Pages

25 Mei 2013

KOLEKSI 3 :SURAT RASULULLAH SAW KEPADA Gabenor Al-Munzir bin Sawa - Bahrain



1 - Surat kepada Gabenor Al-Munzir bin Sawa - Bahrain


Nabi Muhammad s.a.w mengutus risalah kepada al-Munzir bin Sawa pemerintah Bahrain, menyeru beliau kepada Islam. Rasulullah s.a.w memilih al-’Ala’ bin al-Hadhrami untuk menyampaikan risalahnya itu, sebagai jawapan al-Munzir telah menulis kepada Rasulullah s.a.w seperti berikut;

"Ada pun selepas itu wahai Rasulullah, sebenarnya telah pun ku baca bingkisan tuan hamba itu kepada penduduk Bahrain, di antara mereka gemarkan Islam dan kagum dengannya dan sebahagian yang lain membencinya, di bumi ku ini terdapat penganut Majusi dan Yahudi, maka berlaku sesuatu hal di sini mengenai seruan tuan hamba itu."

Rasulullah s.a.w membalas semula kepadanya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang ” Dari Muhammad Utusan Allah kepada al-Munzir bin Sawi salam katas kamu. Maka sesungguhnya kepada Engkau Allah, aku memuji yang tiada Tuhan selainNya dan aku mengaku bahawa Muhammad adalah hambaNya dan pesuruhNya, adapun selepas itu aku mengingatkan kau dengan Allah Azzawajala, maka sesungguhnya sesiapa yang menasihat sebenarnya beliau menasihati dirinya, dan sesiapa yang mentaati ku dan sesiapa yang menasihatkan mereka bererti telah menasihatiku.

Sebenarnya para utusan ku telah pun memuji kau dengan baik, sesungguhnya melalui kamu aku memberi syafaaku kepada kaum kamu, oleh itu biarlah kaum muslimin dengan kebebasan mereka dan pengampunan kamu terhadap pesalah-pesalah, maka terimalah mereka. Sekiranya kamu terus soleh dan baik maka kami tidak akan memecatkan kamu dari tugas dan sesiapa yang masih dengan pegangan Yahudi atau Majusinya ianya wajib membayar jizyah.

KOLEKSI 2 :SURAT RASULULLAH SAW KEPADA Raja Khosrau II @ Chosroes - Parsi (Persia) & Raja Heraklius @ Hercules - Romawi (Byzantines / Rome)


1 - Surat kepada Raja Khosrau II @ Chosroes - Parsi (Persia)



Isi surat

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad utusan Allah untuk Khosrau, penguasa Persia yang agung. Salam bagi orang yang mengikuti petunjuk, beriman kepada Allah dan RasulNya, dan bagi orang yang bersaksi bahawa tidak ada Tuhan kecuali Allah, Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bagi yang bersaksi bahawa Muhammad itu hamba Nya dan utusan Nya. Aku mengajakmu kepada panggilan Allah sesungguhnya aku adalah utusan Allah bagi seluruh manusia supaya aku memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir. Peluklah agama Islam maka kamu akan selamat. Jika kamu menolak maka kamu akan menanggung dosa orang orang Majusi.

Kisahnya

Ketika Rasulullah s.a.w mengirim surat kepada Raja Khosrau II @ Abrawaiz iaitu raja dari Negeri Persia dan menyerunya kepada Islam. Namun ketika surat itu dibacakan oleh Raja itu, dia pun merobeknya sambil berkata, ”Hamba rendahan dari rakyatku menuliskan namanya mendahuluiku."

Ketika berita tersebut sampai kepada Rasulullah s.a.w, baginda pun mengatakan, ”Semoga Allah merobek-robek kerajaannya.”

Doa tersebut dikabulkan. Persia akhirnya kalah dalam perang menghadapi Romawi dengan kekalahan yang menyakitkan. Kemudian dia pun digulingkan oleh anaknya sendiri yakni Syirawaih. Dia dibunuh dan dirampas kekuasaannya.

Seterusnya kerajaan itu kian terobek-robek dan hancur sampai akhirnya ditakluki oleh pasukan Islam pada zaman Khalifah Umar bin Al-Khaththab r.a hingga tidak dapat lagi berdiri.


2 - Surat kepada Raja Heraklius @ Hercules - Romawi (Byzantines / Rome)




Isi surat

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad utusan Allah untuk Heraklius Kaisar Romawi yang agung. Salam bagi siapa yang mengikuti petunjuk. Salain dari pada itu, sesungguhnya aku mengajak kamu untuk memeluk Islam. Masuklah kamu ke agama Islam maka kamu akan selamat dan peluklah agama Islam maka Allah memberikan pahala bagimu dua kali dan jika kamu berpaling maka kamu akan menanggung dosa orang orang Romawi. 

“Katakanlah: Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimah (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahawa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebahagian kita menjadikan sebahagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahawa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. (Surah Aali-Imran : 64) [Sahih Al-Bukhari 1/4,5] 

Kisahnya

Dari Ibnu ‘Abbas .a. katanya Abu Sufyan mengisahkan kepadanya dari mulut Abu Sufyan sendiri cerita berikut: “Pada masa berlangsungnya perjanjian Damai antaraku dengan Rasulullah s.a.w., aku pergi berniaga ke Syam. Ketika itu aku sedang berada di sana, disampaikan orang sepucuk surat dari Rasulullah s.a.w kepada Kaisar Heraklius (Hercules), penguasa Rumawi.

Orang yang membawa surat itu adalah Dihyah Al-Kalbi yang langsung menyerahkannya kepada Penguasa Basrah. Selanjutnya, Penguasa Basrah menyerahkan kepada Hiraklius. Hiraklius lalu bertanya: Apakah di sini terdapat seorang dari kaum lelaki yang mengaku sebagai nabi ini?

Mereka menjawab: Ya! Maka aku pun dipanggil bersama beberapa orang Quraisy lainnya sehingga masuklah kami menghadap Hiraklius. Setelah mempersilakan kami duduk di hadapannya,

Hiraklius bertanya: Siapakah di antara kamu sekalian yang paling dekat nasabnya dengan lelaki yang mengaku sebagai nabi ini? Abu Sufyan berkata: Lalu aku menjawab: Aku.

Kemudian aku dipersilakan duduk lebih dekat lagi ke hadapannya sementara teman-temanku yang lain dipersilakan duduk di belakangku. Kemudian Hiraklius memanggil juru terjemahnya dan berkata kepadanya: Katakanlah kepada mereka bahwa aku akan menanyakan kepada orang ini tentang lelaki yang mengaku sebagai nabi itu. Jika ia berdusta kepadaku, maka katakanlah bahwa ia berdusta.

Abu Sufyan berkata: Demi Allah, seandainya aku tidak takut dikenal sebagai pendusta, niscaya aku akan berdusta. Lalu Hiraklius berkata kepada juru terjemahnya: Tanyakan kepadanya bagaimana dengan keturunan lelaki itu di kalangan kamu sekalian?

Aku menjawab: Di kalangan kami, dia adalah seorang yang bernasab baik. Dia bertanya: Apakah ada di antara nenek-moyangnya yang menjadi raja?
Aku menjawab: Tidak. Dia bertanya: Apa kamu sekalian menuduhnya sebagai pendusta sebelum dia mengakui apa yang dikatakannya? Aku menjawab: Tidak.

Dia bertanya: Siapakah pengikutnya, orang-orang yang terhormatkah atau orang-orang yang lemah?
Aku menjawab: Para pengikutnya adalah orang-orang lemah. Dia bertanya: Mereka semakin bertambah ataukah berkurang?
Aku menjawab: Bahkan mereka semakin bertambah.

Dia bertanya: Apakah ada seorang pengikutnya yang murtad dari agamanya setelah dia peluk karena rasa benci terhadapnya?

Aku menjawab: Tidak.


Dia bertanya:Apakah kamu sekalian memeranginya?
Aku menjawab: Ya.

Dia bertanya: Bagaimana peperangan kamu dengan orang itu?
Aku menjawab: Peperangan yang terjadi antara kami dengannya silih-berganti, terkadang dia mengalahkan kami dan terkadang kami mengalahkannya.

Dia bertanya: Apakah dia pernah berkhianat?
Aku menjawab: Tidak. Dan kami sekarang sedang berada dalam masa perjanjian damai dengannya, kami tidak tahu apa yang akan dia perbuat. Dia melanjutkan: Demi Allah, aku tidak dapat menyelipkan kata lain dalam kalimat jawaban selain ucapan di atas.

Dia bertanya lagi: Apakah perkataan itu pernah diucapkan oleh orang lain sebelum dia?

Aku menjawab: Tidak.

Selanjutnya Hiraklius berkata kepada juru terjemahnya: Katakanlah kepadanya, ketika aku bertanya kepadamu tentang nasabnya, kamu menjawab bahwa ia adalah seorang yang bernasab mulia. Memang demikianlah keadaan rasul-rasul yang diutus ke tengah kaumnya.

Ketika aku bertanya kepada kamu apakah di antara nenek-moyangnya ada yang menjadi raja, kamu menjawab tidak. Menurutku, seandainya ada di antara nenek-moyangnya yang menjadi raja, aku akan mengatakan dia adalah seorang yang sedang menuntut kerajaan nenek-moyangnya.

Lalu aku menanyakan kepadamu tentang pengikutnya, apakah mereka orang-orang yang lemah ataukah orang-orang yang terhormat. Kamu menjawab mereka adalah orang-orang yang lemah. Dan memang merekalah pengikut para rasul.

Lalu ketika aku bertanya kepadamu apakah kamu sekalian menuduhnya sebagai pendusta sebelum dia mengakui apa yang dia katakan. Kamu menjawab tidak. Maka tahulah aku, bahwa tidak mungkin dia tidak pernah berdusta kepada manusia kemudian akan berdusta kepada Allah.

Aku juga bertanya kepadamu apakah ada seorang pengikutnya yang murtad dari agama setelah ia memeluknya karena rasa benci terhadapnya. Kamu menjawab tidak. Memang demikianlah iman bila telah menyatu dengan orang-orang yang berhati bersih.

Ketika aku menanyakanmu apakah mereka semakin bertambah atau berkurang, kamu menjawab mereka semakin bertambah. Begitulah iman sehingga ia bisa menjadi sempurna.

Aku juga menanyakanmu apakah kamu sekalian memeranginya, kamu menjawab bahwa kamu sekalian sering memeranginya. Sehingga perang yang terjadi antara kamu dengannya silih-berganti, sesekali dia berhasil mengalahkanmu dan di lain kali kamu berhasil mengalahkannya. Begitulah para rasul akan senantiasa diuji, namun pada akhirnya merekalah yang akan memperoleh kemenangan.

Aku juga menanyakanmu apakah dia pernah berkhianat, lalu kamu menjawab bahwa dia tidak pernah berkhianat. Memang begitulah sifat para rasul tidak akan pernah berkhianat.

Aku bertanya apakah sebelum dia ada seorang yang pernah mengatakan apa yang dia katakan, lalu kamu menjawab tidak. Seandainya sebelumnya ada seorang yang pernah mengatakan apa yang dia katakan, maka aku akan mengatakan bahwa dia adalah seorang yang mengikuti perkataan yang pernah dikatakan sebelumnya.

Dia melanjutkan: Kemudian Hiraklius bertanya lagi: Apakah yang ia perintahkan kepadamu?

Aku menjawab: Dia menyuruh kami dengan salat, membayar zakat, bersilaturahmi serta membersihkan diri dari sesuatu yang haram dan tercela.

Hiraklius berkata: Jika apa yang kamu katakan tentangnya itu adalah benar, maka ia adalah seorang nabi. Dan aku sebenarnya telah mengetahui bahwa dia akan muncul, tetapi aku tidak menyangka dia berasal dari bangsa kamu sekalian. Dan seandainya aku tahu bahwa aku akan setia kepadanya, niscaya aku pasti akan senang bertemu dengannya.

Dan seandainya aku berada di sisinya, niscaya aku akan membersihkan segala kotoran dari kedua kakinya serta pasti kekuasaannya akan mencapai tanah tempat berpijak kedua kakiku ini.

Dia melanjutkan: Kemudian Hiraklius memanggil untuk dibawakan surat Rasulullah saw. lalu membacanya. Ternyata isinya adalah sebagai berikut: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah, dari Muhammad, utusan Allah, untuk Hiraklius, Penguasa Romawi. Salam sejahtera semoga selalu terlimpah kepada orang-orang yang mau mengikuti kebenaran.

Sesungguhnya aku bermaksud mengajakmu memeluk Islam. Masuklah Islam, niscaya kamu akan selamat. Masuklah Islam niscaya Allah akan menganugerahimu dua pahala sekaligus. Jika kamu berpaling dari ajakan yang mulia ini, maka kamu akan menanggung dosa seluruh pengikutmu.

(Wahai Ahli Kitab, marilah kepada suatu kalimah ketetapan yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita mempersekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain daripada Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri kepada Allah).

Selesai dia membaca surat tersebut, terdengarlah suara nyaring dan gaduh di sekitarnya. Lalu dia memerintahkan sehingga kami pun segera dikeluarkan. Lalu aku berkata kepada teman-temanku ketika kami sedang menuju keluar, Benar-benar telah tersiar ajaran Ibnu Abu Kabasyah, dan sesungguhnya dia benar-benar ditakuti oleh Raja Romawi.

Abu Sufyan berkata: Aku masih terus merasa yakin dengan ajaran Rasulullah s.a.w. bahwa ia akan tersiar luas sehingga Allah berkenan memasukkan ajaran Islam itu ke dalam hatiku. [Hadis 1745 jilid 3 sahih Muslim]


KOLEKSI 1 :SURAT RASULULLAH SAW KEPADA Raja Najasyi @ Negus - Habsyah (Ethiopia) & Raja Al-Muqawqis @ Binyamin - Mesir (Egypt)

Di antara kaedah dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad s.a.w untuk menyebarkan Islam ialah dengan menghantar surat-surat kepada raja-raja dan pemerintah-pemerintah sesebuah negara.



Lewat tahun enam Hijrah, apabila kembali dari Hudaibiyah, Nabi Muhammad s.a.w memutuskan untuk menghantar mesej kepada raja-raja di luar Arab Saudi menyeru mereka kepada Islam. Dalam usaha untuk mengesahkan kelayakan kerasulan beliau, cop mohor perak telah dibuat di mana telah terukir kata-kata: "Muhammad Rasul Allah" (Sahih Al-Bukhari 2 / 872, 873).


Surat-surat itu diterima baik oleh mereka kecuali Raja Parsi yang telah merobek-robek surat selepas membacanya.

Berikut adalah beberapa surat yang ditulis oleh Nabi Muhammad s.a.w kepada raja-raja dan pemerintah di luar Arab Saudi.


1 - Surat kepada Raja Najasyi @ Negus - Habsyah (Ethiopia)






Kandungan Isi surat 

Dari Muhammad utusan Islam untuk An-Najasyi, penguasa Abyssinia (Habsyah / Ethiopia). Salam bagimu, sesungguhnya aku bersyukur kepada Allah yang tidak ada Tuhan melainkan Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengurniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, dan aku bersaksi bahawa Isa putera Maryam adalah roh dari Allah yang diciptakan dengan kalimat Nya yang disampaikan Nya kepada Maryam yang terpilih, baik dan terpelihara. Maka dia hamil kemudian diciptakan Isa dengan tiupan roh dari-Nya sebagaimana diciptakan Adam dari tanah dengan tangan Nya. Sesungguhnya aku mengajakmu ke jalan Allah. Dan aku telah sampaikan dan menasihatimu maka terimalah nasihatku. Dan salam bagi yang mengikuti petunjuk. [Zaadul Ma'ad 3/61].


Kisahnya

Ketika Rasulullah s.a.w menulis surat kepada Raja Najasyi yakni Ashhamah bin Al-Abjar dan menyerunya kepada Islam. Raja An-Najasyi mengambil surat itu, lalu meletakkan ke wajahnya dan turun dari singgahsana. Beliau pun masuk Islam melalui Ja’far bin Abi Thalib r.a.

Beliau lalu mengirimkan surat kepada Rasulullah s.a.w dan menyebutkan tentang keislamannya.Raja Najasyi akhirnya meninggal dunia pada bulan Rejab tahun ke-9 Hijriyyah. Rasulullah s.a.w memberitakan hal itu pada hari wafatnya lalu melakukan solat ghaib untuknya. Beliau juga mengkhabarkan bahawa Raja Najasyi kelak akan masuk syurga.



2 - Surat kepada Raja Al-Muqawqis @ Binyamin - Mesir (Egypt)



Isi surat

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad bin Abdullah utusan Allah, untuk al-Muqawqis penguasa Mesir yang agung. Salam bagi siapa yang mengikuti petunjuk. Selain dari pada itu, aku mengajakmu kepada panggilan Allah. Peluklah agama Islam maka kamu akan selamat dan Allah akan memberikan bagimu pahala dua kali. Jika kamu berpaling maka kamu akan menanggung dosa penduduk Mesir.“


Kisahnya

Setelah al-Muqawqis membaca surat Nabi saw, dia membalas surat baginda dan memberi kepada baginda dua hadiah. Hadiah pertama berupa dua hamba belian bernama Mariah binti Syamu’n al-Qibthiyyah yang dimerdekakan Nabi s.a.w dan menjadi isteri beliau, darinya Rasulullah s.a.w mendapat seorang anak yang diberi nama Ibrahim (wafat semasih kecil), nama ini diambil dari nama moyang beliau Nabi Ibrahim a.s. Dan hamba kedua adiknya sendiri iaitu Sirin binti Syamu’n Al-Qibthiyyah.Hadiah kedua pula berupa kuda untuk tunggangan baginda.