". 

Rasulullah SAW membacanya, lantas Baginda membalas surat tersebut dengan menulis "Dengan nama Allah, daripada Muhammad Rasul Allah kepada Musailamah seorang pendusta. Salam sejahtera ke atas orang yang mahu mengikut hidayah Allah. Sesungguhnya bumi ini adalah milik Allah dan Allah mewariskannya kepada sesiapa sahaja dalam kalangan hamba-Nya yang dia kehendaki. Kesudahan yang baik itu, hanyalah kepada orang yang bertakwa". 

Tatkala surat balas itu tiba kepada Musailamah, maka bertambahlah kebencian dan dendam beliau kepada Rasulullah SAW. Saat kebencian Musailamah memuncak, maka Rasulullah SAW berasakan perlu untuk menghantar peringatan kedua kepadanya. Lalu, Baginda menulis surat dan mengutuskan surat itu bersama dengan utusan Baginda iaitu Habib. Habib pada ketika itu adalah seorang anak muda yang dikatakan sekitar usia 18 tahun. Ketika surat kedua sampai kepada Musailamah melalui utusan Baginda, maka bertambahlah kemarahan Musailamah sehinggakan beliau mengarahkan Habib ditangkap dan diikat untuk dibicarakan. 

Keesokan harinya, Habib diseret dalam keadaan kaki dan tangannya terikat dan dibawa ke tengah khalayak pengikut Musailamah untuk dibicarakan. Wajahnya tampak tenang. Saat Musailamah bertanya kepada Habib, adakah beliau mengakui bahawa Muhammad itu utusan Allah dan Habib mengatakan "Ya", dan apabila Musailamah mengatakan 'Adakah aku juga utusan Allah'? Lantas dengan sinis Habib menjawab "Telinga aku pekak sehinggakan tidak mendengar apa yang engkau katakan". Iman Habib utuh Maka kemarahan Musailamah bertambah dan diarahkan pengawal yang menjaga untuk memotong anggota badan Habib. 

Lalu dipotong pergelangan tangannya lantas jatuh ke bumi. Lalu ditanya perkara yang sama, dan beliau menjawab perkara sama. Lalu dipotong pula pergelangan tangannya yang sebelah lagi. Pertanyaan itu berulang dan setiap kali itu jugalah, jawapan Habib tetap sama. Maka, setiap kali Habib menjawab, maka dipotong anggota badannya sehingga dikatakan dipotong kedua-dua belah tangannya sehingga ke paras bahu. Selepas itu, dipotong juga kakinya sehingga ke paras lutut dan akhirnya Habib menghembuskan nafasnya yang terakhir dalam keadaan tidak ada satu pun daripada belahan pedang yang mampu memisahkan dirinya daripada beriman kepada Allah SWT. 

Begitulah benarnya tahap keimanan sahabat yang benar-benar mengakui bahawa Allah adalah Tuhan Yang Esa dan Muhammad itu pesuruh-Nya. 

Kredit/Sumber: Ustaz Mohd Hazri Hashim al-Bindany

Abu Talhah sahabat yang kuat berjihad di jalan Allah SWT

Abu Talhah sahabat yang kuat berjihad di jalan Allah SWT 


Saidina Zaid bin Sahl al-Ansari atau lebih dikenali sebagai Abu Talhah al-Ansari seorang yang kuat berpuasa. Selepas memeluk Islam, beliau sentiasa memberi perhatian kepada agama Allah SWT, serta meletakkan keupayaan dan kegagahan dirinya untuk berkhidmat kepada Islam. Beliau juga tergolong dalam 70 orang yang berjanji taat setia kepada Rasulullah SAW dalam perjanjian 'Aqabah. 

Selepas termeterai perjanjian itu, beliau termasuk dalam kalangan 12 orang naqib dilantik oleh Rasulullah SAW untuk membimbing dan memimpin kaumnya, Bani Najjar. Abu Talhah menyertai seluruh peperangan pada zaman Rasulullah SAW dan pengorbanan terbesar beliau adalah ketika mempertahankan Baginda SAW pada serangan kedua dalam Perang Uhud. 

Ketika serangan itu, tentera Muslimin berada dalam keadaan berkecamuk dan jauh daripada Rasulullah SAW sehingga Musyrikin berjaya menyerang menyebabkan gigi Baginda patah serta luka di dahi dan bibirnya. Pada saat itu, ada dalam kalangan Musyrikin menjerit dan melaungkan: "Muhammad telah mati." Maka kegusaran dan kebimbangan menguasai hati golongan Muslimin. Jadi benteng manusia pertahankan Rasulullah Abu Talhah tetap setia berada bersama Rasulullah SAW dan sekumpulan kecil sahabat yang sanggup menjadi benteng manusia mempertahankan Baginda. 

Abu Talhah berdiri tegap di hadapan Baginda bagaikan bukit yang tidak goyah sambil memanah angkatan musuh. Satu demi satu anak panah mengenai musuh. Baginda SAW sesekali menjengah untuk melihat Abu Talhah. Melihatkan Baginda SAW, Abu Talhah berkata: "Ya Rasulullah, tunduklah. Aku tebus kamu demi ibu dan ayahku. Aku tidak mahu kamu cedera walaupun sedikit Ya Rasulullah. Biarlah kematianku mendahului kematianmu dan biarlah dadaku lebih dulu merasai tikaman musuh daripada dadamu. Aku berjanji sebagaimana yang aku sering katakan, aku adalah tebusan untukmu Ya Rasulullah." 

Panahan demi panahan diluncurkan oleh Abu Talhah mengenai tentera musuh. Saat anak panahnya kehabisan, lalu digantikan dengan yang baharu daripada angkatan Muslimin lain. Dikatakan, dalam peperangan Uhud, tiga batang busur panah miliknya patah. Selain kesungguhan mempertahankan Rasulullah SAW dan kecintaan untuk berjihad di jalan Allah SWT, Abu Talhah juga bersungguh-sungguh meraih syurga Allah SWT melalui harta yang dimilikinya. 

Beliau mempunyai kebun kurma yang segar dan baik yang paling besar di Kota Madinah sehingga dikatakan sebaik-sebaik tanaman adalah tanaman di kebun Abu Talhah. Di kebun itu mempunyai perigi yang sangat baik airnya. Rasulullah SAW kerap berehat di kebun itu. Dikisahkan, satu hari ketika sedang menunaikan solat sunat di kebunnya, Abu Talhah terlihat seekor burung berterbangan dari dahan ke dahan pohon kurma. Keasyikan melihat burung yang cantik itu menyebabkan beliau terlupa rakaat solatnya. Hadiah hasil kebun ke jalan Allah SWT Disebabkan tidak mahu terganggu khusyuk beribadah kepada Allah SWT, beliau sanggup menghadiahkan kebun itu di jalan Allah SWT. Sesudah solat, Abu Talhah terus bertemu Rasulullah SAW dan berkata: "Ya Rasulullah, kebunku ini aku hadiahkan fi sabilillah." 

Sepanjang hidupnya, Abu Talhah sentiasa berpuasa dan berjihad di jalan Allah SWT. Dikatakan, beliau tidak pernah berbuka puasa dan makan pada siang hari kecuali pada hari raya dan hari yang diharamkan berpuasa. Sekalipun keluar berperang, beliau tidak pernah berbuka puasa. Pada zaman pemerintahan Saidina Uthman ibn Affan, Abu Talhah mengambil kelengkapannya untuk keluar berperang. Saat itu, anak-anaknya berkata kepada beliau: "Semoga Allah merahmati kamu wahai ayah kami. Sesungguhnya engkau sudah tua dan engkau berperang bersama Rasulullah SAW serta bersama pasukan sahabat yang lain. Kenapakah tidak ayah rehat sahaja sekarang? Biarlah kami berperang bagi pihak ayah." 

Lantas Abu Talhah menjawab dengan membacakan ayat Allah SWT bermaksud: "Pergilah kamu beramai-ramai (untuk berperang di jalan Allah), sama ada dengan keadaan ringan (dan mudah bergerak) ataupun dengan keadaan berat (disebabkan pelbagai tanggungjawab); dan berjihadlah dengan harta benda dan jiwa kamu pada jalan Allah (untuk membela Islam). Yang demikian amatlah baik bagi kamu, jika kamu mengetahui." (Surah al-Taubah, ayat 41) 

Abu Talhah berkata kepada anaknya: "Aku ingin melaksanakan kedua-dua daripada perintah Allah. Saat aku kuat mahupun aku lemah." Begitulah kuatnya semangat juang sahabat demi mempertahankan Islam dan menegakkan agama Allah SWT. Semoga semangat juang sahabat dapat menjadi contoh terbaik buat kita dalam menegakkan syiar Islam.

Kredit/Sumber: BeritaHarian

Iblis Buka Rahsianya Pada Rasullullah SAW (Siri 4 - Akhir)


Iblis Buka Rahsianya Pada Rasullullah SAW (Siri 4 - Akhir)


raja iblis : "Jika seseorang hendak berjimak dengan isterinya, (dan) jika dia membaca : A uu dzubillaaHiminassyaitaanirrajiim, AllaHumma jannibnaa minassyaitaani wajannibissyaitaan maa razaqtanaa maka larilah hamba daripadanya. Maka jika dia tidak membacakan doa tersebut, (maka) hambalah yang terlebih dahulu berjimak dengan isterinya dan jika menjadi anak (hasil pergaulannya), maka anak itu menggemari pekerjaan maksiat serta malas berbuat (baik) atas jalan kebajikan dengan sebab kelalaian ibubapanya. Demikian juga jika mereka makan atau minum dengan tidak membaca BismillaahirRahmaaniRahiim maka, hambalah yang terlebih dahulu makan dan minum sebelum mereka, maka walaupun mereka makan, tetapi mereka tidak kenyang. 

RASULULLAH S.A.W: "Dengan jalan manakah yang dapat menolak tipudayamu? 

raja iblis : "Jika seseorang berbuat dosa, maka ia segera sedar dan bertaubat kepada Allah SWT dan menangis serta menyesal di atas perbuatannya serta apabila dia marah, dengan segera dia berwudhuk, nescaya padamlah kemarahannya. Barangsiapa yang membaca doa ini setiap kali solat Jumaat sebanyak 5 kali, maka dosanya akan diampunkan Tuhan kerana dia telah bertaubat. Inilah doanya : Ilaahii lasta lil firdausi ahlan, walaa aq waa a laa naaril jahiim, fahablii taubatan waghfir dzunuubii, fainnaka ghaafirudzzanbil aziim 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Siapakah yang benar-benar menjadi kegemaranmu? 

raja iblis : "Apabila lelaki dan perempuan tidak mencukur atau mencabut atau menggunting bulu di ari-arinya selama 40 hari, maka hamba akan tinggal mengecilkan diri seperti pepijat bersarang di situ, begitu juga, (menjadi) tempat hamba bergantung dan berbuai pada bulu ketiak orang yang tidak mencukurnya atau mencabutnya 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Siapakah saudaramu? 

raja iblis : "Orang yang tidur meniarap atau tidur (nyenyak) di waktu subuh, maka dia masih tidur dan tidak segera solat subuh, maka hamba akan mengulitnya sehingga dia lena sehingga terbit matahari dan begitu juga pada waktu zohor, asar dan maghrib, hamba (akan) beratkan hatinya (sehingga) menjadi malas mengerjakan solat. (Apabila hendak tidur, bacalah BismillaahirRahmaanirRahiim sebanyak 21 X) 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Dengan jalan manakah yang boleh membinasakanmu? 

raja iblis : "Orang yang banyak menyebut nama Allah dan banyak memberikan sedekah dengan tidak diketahui orang, memperbanyakkan taubat, memperbanyakkan tadarrus Al-Qur an serta solat di waktu malam. 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Apakah pula yang memecahkan penglihatan engkau? 

raja iblis : "Orang yang banyak beriktikaf di masjid kerana Allah (lafaz niat iktikaf Nawaitul I tikaaf fii Haa dzal masjidi sunnatan lilLaahiTa aala ) 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Apakah lagi yang memecahkan penglihatan engkau? 

raja iblis : "Orang yang taat kepada (kedua) ibubapanya serta membantu (menjaga) makan dan minum serta pakaian mereka kerana Tuan Hamba telah bersabda Bermula syurga itu adalah di bawah (tapak) kaki ibubapa 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Apa pula yang merantai engkau? 

raja iblis : "Penjual (peniaga) yang betul timbangan (dan) sukatannya, ukuran dan tukarannya. 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Apabila umatku memberi salam antara satu dengan yang lain, bagaimanakah keadaanmu? 

raja iblis : "Apabila dua orang (muslim) bertemu di tengah jalan, lantas memberikan salam (Assalaamu alaikum waroh matulLaaHiwabaa rakaatuh) dan dijawab oleh saudaranya, maka terasa seperti pecah dada hamba, maka hamba pun meratap kerana kedua-duanya telah diampunkan- dia dan saudaranya - apabila berpisah keduanya 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Siapakah pula sahabat karibmu? 

raja iblis : "Orang yang minum arak atau tuak (samsu) atau (ketagih) candu atau ganja (termasuk penyalahgunaan dadah) kerana kemerbahayaannya telah nyata menyebabkan perpecahan, perkelahian dan perceraian 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Siapakah pula yang bersekutu dan sekedudukan dengan engkau? 

raja iblis : "Apabila bertemu lelaki dengan perempuan-perempuan muda, maka hamba duduk pada leher perempuan-perempuan muda itu, hamba hiaskan wajahnya (perempuan) dengan jelingan dan senyuman yang menarik hati serta apabila terpandang belakang (perempuan), maka terpandanglah lehernya (perempuan) yang halus dengan pinggang dan punggungnya melenggang yang membangkitkan nafsunya (lelaki) serta manakala terpandang hadapannya (perempuan), hamba hiaskan dadanya (perempuan) supaya bergetaran serta hamba panah tepat pada jantung hati keduanya (lelaki dan perempuan) atau salah satu daripadanya sehingga tergerak syahwatnya. Orang yang tiada memelihara hatinya, nescaya tidak terpelihara farajnya dan apabila tidak memelihara farajnya, maka tidak terpeliharalah imannya. 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Di manakah kediamanmu? 

raja iblis : "(hamba tinggal) Pada rumah berhala dan pada mana-mana batu, kayu, tembaga dan sebagainya (bahan pujaan) Apabila mereka menyembah (berhala, batu, kayu, tembaga dan sebagainya), maka hamba cenderungkan hati mereka supaya bertambah-tambah keyakinannya terhadap pekerjaan mereka (menyembah berhala) yang syirik itu. Betapa ramainya umat Tuan Hamba telah hamba pesongkan sehingga memasuki rumah berhala Majusi dan Hindu yang menunjukkan betapa nipisnya iman mereka. 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Di manakah tempat perhimpunanmu? 

raja iblis : "Pada rumah wayang dan tempat majlis tarian dan seumpamanya seperti tempat percampuran lelaki dan perempuan (secara bebas) 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Aku lihat engkau mengintai-ngintai di dalam masjid, apakah yang hendak engkau lakukan? 

raja iblis : "Hamba hendak mengganggu orang yang sedang bersolat di situ. 

RASULULLAH S.A.W: "Kenapa engkau tidak takutkan orang yang sedang bersolat dan bermunajat dengan Tuhannya? Sebaliknya engkau takut pula dengan orang yang sedang tidur di sebelahnya padahal orang (yang sedang tidur) itu (mungkin) dalam keadaan lalai 

raja iblis : "Adapun orang yang sedang bersolat itu amat jahil sekali, (maka) mudahlah untuk hamba merosakkan (melalaikan) solatnya, tetapi orang yang sedang tidur itu (sebenarnya) alim. Maka apabila hamba menggoda dan cuba merosakkan solatnya, hamba takut kalau-kalau orang alim itu bangun dari tidurnya lalu menegur serta memperbetulkan solat si jahil itu 

(Sabda Rasulullah S.A.W. Na umul aliimi khairun min ibaadatil jahiil yang bermaksud Tidur orang yang alim lebih baik daripada ibadat orang yang jahil seperti 1000 orang beribadat dengan tidak berilmu agama, sangat senanglah syaitan mengganggunya, tetapi seorang pelajar ilmu feqah itu, sangat susah bagi syaitan hendak menggodanya) 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Apakah kata-kata pujian bagimu? 

raja iblis : "Suara orang yang bernyanyi dan berpantun-seloka serta suara bunyi-bunyian kecuali orang yang bernyanyi, berpantun, bernazam memuji Tuhan, bernasyid serta berselawat di atas Nabi 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Siapakah yang sekaum denganmu? 

raja iblis : "Orang yang menipu harta orang dan memakan harta anak yatim serta memakan riba 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Sebab apakah engkau gelapkan hati manusia? 

raja iblis : "Mereka yang makan dan minum dengan (punca) mata pencarian yang haram kerana mereka buta dalam mencari harta yang halal serta mereka banyak tidur sehingga matahari tinggi dan meninggalkan solat subuh serta memenuhi perutnya dengan kenyang sekali 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Siapakah yang menggembirakan hati engkau? 

raja iblis : "Orang kaya yang bakhil dan orang yang tidak mengeluarkan zakat untuk hamba Allah yang dhaif, malah zakatnya dihantar kepada orang lain padahal kaumnya miskin, kerana orang yang bakhil itu seteru Allah SWT serta orang yang tidak mengeluarkan zakat itu akan masuk ke dalam neraka yang paling bawah bersama-sama dengan hamba. 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Siapakah yang menyuburkan badan engkau? 

raja iblis : "Orang yang berhasad dengki dan orang yang tidak mempelajari hukum Islam serta semua perempuan yang jahat dan perempuan yang merosakkan dirinya serta perempuan yang menjual maruahnya 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Jika seorang ulama meninggal dunia, bagaimanakah keadaanmu? 

raja iblis : "Telah subur dan bertunaslah hasutan hamba dan pekerjaan hamba. 

(Sabda Rasullullah S.A.W. - yang bermaksud Barangsiapa yang berdukacita di atas kematian seorang ulama , maka dituliskan Allah SWT pahala baginya seribu ulama dan seribu syuhada , Sabda Rasulullah SAW lagi yang bermaksud Akan datang atas umatku yang melarikan diri dari ulama atau mereka yang membenci golongan yang mengajar agama, maka diberikan Allah SWT 3 jenis bala ke atas mereka (yang membenci atau melarikan diri dari ulama dan seumpamanya) (1) Dihilangkan keberkatan dalam pencariannya (rezki), (2) Didatangkan Allah SWT ke atas mereka seorang ketua yang zalim atau raja yang zalim, dan (3) dikeluarkan (dimatikan) mereka daripada dunia dengan tidak beriman Na uu dzubillaaHimin dzaalik kita berlindung dengan nama Allah SWT ) 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Jika umatku bersolat jemaah, bagaimanakah keadaanmu? 

raja iblis : "Sesungguhnya segala simpulan (tali pengikat) tipudaya hamba telah mereka leraikan (Maka sabda Rasulullah S.A.W. yang bermaksud Barangsiapa solat 5 waktu, maka dia akan mendapat 5 perkara (1) Tidak akan terkena pada dirinya kefakiran (kemiskinan), (2) Diangkatkan darinya siksa kubur oleh Allah S.W.T., (3) Dianugerahi orang itu dengan kitab tulisannya (perbuatan di dunia) pada sebelah kanan (pihak yang selamat), (4) Melalui titian (Siraatal Mustaqiim) di atas neraka sepantas kilat, (5) Dimasukkannya Allah SWT ke dalam syurga tanpa sebarang hisab dan tanpa sebarang siksaan. 

Sabda Rasulullah S.A.W. lagi yang bermaksud Solat lelaki berjemaah lebih baik daripada solat 40 tahun di rumahnya seorang diri dan solat berjemaah itu mendapat 27 darjat - serta solat berjemaah di rumahnya bersama anak (anak) dan isterinya akan mendapat pahala haji dan umrah ) 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Jika umatku berselawat ke atas ku, bagaimanakah keadaanmu? 

raja iblis : "Mereka telah membelah muka hamba disebabkan ingatan kuat terhadap Tuan Hamba (Maka sabda Rasulullah S.A.W. yang bermaksud Barangsiapa berselawat ke atasku, maka para Mailaikat akan memohon diampunkan (segala dosanya) dia dan dia adalah sebahagian daripada isi syurga 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Jika umatku bersolat Hari Raya di masjid, bagaimanakah keadaanmu? Kerana Tuhanku yang Maha Besar telah berfirman - Hai sekelian Malaikat! Saksikanlah olehmu bahawa sesungguhnya telah Aku ampunkan sekelian dosa umat Muhammad, lelaki dan wanita/perempuan, Maka apabila telah selesai dari solat dan khutbah dibacakan, maka Firman Allah SWT Hai umat Muhammad! Pulanglah kamu ke rumah masing-masing, sesungguhnya Aku telah mengampunkan dosa kamu yang terdahulu dan yang kemudian dan Aku telah gantikan dosamu itu dengan kebajikan! 

raja iblis : "Ya Rasulullah! Apabila umat Tuan Hamba pergi (untuk) bersolat Hari Raya, maka hamba sangat berdukacita dan kesal. Maka hamba pun menjerit sehingga datang sekelian bala tentera hamba dan (mereka) bertanya Hai raja kami! Siapakah yang engkau marah? Adakah ianya (puncanya) dari langit atau dari bumi? Perintahkanlah kami sekelian pergi membinasakan barang di langit dan di bumi. Maka hamba menjawab Hai bala tenteraku! Apa yang menyebabkan aku berdukacita ialah kerana Allah SWT telah mengampuni umat Muhammad pada Hari Raya ini. Wahai sekelian bala tenteraku! Tidakkah kamu mengetahui bahawa Allah SWT telah memberkati puasa umat Muhammad? Dan Tuhan amat mengasihi dan mengasihani mereka dengan penuh rahmat serta diperkenankan segala doa mereka dan diampunkan segala kesalahan mereka? Wahai tenteraku! Hendaklah kamu goda mereka itu supaya malas beramal ibadat dan resah dengan berjalan ke sana dan kemari serta asyik berjudi serta bersukaria memuaskan nafsu dengan mengerjakan maksiat supaya datang kemurkaan Tuhan ke atas mereka itu dan ditimpakan bala ke atas mereka kerana dengan demikian, akan membawa kesenangan di dalam hatiku. Maka berangkatlah sekelian bala tentera iblis syaitan untuk mengganggu umat Muhammad 

RASULULLAH S.A.W: "Jika umatku membaca doa akhir tahun (Hijrah), bagaimanakah keadaanmu? 

raja iblis : "Telah bersusah payah hamba menggoda mereka sepanjang tahun, tiba-tiba mereka membaca doa (yang hanya) mengambil masa yang sedikit, maka lemahlah hamba lalu hamba menyapu dengan tanah (dan berkata), aduhai, celaka betapa malang dan celaka diriku dengan kerugian, maka hamba pun berpaling (dan) pergi (Doa Hujung Tahun AllaaHomma maa amiltu min amalin fii HaaziHissanati mimmaa nahaitanii anHu, walam tar Dhahu walam tan sahu, wahamilta alaiyya ba da qud rotika alaa, uquubatii, wada autanii ilattaubati ba da jur aatii alaa ma Siatika, fainnii astaghfiruka faghfirlii waHablii min amalin tarDhahu, wa wa datanii alaihitsawwaab ) 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Jika umatku membaca doa awal tahun, bagaimanakah keadaanmu? 

raja iblis : "Ya NabiyUllah! Putuslah harapan hamba, kerana barangsiapa membaca doa awal tahun, (maka) Tuhan memerintahkan dua Malaikat supaya membakar buku kesalahan hambanya dan dituliskan kebajikan di dalam (buku kebajikan) disebabkan orang yang membaca doa ini . (Doa Awal Tahun AllaaHomma antal abdiyyulQadiim,waHaaziHi sanatu jadiidatun, as aluka fiihal iSmata minassyaiTooni wa au liyaa ihi. Wal au na alaa Haa dzihiinnafsil ammaarati bissuu wal ish ti ghaala bisaa yuQorribunii ilaika yaa Kariim ) 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Siapakah yang menyokong engkau? 

raja iblis : "Orang yang tidak bertaubat atas dosanya dan suka ketawa ketika berbuat dosa berkenaan. Ya NabiyyUllaah! Telah hamba binasakan ramai manusia dengan (menggoda mereka) mengerjakan dosa daripada berbagai-bagai (jenis) maksiat, maka hamba gembira. Tiba-tiba, mereka mengucapkan kalimah-kalimah Laa ilaa Ha illAllaah dan istighfar, maka binasalah hamba, kerana pada masa hamba dibuang ke dunia (dulu), hamba mengembara sambil bersiul-siul dan orang yang bersiul itu adalah penghibur iblis syaitan, tetapi orang yang azan itu adalah penghalau iblis syaitan, kerana para Malaikat akan hadir bersolat bersama-sama dengan mereka . 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Sekarang apalah kesudahan ikhtiar engkau di atas umatku, kerana aku telah dibangkitkan oleh Tuhan ke dunia ini bagi menyelamatkan sekelian bani Adam daripada kufur kepada iman, daripada gelap gelita kepada terang benderang?! 

Maka iblis pun mengangkat kepalanya ke hadhirat Tuhan dan berkata Yaa Rabbi! Demi kemuliaan Engkau, sentiasalah hamba akan berusaha dengan bersungguh-sungguh pada menarik sekelian anak Adam kepada berbagai-bagai jalan maksiat selama ada nyawa di tubuh mereka, hamba jadikan pemuda dan wanita bercampur dan berkenalan, supaya hamba dapat mencelah di dalamnya. (Maka) Datanglah Firman Allah SWT : Hai mala un, Demi Kebesaran dan KetinggianKu, bahawa Aku sentiasa bersedia untuk mengampuni dosa umat Muhammad selagi mereka itu memohon ampun kepadaKu 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Apa lagi yang engkau musykilkan? 

raja iblis : "Ya Rasulullah! Bahawasanya hamba sangat ajaib (hairan) melihat dua macam hal sekelian hamba Allah SWT iaitu (1) Mereka itu mengaku kasihkan Tuhan, walhal mereka itu taatkan hamba dan berbuat maksiat, (2) Mereka itu sangat marah kepada hamba, tetapi mereka menurut hasutan hamba. 

(Maka) Datanglah Firman Allah SWT: Hai mala un! Demi Kemuliaan dan KebesaranKu, Aku anugerahi umat Muhammad (dengan) 2 kebahagiaan : (1) Kasih mereka kepadaKu dijadikan kifarah (penebus dosa) bagi maksiat mereka kerana tipudayamu, dan (2) Kemarahan mereka kepadamu Aku jadikan kifarah (penebus dosa) perbuatan maksiat mereka kepadaKu Maka iblis tercengang-cengang mendengar umat Muhammad yang sangat dikasihi Tuhan GhafuururRahiim yang Maha Mengampuni lagi Maha Mengasihani hambanya dengan limpah rahmatNya. 

Setelah selesai baginda Rasulullah S.A.W. berdialog dengan raja Iblis, maka baginda menghalau iblis dengan sabdanya : Wahai laknatullah! Nyahlah engkau dari hadapanku ini maka iblis pun keluar dengan perasaan yang amat dukacita. Maka hairanlah para sahabat yang hadir dalam majlis berkenaan mendengar tipudaya iblis yang menyelubungi seluruh umat manusia. 

Sabda Nabi S.A.W.: Hai para sahabatku! Ketahuilah olehmu bahawa iblis telah membuat kesalahan atas beberapa sebab : (1) ia engkar dan membantah perintah Tuhan, (2) ia takbur dan besar diri (3) ia berhasad dengki dengan Nabi Adam a.s. (4) Ia menghasut dan mengkhianati (manusia) (dari) seorang kepada seorang (yang lain) seperti yang telah ia ajarkan kepada Qabil dengan tipudayanya sehingga berani Qabil melakukan pembunuhan ke atas saudaranya Habil yang disayangi oleh Nabi Allah Adam a.s. 

Sabda Nabi S.A.W.: Bahawa pada suatu hari, Iblis mengadap Nabi Musa bin Imran a.s. dan berkata : Yaa NabiyuLLaah! Apabila Tuan Hamba bermunajat kepada Allah S.W.T di Bukit Tursina, hamba hendak bertaubat kepada Allah SWT, adakah (taubat) hamba diterimanya? Maka sukacitalah Nabi Musa a.s. mendengarkan iblis yang hendak bertaubat itu lalu baginda menyanggupi permintaan iblis. Setelah tiba di Bukit Tursina, maka berdoalah baginda kepada Allah SWT memohon petunjuk. Maka datanglah Firman Allah S.W.T. : Wahai Musa, kesalahan iblis boleh Ku ampunkan dengan syarat hendaklah ia (iblis) bersujud pada kubur Nabi Adam Maka Nabi Musa a.s. pun menyampaikan firman Allah S.W.T. kepada iblis. 

iblis mengeluh dan berkata Wahai Nabi Musa! Semasa Adam masih hidup pun hamba tidak sudi bersujud kepadanya, inikan pula, Adam telah mati Maka iblis pun beredar. 

Wallahualam.

Sumber/Kredit: Syaikh Muhammad bin Haji Mohd Said, Guru Madrasah Al-Sibyan, Singapura

Iblis Buka Rahsianya Pada Rasullullah SAW (Siri 3)

Iblis Buka Rahsianya Pada Rasullullah SAW (Siri 3)


RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Apakah tipu helah terawal engkau ke atas manusia?" 

raja iblis : Pertama, hamba palingkan iman mereka sehingga terpesong iktikad mereka kepada kekafiran samada pada perkataan, perbuatan, kelakuan dan hati mereka. Namun jika mereka gagal hamba pesongkan, hamba akan berusaha menarik mereka kepada jalan yang mengurangkan pahala supaya lama-kelamaan, mereka akan terjerumus juga mengikut kemahuan hamba 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Apabila umatku mendirikan solat, bagaimanakah keadaan engkau?" 

raja iblis : "Itulah sebesar-besar kesusahan kepada hamba. Gementarlah seluruh badan hamba dan lemahlah tulang sendi hamba, maka pada waktu itu, hamba menyuruh puluhan syaitan iblis menggoda setiap orang yang hendak bersolat menerusi anggotanya supaya malas bersolat dan hatinya supaya was-was dalam solatnya serta terlupa bilangan rakaatnya. Mereka juga akan bimbangkan pekerjaan dunia dan hatinya hendak cepat-cepat menamatkan solatnya. Sesetengah iblis masuk ke dalam mata orang yang hendak bersolat supaya ia tidak kusyuk dalam solatnya sehingga mereka berpaling atau menjeling ke kanan dan kiri semasa solat. (Maka) tidaklah tetap hatinya serta hilanglah kusyuknya. Sesetengah iblis memasuki telinga orang yang bersolat supaya memasang telinga mendengar perbualan orang, bunyi-bunyian dan sebagainya - yang sia-sia belaka. Sesetengah iblis duduk pada belakangnya supaya orang yang bersolat itu tidak berupaya lama-lama semasa bersujud atau bertahiyyat. Di dalam hatinya sering bekehendakkan agar solatnya segera tamat dan ini tentunya akan mengurangkan pahala solat. Jika sekelian iblis berkenaan gagal menggoda seperti yang demikian, nescaya mereka akan hamba hukum seberat-beratnya. 

RASULULLAH S.A.W: "Jika umatku membaca Al-Qur an kerana Allah, apakah yang engkau rasa?" 

raja iblis : "Jika mereka membaca Al-Qur an kerana Allah, maka terbakarlah tubuh hamba serta putus-putus segala urat hamba, maka larilah hamba dari mereka. 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Jika umatku mengerjakan haji kerana Allah, apakah yang engkau rasa?" raja iblis : "Telah binasalah diri hamba dan gugurlah tulang hamba kerana mereka telah menyempurnakan rukunnya. 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Jika umatku berpuasa kerana Allah, apakah yang engkau rasa?" 

raja iblis : "Ya Nabi Allah, inilah suatu bencana yang besar bahayanya terhadap hamba kerana apabila masuk malam awal Ramadan, maka memancarlah nur Arasy dan Kursiy serta segala Malaikat menyambut dengan gembiranya. Bagi orang-orang yang berpuasa mendapat sebesar-besar anugerah Allah SWT yang Maha Pengampun segala dosa yang telah lalu serta digantikan pula dengan pahala yang amat besar serta tiada ditulis segala kesalahannya selama ia berpuasa. Tambahan pula yang menghancurkan hati hamba ialah segala isi langit, bulan dan bintang serta Malaikat sehinggalah burung-burung dan ikan-ikan laut dan air tawar juga tiap-tiap yang bernyawa di atas muka bumi mendoakan siang dan malam memohon ampun bagi orang-orang yang berpuasa. 

raja iblis : Satu lagi setinggi-tinggi kemuliaan orang yang berpuasa ialah Tuhan menjadikan 1000 kemerdekaan dari azab neraka pada setiap hari dalam Bulan Ramadan, segala pintu neraka ditutup, segala pintu syurga dibuka, angin/bayu syirah yang amat lembut berhembusan ke dalam syurga. Maka pada hari mulanya umat Tuan Hamba berpuasa, datanglah segala bala tentera Malaikat yang garang tanpa mengira lawannya menangkap hamba dengan perintah Tuhan serta ditangkapnya segala bala tentera hamba iaitu jin, syaitan dan ifrit serta dipasung kaki tangannya dengan besi panas - dan dirantainya hamba sekeliannya serta dibenamkan ke dalam bumi yang amat dalam dan ditambah pula dengan beberapa azab sengsara sehingga selesai ibadat puasa umat Tuan Hamba, baharulah hamba dilepaskan supaya hamba tidak boleh mengganggu mereka. Dan umat Tuan Hamba sendiri telah merasa kesenangan dalam menjalani ibadat puasa sebagaimana mereka bekerja untuk bersahur di waktu tengah malam seorang diri sekalipun tanpa sedikit perlu merasa takut seperti malam-malam yang lain 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Bagaimanakah halnya para sahabatku kepada engkau? 

raja iblis : "Ya Nabi Allah, Adalah sekelian para sahabat Tuan Hamba adalah sebesar-besar seteru kepada hamba, kerana tiada upaya hamba melawan mereka dan tidak ada satu pun tipu daya hamba dapat memasuki mereka, kerana Tuan Hamba pernah berkata Sekelian para Sahabatku adalah umpama bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka nescaya kamu akan mendapat petunjuk Ya Nabi Allah, sekelian para sahabat Tuan Hamba sangat taat mengerjakan perintah Tuan Hamba lagi setia serta bersungguh-sungguh menyiar dan menghebahkan syariat Tuan Hamba kepada sekelian manusia menerusi Al-Qur an dan Al-Hadis. 

raja iblis : Ada pun Sayyidina Abu Bakar As Siddiq bin Abi Qahafah R.A. itu semasa sebelum beliau bersama Tuan Hamba pun, hamba gagal menghampirinya apalagi sekarang beliau telah mendampingi Tuan Hamba. Beliau amat kuat bersaksi di atas kebenaran Tuan Hamba sehingga beliau telah menjadi wazirul a zam dan Tuan Hamba telah berkata bahawa kiranya ditimbang kebajikan Abu Bakar dengan amal kebajikan sekelian isi dunia ini, nescaya lebih beratlah kebajikan Abu Bakar. Tambahan pula, beliau telah menjadi bapa mertua Tuan Hamba dengan mengahwinkan puterinya Sayyidatina Aishah R.A yang sangat hafiz Hadis-Hadis Tuan Hamba. 

raja iblis : Ada pun sahabat Tuan Hamba, Sayyidina Umar Al-Khattab R.A., hamba tidak berani memandang wajahnya kerana beliau sangat tegas dalam menjalankan hukum syariat Tuan Hamba. Jika hamba terpandang wajahnya, maka gementarlah segala tulang sendi hamba kerana tersangat takut kepadanya kerana imannya yang sangat kuat apalagi Tuan Hamba pernah bersabda, Jikalaulah ada lagi Nabi selepas aku, nescaya Umar boleh menggantikannya kerana harapan besar Tuan Hamba ke atasnya. Beliau juga mampu membezakan iman dan kafir sehingga beliau mendapat gelaran Umar Al-Faruk . 

raja iblis : Ada pun sahabat Tuan Hamba, Sayyidina Osman Al-Affan itu lebih-lebih lagi tidak dapat hamba hampiri kerana lidahnya sentiasa bergerak membaca Al-Qur an, siang, malam, pagi dan petang. Dialah penghulu segala orang yang sabar dan penghulu segala syuhada dan menjadi menantu Tuan Hamba sebanyak 2 kali. Kerana ketaatannya, beliau dikunjungi oleh para Malaikat dengan penuh hormat kerana sangat malunya Malaikat kepada beliau. Tuan Hamba telah berkata, Barangsiapa menulis BismillaahirRahmaanirRahiim pada kitab-kitab atau kertas-kertas dengan dakwat merah, nescaya mendapat pahala baginya seperti pahala syahid Sayyidina Osman. 

raja iblis : Ada pun sahabat Tuan Hamba, Sayyidina Ali bin Abi Talib R.A., hamba sangat takut kepadanya kerana kehebatan kelakuannya serta kedahsyatan melihat keperkasaannya di medan peperangan merempuh segala musuhnya. Maka apabila iblis, syaitan dan jin memandang wajah Sayyidina Ali, nescaya terbakar kedua biji mata mereka kerana beliau sangat kuat mengerjakan perintah Tuhan serta beliau adalah julung-julungnya kanak-kanak yang memeluk Islam serta enggan menundukkan kepala kepada sebarang berhala, sebab itulah beliau digelar Ali KarimahullahuWajhah dan Harimau Allah . Tuan Hamba pernah bersabda, Akulah negeri segala ilmu dan Ali adalah pintunya . Tambahan pula, beliau telah menjadi menantu tuan hamba, maka terlebihlah ngeri hamba kepadanya. 

RASULULLAH S.A.W: "Bagaimanakah tipudaya engkau terhadap umatku? 

raja iblis : "Adalah umat Tuan Hamba ada tiga golongan (1) Seperti air hujan turun dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan lagi banyak manfaatnya dan pertolongan kepada lainnya iaitu guru-guru yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah SWT dan menjauhi segala tegahanNya dan kata (Malaikat) Jibril A.S., Adapun ulama itu pelita dunia dan pelita akhirat.

raja iblis : (2) Umat Tuan Hamba itu seperti tanah iaitu orang (yang) sabar, bersyukur dan redha akan kurnia Tuhan kepadanya serta beramal soleh dan bertawakkal kepada Allah dan banyak berbuat kebajikan, dan (3) Umat Tuan Hamba itu keadannya seperti Fir aun yang terlampau tamak dengan harta dunia (dan) dihilangkan amal (perbuatan) akhirat. Maka (dengan) sukacitalah hamba kepada mereka (umat ke 3) lalu hamba masuk ke dalam tubuh mereka, hamba putarkan hati mereka menuju ke lautan derhaka. Apabila telah kekal atas jalan kejahatan, hamba tarik ke mana (sahaja) sesuka hati hamba, jadi sentiasalah mereka bimbangkan dunia dan tidak suka menuntut ilmu, dijadikan dirinya tiada kelapangan untuk beramal, tidak mengeluarkan zakat hartanya 

raja iblis : dan sesetengah (golongan) yang miskin (yang) hendak beribadat, hamba goda mereka (supaya) meminta kekayaan terlebih dahulu, maka apabila disampaikan Tuhan akan hajatnya untuk mendapatkan kesenangan, maka (hamba) lupakan mereka dari beramal, tidak mahu mengeluarkan zakat harta mereka ibarat Qarun dengan mahligainya dan diri mereka serta harta benda mreka habis terbenam ke dalam bumi kerana mereka tidak mahu membelanjakan (harta mereka) pada jalan-jalan kebajikan dan jika terkena kesakitan, mereka tidak sabar, mereka sentiasa bimbangkan harta mereka dan sesetengah dari mereka yang kaya asyik dengan perebutan dunia, bercakap besar kepada sesama Islam dan benci dan menghina golongan miskin. Mereka gemar mengeluarkan harta mereka kepada jalan-jalan maksiat dan menaburkan harta mereka kepada perempuanperempuan jahat dan tempat-tempat judi dan (majlis) tarian. 

RASULULLAH S.A.W: "Siapa pula yang sama (tarafnya) seperti engkau? 

raja iblis : "Orang-orang yang meringankan syari at Tuan Hamba dan membenci orang-orang yang mempelajari Islam. 

RASULULLAH S.A.W: "Siapakah pula yang memberikan cahaya pada muka engkau? 

raja iblis : "Orang-orang yang berdosa dan bersumpah bohong dan (menjadi) saksi pembohong serta memungkiri janji. 

RASULULLAH S.A.W: "Apa pula rahsia engkau terhadap umatku? 

raja iblis : "Jika seorang muslim ingin membuang air besar (ke tandas), jika tidak membaca doa kepada Allah SWT untuk mohon perlindungan daripada syaitan, nescaya hamba lumurkan najis itu ke tubuhnya tanpa disedari. (Inilah doanya sebelum sampai ke tandas - Bismillahi AllaHomma Innii a uu dzubikaminal khubusi wal khobaa is jika masuk ke tandas, dahulukanlah kaki kiri dan jika keluar dari tandas dahulukan pula kaki kanan dan apabila jauh empat-lima langkah daripada tandas, dibaca di dalam hati GhufraanakalhamdulillaaHilladzii azHaba annil azaa wa aafinii dan apabila selesai bersuci dibacakan doa AllaaHumma ToHHir Qalbii minnifaaqi wahaSSin farjii minal fawaa hi shi ) Maka jika dibacakan doa-doa tersebut, larilah hamba daripadanya 

RASULULLAH S.A.W: "Hai iblis! Jika umatku berjimak dengan isterinya, bagaimanakah keadaan engkau?

Nantikan Sambungan: "Iblis Buka Rahsianya Pada Rasullullah SAW (Siri 4 - Akhir)"
Please Subscribe my youtube channel. Tq.

Translate

CLOSE