kepada Ali, Fatimah berkata bahawa saat-saat kematiannya sudah dekat. Namun, Fatimah menghibur suaminya agar jangan bersedih dan supaya menjaga anak-anak mereka. Fatimah juga berpesan setelah meninggal nanti dia tidak ingin dikuburkan dengan upacara pemakaman.
Lantaran waktu solat tiba, Ali berangkat ke masjid. Saat Ali tidak ada itulah Fatimah menghembuskan nafas terakhirnya. Kedua putra mereka, Hasan dan Husin bergegas menyusul Ali ke masjid untuk mengabarkan duka wafatnya Fatimah Azzahra.
Mendengar wafatnya Fatimah Azzahra, Ali tak sedarkan diri. Setelah siuman, Ali menuruti pesan terakhir isterinya.
Fatimah dikuburkan secara diam-diam tanpa upacara. Tidak ada warga Madinah tahu selain Ali dan keluarga terdekat.
Disaat Sayyidina Ali Bin Abi Thalib memasukkan jenazah isteri tercintanya Sayyidah Fatimah ke liang lahad, beliau menangis teresak-esak sehingga putranya Sayyidina Hasan berkata "Wahai ayahku, apakah gerangan yang membuatkanmu menangis sedemikian rupa?"
Sayyidina Ali menjawab: "Wahai putraku Hasan, aku teringat pesan datukmu Rasullulah SAW, beliau bersabda: " Kelak jika putriku Fatimah telah tiada wahai Ali, maka akulah yang pertama kali menerima jasadnya di liang lahad."
Dan demi Allah SWT wahai Hasan putraku, aku melihat tangan datukmu Rasulullah SAW menerima jasad ibumu Fatimah. Aku melihat datukmu Rasullulah SAW menciumi wajah ibumu Fatimah.
Sayyidina Ali bin Abi Thalib berkata: " Wahai Rasullulah SAW, kini aku kembalikan amanah yang telah engkau berikan kepadaku. Aku kembalikan belahan jiwamu, yang dimana jika engkau rindu akan syurga, engkau cium wajah suci putrimu "Fatimah Azzahra".
Wallahualam.