TANDA-TANDA KEDATANGAN AL-MAHDI

TANDA-TANDA KEDATANGAN AL-MAHDI

Sebagai umat muslim yang beriman kita wajib yakin terhadap rukun iman, rukun islam, dan fungsi agama. Termasuk di dalamnya percaya akan datangnya hari akhir. Yakni hari dimana dunia menjadi hancur dan musnah, serta semua makhluk hidup dimatikan oleh Allah Ta’ala. Kiamat menurut islam tidak terjadi secara serta-merta. Namun diawali dengan berbagai macam tanda. Salah satu tanda-tanda kiamat besar adalah datangnya Imam Mahdi.

Imam Mahdi bukanlah sebuah nama, melainkan gelar. Yang mana “Imam” berarti pemimpin dan “Mahdi” berarti orang yang memperoleh petunjuk. Dalam arti beliau adalah seseorang yang baik agamanya dan menjadi pemimpin bagi umat muslim di akhir zaman.

Berikut ini tanda-tanda kedatangan Imam Mahdi berdasarkan dalil-dalil agama:

Muncul di akhir zaman, saat tampak kerusakan di bumi

Imam Mahdi tidak akan muncul hingga menjelang kiamat. Kiamat sendiri adalah rahasia Allah Ta’ala. Tidak ada seorangpun yang tahu kapan datangnya kiamat. Tapi dijelaskan dalam dalil bahwa mendekati kiamat bumi mengalami kerusakan. Ini bisa berarti bencana alam yang terjadi terus-menerus, seperti longsor, banjir, gempa bumi, gunung meletus dan sebagainya. Selain itu umat manusia juga melakukan perselisihan dan peperangan tanpa henti. Nah, disaat demikianlah Imam Mahdi akan muncul.

“Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan penuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR. Ahmad)

Kondisi Umat Islam Terasing

Pada akhir zaman kondisi umat islam menjadi terasing kembali, sama seperti saat pertama kali muncul.Pada saat islam mulai pudar inilah Imam Mahdi akan datang menyelematkan umat manusia menuju jalan kebenaran.

Kemunculan Bintang Berekor

Salah satu tanda-tanda kiamat sudah dekat adalah kemunculan bintang berekor. Dan apabila ini sudah terjadi dengan diikuti tanda lainnya, maka kemungkinan Imam Mahdi juga akan segera datang.

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Abdullah bin Abu Malikah, ia berkata: “Pada suatu pagi saya pergi kepada Ibnu Abbas. Maka ia berkata: “Malam tadi aku tidak dapat tidur sampai pagi.” aku bertanya: Apa sebabnya.” Beliau menjawab: “Karena orang-orang berkata bahwa bintang berekor sudah terbit, maka saya cemas akan kedatangan asap (dukhan) yang sudah mengetuk pintu, sehingga saya tidak dapat tidur sampai pagi”.

Kondisi Sungai Eufrat Mengering

Dalam suatu riwayat Muslim dijelaskan bahwa tanda menjelang kiamat menurut Islam adalah kondisi sungai eufrat mengering dan peperangan terjadi dimana-mana.

“Sudah dekat suatu masa di mana sungai Eufrat akan menjadi surut airnya lalu ternampak perbendaharaan daripada emas, maka barang siapa yang hadir di situ janganlah ia mengambil sesuatu pun daripada harta itu.” (HR Bukhari dan Muslim).

Imam Mahdi Memiliki Nama Seperti Rasulullah

Seperti yang dijelaskan dalam hadist shahih bahwa salah satu ciri Imam Mahdi adalah beliau memiliki nama seperti nama Rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam.

“Andaikan dunia tinggal sehari sungguh Allah akan panjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya seorang lelaki dari ahli baitku namanya serupa namaku dan nama ayahnya serupa nama ayahku (Muhammad bin Abdullah) . Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan.” (HR. Abu Dawud)

Imam Mahdi adalah orang Arab

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadist bahwa Imam Mahdi datang dari Negara Arab, dan beliau adalah keturunan anak cucu Nabi Muhammad shalla llahu ‘alaihi wa sallam.

“Al-Mahdi berasal dari umatku, dari keturunan anak cucuku.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim).

Fisik Imam Mahdi berkening lebar dan hidung mancung

“Al-Mahdi berasal dari umatku, berkening lebar, berhidung panjang dan mancung. Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi ini) sebelum itu dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan, dan ia (umur kekhalifahan) berumur tujuh tahun.” (HR. Abu Dawud dan al-Hakim) ”
Imam Mahdi keturunan Rasul

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Imam Mahdi bernama Muhammad bin Abdullah Al Alawi Al Fatimi Al Hasani.” (Al Fitan wa Malahim: 29). Yang mana disimpulkan oleh As Samhudi bahwa Imam Mahdi adalah keturunan Fatimah.

Dalam hadist disebutkan: “Imam Mahdi dari keluargaku dari putra fatimah.” (HR.Abu Dawud). Ini berarti Imam Mahdi bisa berasal dari keturunan Hasan bin Ali bin Abu Thalib yang merupakan putra Fatimah Az-Zahra dengan Ali bin Abi Thalib.
Imam Mahdi muncul di Madinah setelah kematian seorang pemimpin

Dijelaskan dalam suatu riwayat bahwa Imam Mahdi akan muncul di Madinah setelah perselisihan yang terjadi akibat kematian seorang pemimpin.

Dari Ummu Salamah R.A menceritakan: “Akan terjadi suatu perselisihan ketika wafatnya seorang khalifah. Kemudian, seseorang dari penduduk Madinah akan melarikan diri ke Mekkah. Orang-orang Makkah pun mendatanginya dan membawanya keluar, sedangkan ia tidak menyukainya, lalu membaiatnya di antara rukn dan maqām”.

Imam Mahdi muncul membawa harta kekayaan berlimpah

“Pada akhir zaman akan muncul seorang khalifah yang berasal dari umatku, yang akan melimpahkan harta kekayaan selimpah-limpahnya. Dan ia sama sekali tidak akan menghitung-hitungnya.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Berjuang membangkitkan agama Islam

Tanda-tanda kedatangan Imam Mahdi selanjutnya adalah hadirnya sosok yang menegakan agama islam. Menurut Rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam, Imam Mahdi datang dengan membawa petunjuk yang lurus. Beliau memerangi kemungkaran dan berusaha membawa umat muslim dari kegelapan menuju cahaya.
Dibai’at oleh penduduk Mekkah secara paksa di depan Ka’bah

“Akan terjadi perselisihan setelah wafatnya seorang pemimpin, maka keluarlah seorang lelaki dari penduduk Madinah mencari perlindungan ke Mekkah, lalu datanglah kepada lelaki ini beberapa orang dari penduduk Mekkah, lalu mereka membai’at Imam Mahdi secara paksa, maka ia dibai’at di antara Rukun dengan Maqam Ibrahim (di depan Ka’bah). Kemudian diutuslah sepasukan manusia dari penduduk Syam, maka mereka dibenamkan di sebuah daerah bernama Al-Baida yang berada di antara Mekkah dan Madinah.” (HR Abu Dawud).

Imam Mahdi muncul selama 7 tahun, 8 tahun atau 9 tahun

“Sungguh, bumi ini akan dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Dan apabila kezhaliman serta kesemena-menaan itu telah penuh, maka Allah SWT akan mengutus seorang laki-laki yang berasal dari umatku, namanya seperti namaku, dan nama bapaknya seperti nama bapakku. Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi) telah dipenuhi sebelum itu oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Di waktu itu langit tidak akan menahan setetes pun dari tetesan airnya, dan bumi pun tidak akan menahan sedikit pun dari tanaman-tanamannya. Maka ia akan hidup bersama kamu selama 7 tahun, atau 8 tahun, atau 9 tahun.” (HR. Thabrani).
Datang Setelah kemunculan Dajjal

Dalam beberapa riwayat menceritakan bahwa Imam Mahdi muncul setelah bumi kedatangan Dajjal. Dajjal adalah manusia dari turunan Adam A.S. yang memiliki kekuatan luar biasa. Ia berjalan ke seluruh penjuru bumi untuk menebarkan fitnah, kecuali kota Mekkah dan Madinan yang tidak bisa ia masuki. Sebuah hadist menjelaskan bahwa Dajjal keluar dari kawasan Iran Timur.
Diikuti turunnya Nabi Isa A.S

Kemunculan Imam Mahdi di bumi nantinya akan diikuti oleh turunnya Nabi Isa As dari langit. Keduanya akan berperang menghancurkan kedzaliman dan melawan Dajjal. Lalu Allah Ta’ala menjajinkan kemenangan terhadap mereka.

“Kalian perangi jazirah Arab dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian Persia (Iran), dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian kalian perangi Rum, dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian kalian perangi Dajjal,dan Allah beri kalian kemenangan.” (HR Muslim).

Setelah wafatnya Dajjal, umat islam menjadi semakin kuat. Mereka membunuh orang-orang musyrik dan para Yahudi. Namun setelah itu, muncullah tentara Ya’juj dan Ma’juj yang jumlahnya sangat banyak dan tidak terkalahkan. Allah Ta’ala memerintahkan Nabi Isa A.S untuk bersembunyi membawa umat muslim menuju gunung At-Thur di Palestina. Sementara Ya’juj dan Ma’juj terus membuat kerusakan hingga akhirnya dimatikan oleh Allah lewat penyebaran penyakit dari hama serangga.

Bilakah Nabi menikahi Aisyah?

Sebahagian besar riwayat yang menceritakan hal ini terdapat dalam hadis di mana keseluruhannya hanya diriwayatkan oleh Hisham bin Urwah.

Asal periwayatan ini adalah daripada orang Iraq, di mana Hisham tinggal di sana dan pindah dari Madinah ke Iraq pada usia tua iaitu 71 tahun.

Menurut Ya’qub bin Syaibah: “Hisham seorang perawi yang dipercayai, riwayatnya dapat diterima, kecuali apa-apa yang dia ceritakan setelah dia berpindah ke Iraq”.

Dalam pernyataan yang lebih lanjut dinyatakan bahawa Malik bin Anas menolak riwayat Hisham yang dicatat daripada orang Iraq: “Saya pernah diberitahu bahawa Malik menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq”. (Tahzib al-Tahzib, Ibn Hajar Al-Asqalani, Dar Ihya al-Turath al-Islami jil.2 hlm. 50).

“Ketika mencapai usia tua, ingatan Hisham semakin berkurangan”. (Mizan al-I’tidal, Al-Zahabi, Al-Maktabah al-Athriyyah, Pakistan, Jil. 4, hlm. 301).

Justeru, berdasarkan pernyataan dan sumber di atas, Hisyam mengalami masalah ingatan atau ingatannya kurang baik setelah dia berpindah ke Iraq dan periwayatannya diragui.

Sehingga riwayatnya mengenai umur pernikahan Aisyah adalah tidak tepat. Adapun pandangan mengatakan umur itu terlalu muda dan ia sebenarnya dijadikan bahan oleh golongan kuffar sebagai propaganda menjauhkan umat Islam kepada Rasulullah SAW.

Pertanyaan seperti ini akan mudah menipu bagi orang-orang yang awam mempercayainya. Sehingga, orang yang lemah imannya akan mudah goyah keimanannya dan kecintaannya kepada Rasulullah SAW.

Dalam sejarah hidup Rasulullah disebutkan bahawa Aisyah dan Hafsah adalah puteri-puteri dua orang pembantu karibnya, Abu Bakar dan Umar.

Faktor inilah yang membuat Rasulullah memeterai ikatan dengan kedua-dua puteri Abu Bakar dan Umar.

Rasulullah meminang Aisyah melalui Abu Bakar tatkala Aisyah berusia sembilan tahun dan dibiarkannya selama dua tahun sebelum perkahwinan dilangsungkan (11 tahun).

Hal ini diperkuat lagi melalui perkahwinan Rasulullah dengan Hafsah binti Umar yang juga bukan kerana dorongan nafsu, dengan ayahnya sendiri sebagai saksi.

Peristiwa ini jelas menunjukkan kepada kita bahawa Rasulullah mengahwini Aisyah atau mengahwini Hafsah bukan kerana cintanya atau kerana dorongan berahi, tetapi bertujuan memperkukuhkan tali persaudaraan Islam yang baru terbina dalam diri dua orang pembantu dekatnya (Abu Bakar dan Umar).

Justeru pendapat yang mengatakan bahawa Rasulullah mengahwini Aisyah pada umur enam tahun adalah pendapat yang tidak benar dan tidak tepat.

Menurut Tabari (juga menurut riwayat Hisham bin ‘Urwah, Ibn Hanbal and Ibn Saad), Aisyah dipinang pada usia tujuh tahun dan mulai berumah tangga pada usia sembilan tahun. Tetapi, di bahagian lain, Al-Tabari mengatakan: “Semua anak Abu Bakar (empat orang) dilahirkan pada zaman Jahiliah daripada dua isterinya”. (Tarikh al-Umam wa al-Mamluk, Al-Tabari jil. 4 hlm. 50, Dar al-fikr, Beirut, 1979).

Jika Aisyah dipinang 620M (Aisyah berumur tujuh tahun) dan berumah tangga tahun 623/624 M pada usia sembilan tahun, ini menunjukkan bahawa Aisyah dilahirkan pada tahun 613 M.

Berdasarkan tulisan Al-Tabari, Aisyah seharusnya dilahirkan pada 613M, iaitu tiga tahun sesudah zaman jahiliah (610M).

Al-Tabari juga menyatakan, Aisyah dilahirkan pada zaman jahiliah. Jika Aisyah dilahirkan pada zaman jahiliah, sewajarnya Aisyah berumur sekurang-kurangnya 14 tahun sewaktu dinikahkan. Tetapi al-Tabari turut mengalami pertentangan dalam riwayatannya.

Menurut Ibn Hajar: “Fatimah dilahirkan ketika Kaabah dibangunkan semula, ketika Nabi SAW berusia 35 tahun. Usia Fatimah lima tahun lebih tua daripada Aisyah”. (Al-Isabah fi Tamyiz al-Sahabah, Ibn Hajar al-Asqalani, jil.4,hlm. 377, Maktabat al-Riyadh al-Haditha: 1978).

Jika pendapat Ibn Hajar adalah yang tepat, Aisyah dilahirkan ketika Nabi berusia 40 tahun. Jika Aisyah dinikahkan oleh bapanya pada saat usia baginda 52 tahun, usia Fatimah sekurang-kurangnya 17 tahun, maka usia Aisyah ketika berkahwin adalah 12 tahun.

Melalui pernyataan Ibn Hajar, Tabari, Ibn Hisham, dan Ibn Hanbal menunjukkan riwayat mengatakan bahawa Aisyah berkahwin dengan Rasulullah ketika berusia enam tahun adalah tidak benar. Ia adalah fitnah dan tuduhan tidak berasas yang sengaja dilontarkan golongan yang hendak mengganggu-gugat kredibiliti Rasulullah sebagai insan terbaik pilihan Allah di dunia ini.

Menurut Abdul Rahman bin Abu al-Zinad: “Asma lebih tua 10 tahun berbanding Aisyah”. (Siyar A’lam al-Nubala, Al-Zahabi, Jil. 2, hlm. 289, Mu’assasat al-Risalah, Beirut, 1992).

Menurut Ibn Kathir: “Asma lebih tua 10 tahun daripada adiknya Aisyah”. (Al-Bidayah wa al-Nihayah, Ibn Kathir, Jil.8, hlm. 371,Dar al-Fikr al-Arabi, 1933).

Menurut Ibn Hajar Al-Asqalani: “Asma hidup sehingga usia 100 tahun dan meninggal pada 73 atau 74 H”. (Taqrib al-Tahzib, Ibn Hajar Al-Asqalani, hlm. 654, Bab Fi al-Nisa’, al-Harf al-Alif, Lucknow) Menurut sebahagian besar ahli sejarah, Asma, saudara tertua daripada Aisyah berbeza usia sebanyak 10 tahun. Jika Asma wafat pada usia 100 tahun pada tahun 73 H, Asma seharusnya berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (622M).

Jika Asma berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (ketika Aisyah berumah tangga), Aisyah seharusnya berusia 17 atau 18 tahun. Jadi, Aisyah, berusia 17 atau 18 tahun ketika hijrah pada tahun di mana Aisyah berkahwin. Berdasarkan pendapat Ibn Hajar, Ibn Katir, dan Abdul Rahman bin Abu al-Zinad, usia Aisyah ketika berkahwin dengan Rasulullah adalah 19 atau 20 tahun.

Justeru, melalui pendapat ini juga menolak pendapat yang mengatakan bahawa Aisyah bernikah dengan Rasulullah ketika berusia enam tahun.

Kesimpulannya, riwayat (Hisham bin Urwah) yang mengatakan bahawa Aisyah berkahwin dengan Rasulullah ketika berusia enam tahun tidak benar dan bertentangan dengan riwayat-riwayat lain.

Selain itu, tiada alasan kuat untuk menerima riwayat Hisham bin Urwah sebagai riwayat yang boleh dipercayai kerana Hisyam mengalami masalah ingatan atau ingatannya kurang baik setelah dia berpindah ke Iraq dan periwayatannya diragui.

Seterusnya bertentangan dengan pernyataan-pernyataan ulama lain seperti yang telah dikemukakan. Golongan kuffar dan seumpama mereka sentiasa mencari ruang-ruang kosong dalam agama Islam sebagai bahan fitnah dan propaganda mereka.

Sebagai umat Islam yang sentiasa memandang dan mempertahankan baginda sebagai ikon dan insan teladan, kita perlu bangkit menepis fitnah daripada golongan kuffar dan terpengaruh dengan tipu helah mereka.

Sesungguhnya perkahwinan Rasulullah bersama-sama para isterinya merupakan sebuah perkahwinan yang suci yang tidak berasaskan hawa nafsu dan perkara duniawi.

Malah perkahwinan baginda terbina di atas landasan iman dan Islam sebagai suri tauladan buat umat Islam sejagat.

Wallahu a’lam.

Translate

CLOSE